"Apa yang terlihat, tidak seperti kelihatannya."
━━━━━━━━━━━━━━━
Hati manusia itu rapuh, tetapi sayang. Mereka terlalu munafik. Berkata tidak apa, nyatanya ribuan duri menusuk batinnya.
Duri-duri itu menciptakan biasa, yang nyatanya, semakin dibiar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah seminggu semenjak kejdian Risha dibonceng Naufal, yang berakhir dengan dihukum bersama karena telat. Hal itu jugalah yang membuat keduanya menjadi lebih dekat akhir-akhir ini.
Ditambah lagi dengan permintaan Mulyadi yang sering mengundang Naufal untuk bertamu ke rumahnya, yang ternyata, pria paruh baya itu menyuruh Naufal untuk lebih sering pulang bareng Risha karena rumah mereka yang ternyata berdekatan.
Risha-Naufal pun menjadi lebih lengket akhirnya.
Keterkejutan Risha tidak sampai di situ saja. Ia kembali dikejutkan saat kedua simbahnya ternyata malah dengan senang hati menerima orang yang belum dikenal untuk lebih dekat dengan dirinya. Padahal, dulu mereka paling protektif bila menyangkut dengan laki-laki yang dekat dengan Risha.
Pernah dulu Risha dekat dengan salah satu anak Barongan. Keduanya telah lama kenal karena cowok itu hampir setiap hari ke rumah Ardan dan tak jarang pula main ke rumahnya. Bahkan, kedua simbah Risha pun sudah akrab dengan cowok itu saking seringnya main ke rumah.
Karena menurut si cowok ia sudah berhasil mendapat hati Risha juga simbahnya, dia pun berniat memacari Risha agar keduanya terjalin ikatan.
Namun, saat pemuda itu tengah mengode Risha, belum-belum, Mbah Kakung sudah berkata, "Kalian ndak usah pacaran, ya. Hubungan kalo sudah putus, nanti ndak kaya dulu lagi. Eman-eman."
Dari situlah Risha tahu, kalau dirinya tidak boleh pacaran oleh kedua simbahnya.
Namun, kali ini berbeda. Kedua simbahnya malah seolah memberi lampu hijau untuk Naufal menjalin hubungan dengan Risha. Aneh, bukan?
Di satu sisi Risha sangat senang karena hal ini. Namun, di satu sisi lagi Risha jadi bingung. Kedekatan dirinya dengan Naufal malah seolah merentangkan jarak dengan Ardan.
Memang keduanya masih sering bermain dan nongkrong bareng di depan rumah. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan saat di sekolah. Keduanya kini malah seolah tidak pernah kenal.
Risha yang dulu sering satu meja kantin dengan Ardan, kini tidak lagi. Bahkan, berangkat-pulang sekolah pun terkadang Risha bersama Naufal.
Entahlah ... sepertinya dinding tak kasat mulai tumbuh di antara keduanya.
Risha duduk di ayunan kain depan rumahnya. Tangan kanannya memegang kamera yang tadi digunakan untuk memotret awan sore. Risha tidak menyebutnya senja, karena menurutnya, sang raja siang masih betah bersinar terang. Jadi, masih sore.
Netra Risha melirik rumah Ardan yang tampak sepi dari tadi pagi.
"Masih pentas di luar daerah kayaknya," gumamnya lesu. Bulan Agustus memang bulan rezekinya anak Barongan.