- Ada Apa? -
🍵🍵🍵
"Bukan hanya narkoba yang bahaya, Nal. Tapi semua. Apa pun itu yang bikin candu dampaknya gak akan baik."
- Ardan Elfata Haroon -
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. "Prat, Ardan di mana?" tanya Risha pada Adam. Cowok itu baru saja selesai menurunkan perlengkapan Barongan dari mobil pick-up.
"Prat-prat, prat-prat. Namaku Adam, woy! Udah potong dua kambing, jangan diganti seenaknya aja!" tukas cowok itu.
Risha memutar bola matanya. "Enakan Damprat!"
"Hu! Dasar ...."
"Udah, woy! Di mana Aron?" potong Risha tidak sabaran.
"Tadi masuk sama ceweknya. Lagi ahem-ahem mungkin."
"Ceweknya?" Risha mengernyit. "Si Lareta ke sini?"
"Mbuh itu cewek namanya siapa. Pokoknya dia ayu," ujar Adam tidak nyambung.
Risha tidak merespons ucapan Adam. Gadis itu masuk ke dalam rumah Ardan begitu saja.
"Lho, ada Risha? Sini, Rish," sapa Lareta. Gadis semampai dengan rambut digerai itu terlihat tengah membuat minuman untuk teman-teman Ardan di luar.
"Eh, iya, Ret. Kamu udah lama di sini?" tanya Risha sambil berjalan mendekati Lareta.
"Baru aja, sih. Soalnya tadi siang aku gak sempet liat Ardan main. Jadi, sekarang aja, deh," ucap gadis itu.
Risha hanya mengangguk-angguk. "Eh, Ardan-nya mana?" tanyanya saat mendapati Ardan tidak ada di sekitar sana.
"Tadi bilangnya mau mandi," ujarnya sambil melirik kamar Ardan. "Ya udah, aku mau keluar dulu, ya. Mau ngasih ini ke anak-anak."
"Oh, iya, Ret."
Setelah berkata demikian, Lareta pun keluar dengan membawa sebuah nampan besar di tangannya.
Risha sendiri, gadis itu langsung berjalan ke arah kamar Ardan. Tangannya bergerak mengetuk pintu kayu di depannya.
"Siapa? Bentar, masih handukan," teriak seseorang dari dalam.
Hening. Risha bergeming.
"Siapa?" teriak Ardan lagi.
Risha mengembuskan napas berat. "El ...."
Mendengar suara itu, Ardan segera menajamkan pendengarannya. "Kamu, Nal?"
"... lagi," lanjut Risha dengan suara lirihnya. Tidak menghiraukan pertanyaan Ardan.
Setelah berkata demikian, badan Risha seketika luruh di depan pintu kamar Ardan.
"Bentar, Nal. Aku lagi koloran." Teriakan Ardan terdengar dari balik pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kontras
Teen Fiction"Apa yang terlihat, tidak seperti kelihatannya." ━━━━━━━━━━━━━━━ Hati manusia itu rapuh, tetapi sayang. Mereka terlalu munafik. Berkata tidak apa, nyatanya ribuan duri menusuk batinnya. Duri-duri itu menciptakan biasa, yang nyatanya, semakin dibiar...