9. KONTRAS🍵

217 39 408
                                    

- Kejadian Menyenangkan -

🍵🍵🍵

"Semoga rasa kagumku tidak membengkak seiring berjalannya waktu."
- Kontras -

"- Kontras -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dug ... dug ... dug ....

Suara velg yang bergesekan langsung dengan aspal terdengar nyaring. Jalanan mulus pun menjadi terasa berkerikil akibat itu.

Merasa ada yang tidak beres, Mulyadi segera menepikan motornya ke pinggir jalan raya.

"Ada apa, Mbah?" tanya Risha sambil turun dari boncengan.

"Bannya gaduk. Kayaknya bocor." Mulyadi turun, lalu berjalan ke arah ban depan motornya. "Nah, to. Ada pakunya ini."

Mendengar itu, Risha seketika ikut jongkok di samping simbahnya. Matanya membulat saat melihat paku payung tertancap di ban depan motornya.

"Ya Allah ... kok bisa, sih, ada paku di tengah jalan begini? Ini pasti kerjaan orang, nih! Gak mungkin pakunya nyebar sendiri!" cerocos Risha seketika. Pantas tadi ia merasa ada yang beda.

"Hus, Nala! Di pinggir jalan raya kok teriak-teriak gitu! Anak perempuan gak boleh gitu, ah," sambar Mulyadi sembari melotot, "ayo bantu dorong sambil cari bengkel. Kayaknya di sekitar sini ada."

Mulut Risha seketika terdiam dengan tangan yang mulai mendorong motor matic di depannya. Namun, tak urung. Hati kecil gadis itu ternyata masih meneruskan dumelannya tadi. Ia tetap yakin ada orang jail yang memang sengaja menyebar paku di jalan ini.

Mata Risha mengedar. Mencari bengkel dekat sini yang mungkin itulah pelakunya.

"Nala, nanti kalo ada bus atau ada orang yang seragamnya mirip seragammu, kamu nunut aja, ya. Jangan sampai telat ke sekolah," kata Mulyadi di sela-sela mendorong motor.

Pandangan Risha yang tadinya mengedar, seketika menjadi menatap simbahnya. "Loh, terus Mbah Kakung sendiri nanti gimana?"

"Mbah nanti gampang. Bengkelnya juga udah keliatan, tuh." Mulyadi menunjuk bengkel sederhana yang terlihat ramai dengan kendaraan bermotor.

Risha ikut memperhatikan arah pandang simbahnya. Seketika matanya melebar. "Loh, terus nanti Mbah nunggu, gitu? Iku rame banget lho, Mbah."

"Yo ra po-po. Paling nanti juga diselain sama yang punya."

Risha mendengkus. Pasti ini bengkel yang nyebar paku, dumel Risha yang tentunya di dalam hati. Mana berani Gadis Itu berkata demikian di depan simbahnya.

Seolah mendapat sebuah ide yang sangat cemerlang, mata Risha seketika berbinar. "Mbah Kakung bawa HP?" tanyanya. Teringat walau orang desa, mbahnya ini punya dan bisa menggunakan ponsel jadul yang dulu pernah Risha ajarkan cara menggunakannya.

KontrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang