3. KONTRAS🍵

328 56 473
                                    

- Pembawa Baki -

🍵🍵🍵

“Kau tahu? Aku memang sengaja mencari kesibukan ini untuk mengusir rasa sepi yang melandaku.”
- Kontras -

"El! Elfata jelek! Bangooon!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"El! Elfata jelek! Bangooon!"

"Ish, El ... katanya mau berangkat sekolah bareng. Nanti kita telat!" ucap seorang gadis yang sudah lengkap dengan seragam putih abu-abunya itu sembari mengguncang tubuh seorang cowok dengan ganas.

"Ngh ... apaan, sih, Nal? Aku tadi malem tidur jam setengah tiga, tau." Cowok itu berucap dengan tangan mengeratkan selimutnya kembali.

"Dih, rak ngurus! Salah sendiri tadi malem nongkrong mulu!" ucap Risha sambil menarik-narik kaki cowok itu. Ia terlihat tidak menyerah dengan usahanya.

"Ashhh ... Nalaaaa!"

Ardan—cowok yang sedari tadi berusaha dibangunkan sahabatnya—Risha, tampak tengah dilanda jengkel luar biasa di sana. Ia terlihat menatap Risha dengan pandangan seakan singa bertemu mangsanya.

"Dih, apa natap-natap gitu?" tantang Risha dengan kedua tangan berkacak pinggang. "Udah sana mandi! Kamu bau pesing!"

Ardan masih bergeming di tempatnya.

"Elfataaa! Mandiii!" Risha berteriak keras di depan cowok itu. Namun, yang diteriaki masih saja bergeming di tempatnya.

Melihat itu, Risha mendadak geram. Kali ini ia terlihat berjalan menghampiri Ardan lalu dengan secepat kilat tangannya menarik telinga cowok itu.

"Eh, Nalaaa! Kamu ini! Iya ini aku mau mandi!" ujarnya dengan sebelah tangan menggosok telinga.

"Iya-iya mulu! Bangun!"

"Iya, ini bangun. Sabar!" Ardan pun akhirnya bangun. Cowok itu terlihat berjalan mengambil handuk yang tergantung di kapstok belakang pintu.

"Lagian, baru jam segini, juga. Mau ngapain, sih, di sekolah?" lanjut Ardan dengan dahi mengernyit. Pasalnya, jam yang tergantung di dinding kamarnya itu masih menunjukkan pukul 05.45 menit.

"Asem! Kamu lupa kalo hari ini tanggal 17 Agustus? Kamu lupa kalo aku anak Paskibra?" Risha menatap Ardan dengan pandangan heran. "Aku hari ini bertugas jadi Kelompok Pengibar Bendera, El."

"Lah!" Mata Ardan seketika membulat. "Kenapa gak ngomong dari tadi, sih? Ya udah, ayo aku anter dulu aja kalo gitu!" ujarnya sembari hendak menyeret lengan Risha. Namun, segera ditepis.

"Gak! Aku mau nunggu kamu. Mau mastiin, kalo kamu engga telat hari ini."

"Dih! Aku telat udah biasa, kali."

"Buat kali ini kamu harus tepat waktu. Aku mau kamu nonton aku bertugas hari ini," ucap Risha dengan pandangan serius.

"Oke."

KontrasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang