- Guncangan -
"Rishaaa! Risha Risha Risha!" Laura berteriak tepat saat kakinya melangkah keluar dari mobil yang mengantarnya. Gadis itu bahkan sampai diteriaki oleh sang ayah lantaran lupa untuk salaman.
"Apa, sih, Ra. Heboh banget. Mbok hati-hati gitu, lho," omel Risha ketika Laura sudah ada di hadapannya.
Bukannya menggubris, Laura malah buru-buru menarik Risha masuk ke sekolah, dan masuk ke dalam toilet. Tangan gadis itu kemudian terlihat mengambil sesuatu dari dalam tasnya, lalu dengan secepat kilat, ponsel yang layarnya sudah menyala itu kini sudah berada di depan muka Risha.
"Sek sek, Ra. Ini jangan deket-deket, aku nggak liat tulisannya, tau." Risha menjauhkan ponsel Laura dari depan wajahnya. "Ada apa, sih, sebenernya?"
"Coba liat," kata Laura mengabaikan ocehan Risha.
Dahi Risha mengernyit mendengar nada bicara gadis di depannya. Gelagatnya pun terasa aneh. Tidak biasanya Laura bersikap demikian.
Sadar ada yang tidak beres, Risha akhirnya menatap layar menyala yang ada di hadapannya.
Deg!
Mata Risha seketika membulat sempurna. Jantungnya pun ikut berdetak tidak karuan.
Risha menatap Laura yang juga tengah menatapnya. Keduanya saling tatap dengan mulut yang sama-sama bungkam.
"Itu ... beneran, Ris?" tanya Laura akhirnya.
Risha mengalihkan pandangan. Pikirannya mulai berkelana. Risha jadi paham kenapa banyak orang yang menatapnya aneh pagi ini. Ternyata ini sebabnya.
"Ini ... dari siapa?"
"Aku enggak tau." Laura menggeleng. "Pokoknya itu udah rame di SW anak sini dari semalam." Laura mengambil ponselnya dari tangan Risha. Gadis itu seperti tengah mencari sesuatu di sana. "Nih, liat."
Risha kembali mengambil ponsel milik Laura. Lagi-lagi matanya membulat. "Serame ini?"
Gadis yang masih memakai jaket Jeans berwarna maroon itu mengangguk. "Emang kamu nggak liat hp dari semalam?"
Risha tertegun. Gadis itu buru-buru mengaktifkan ponselnya yang baru saja ia cabut dari charger sebelum berangkat tadi. Dirinya ingat sekali, semalam ketiduran setelah kecapean menangis, dan paginya pun langsung ngecas ponsel lantaran baterainya yang sudah sekarat.
Risha mematung setelah melihat story WhatsApp teman-temannya yang sudah penuh dengan poster jual rumah miliknya. Chat-nya pun penuh dengan nomor tidak dikenal lantaran nomornya tercantum di poster itu.
Siapa pelakunya?
Kenapa tega melakukan hal demikian?
Dari mana dia tahu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Kontras
Teen Fiction"Apa yang terlihat, tidak seperti kelihatannya." ━━━━━━━━━━━━━━━ Hati manusia itu rapuh, tetapi sayang. Mereka terlalu munafik. Berkata tidak apa, nyatanya ribuan duri menusuk batinnya. Duri-duri itu menciptakan biasa, yang nyatanya, semakin dibiar...