- Gadis Aneh -
🍵🍵🍵
"Kadang, aneh itu perlu untuk menjadi istimewa."
- Kontras -Seorang gadis berkaus oblong terlihat jongkok di pinggiran ranjang. Sesekali tangannya terulur untuk mengambil sesuatu yang berada dalam toples genggamannya.
"Hmm, enak ...," gumamnya dengan mulut mengunyah sesuatu.
"Bentar ah. Satu lagi," gumam gadis itu, lagi.
Sedari tadi mulutnya selalu bilang begitu, tetapi nyatanya, satu ditambah satu ditambah satu ditambah satu lagi dan seterusnya. Bisa sampai tandas sesuatu di dalam toples itu kalau dibiarkan.
"Nal ... teh kepyur yang kemarin Mbah beli, ada di mana, ya, Nduk?" Teriakan seseorang terdengar dari luar. "Kemarin Mbah Uti taro di atas kulkas, kok sekarang ndak ada," lanjutnya lagi.
Deg!
Gadis yang dipanggil "Nal" itu terlihat kelimpungan mencari tempat untuk menyembunyikan sesuatu yang ada dalam toples genggamannya. Tangannya bergerak tidak tentu dengan mata yang terus melirik ke arah pintu waspada.
"Di mana ini ... mau diumpetin di mana ini, Gustiii!"
"Astaghfirullah ... astaghfirullah ... Allahuakbar ... Allahuakbar ...."
Ceklek!
"Kamu lihat apa ndak, Nduk?" Seketika wajah wanita paruh baya itu dibuat kaget dengan apa yang tengah ia lihat. "Nduk? Kamu lagi apa di situ?"
Mata wanita itu melebar ketika mendapati cucu perempuannya, tengah jongkok di samping tempat tidur dengan posisi setengah sujud.
"Nduk, lagi apa kamu?" tanyanya lagi sembari mendekat.
Gadis berkaus oblong itu terlihat berdiri dengan cengiran lebar menghiasi bibirnya. Badan dengan tangannya tampak bergerak gelisah—tidak bisa diam. "Mmm ... Mbah Uti ... ada apa ke sini, ya?" tanyanya setengah linglung.
"Ini lagi cari teh kepyur yang kemarin Mbah beli. Tak kira ada di sini. Siapa tau Mbah lupa naro pas kemarin ke sini," ucap Marsinah—wanita yang dipanggil Mbah Uti—sambil mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. "Lha kamu kok ada di sini? Lagi apa? Ada yang hilang? Mau Mbah Uti bantuin?" Marsinah sudah ingin menunduk, tetapi segera ditahan oleh cucunya.
"Eh, ndak usah, Mbah. Tadi cuma ada cicak doang, kok. Ndak ada yang hilang." Perempuan berkulit kuning langsat itu masih kekeh menahan simbahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontras
Roman pour Adolescents"Apa yang terlihat, tidak seperti kelihatannya." ━━━━━━━━━━━━━━━ Hati manusia itu rapuh, tetapi sayang. Mereka terlalu munafik. Berkata tidak apa, nyatanya ribuan duri menusuk batinnya. Duri-duri itu menciptakan biasa, yang nyatanya, semakin dibiar...