Jennie POV
"KAU!"
Lisa menatapku ngeri. Kami berdua mencoba mencari tahu apa yang terjadi dan bagaimana mengatasi percakapan canggung ini. Lisa mengalihkan pandangannya ke teman-temannya.
"Hei, kalian semua. Berhentilah dengan ketidaksopanan ini." Lisa mengatakan lalu menoleh ke arahku. "Maaf, Jennie. Kamu tahu mereka hanya bercanda."
"Sayang sekali karena kami tidak." Wendy tertawa. Aku melihat Lisa melemparkan tisu kusut padanya dan memulai pertengkaran mereka sementara aku melamun.
Aku mengenal teman-teman Lisa karena kami semua berada di universitas yang sama di perguruan tinggi. Lisa adalah teman sekelasku di Akuntansi dan di sanalah kami bertemu. Teman-temannya membantunya untuk mendekatiku dan akhirnya kami menjalin hubungan. Lisa adalah orang yang sangat keren di universitas kami, tetapi, aku tidak pernah punya masalah dengan itu. Dia sempurna, sedikit kekurangan, tapi dia tetap cinta yang sempurna dalam hidupku. Sepanjang kuliah kami, kami bahagia bersama. Dia melamarku tepat setelah kami lulus. Aku menjawab ya karena aku tidak bisa lebih bahagia lagi. Aku sangat jauh cinta kepadanya, dengan dia yang selalu memberikan semuanya padaku. Dia yang pertama dan ingin menjadi yang terakhir bagiku.
Kecenderunganku mulai muncul ketika aku mulai mencari pekerjaan. Lisa hanya dengan satu wawancara bisa diterima bekerja di sebuah perusahaan Akuntansi yang sangat terkenal di Korea. Sementara aku, aku mulai mencari dan masih tidak beruntung bahkan Lisa membantuku. Dia memintaku untuk beristirahat sebentar dan mempersiapan pernikahan kami. Aku setuju. Lisa di sisi lain dipromosikan dalam waktu kurang dari setahun. Aku bahagia untuknya. Hanya saja aku tidak bisa menahan diri untuk merasa tidak iri. Aku merasa aku bukan apa-apa dibandingkan dengannya. Rasa iri itu mulai memakanku. Aku mulai stres, gelisah dan meragukan segalanya.
Aku tidak memberi tahu Lisa apa pun tentang hal itu, sebaliknya aku membuatnya merasakan semua frustrasiku. Aku tahu aku tidak adil padanya. Tapi tetap saja Lisa selalu membuatku merasa dicintai. Aku tidak ingin dia lebih menderita jika kami melanjutkan pernikahan. Aku perlu membantu diriku sendiri.
Sampai seminggu sebelum pernikahan kami, aku akhirnya memiliki keberanian untuk memintanya membatalkan pernikahan. Aku menceritakan segalanya dan perlu menemukan diriku sendiri. Aku menangis sangat keras saat melihat betapa hancurnya dia. Menjadi Lisa yang baik, dia menerima dan dengan kekuatan penuhnya memahamiku. Dia membantuku menghadapi teman dan keluarga kami. Aku benci diriku sendiri karena menyakitinya tapi aku tahu aku melakukan keputusan yang tepat. Kami memiliki penutupan yang tepat. Dia seharusnya membenciku tapi dia tetap di sana sampai akhir.
Aku memberitahu Ibuku dan saudara laki-lakiku bahwa aku harus pergi ke Canada untuk membangun kehidupanku di sana dan mereka setuju. Aku juga meminta Ibuku untuk tidak memberi tahu Lisa di mana aku berada dan tidak memberikan detail tentangku.
Ketika aku melihatnya di minimarket, dia banyak berubah. Secara fisik. Lebih tampan dari sebelumnya. Aku tahu bahwa sebagian diriku masih merindukannya karena aku masih mencintainya. Satu-satunya orang yang pernah aku cintai. Selama aku di Canada, aku fokus pada study dan karirku tanpa memperhatikan orang-orang yang menawarkan hubungan romantis. Aku menutup diri dari semua orang karena takut menyakiti seseorang lagi.
Aku pikir dia sudah menikah sekarang dan punya anak. Aku takut mendengarnya. Aku merasa lega ketika Chu memastikan bahwa dia tidak memilikinya.
Aku tidak tahu harus berbuat apa ketika aku melihatnya di kantor tadi. Bahwa aku akan bekerja dengannya setiap hari. Aku ingin menghindarinya setelah kami bertemu lagi. Aku tahu fakta bahwa aku ingin dekat dengannya lagi dan itulah yang menggangguku setiap malam. Aku takut aku akan menyakitinya lagi.
Makan malam berakhir dan Chu mendekatiku karena aku hanya diam sejak tadi.
"Hei, maaf." Chu menepuk pundakku.
"Tidak, tidak apa-apa. Aku tahu kau hanya membantunya." Aku mengangguk.
Kami mulai berjalan menuju mobilku.
"Lisa menjadi... Aku tidak tahu. Dia kehilangan kepercayaan diri dan kesulitan menemukan seseorang. Bukannya kami menyalahkanmu. Tidak. Kau melakukan hal yang benar. Kami semua tenang. Lisa yang aku kenal mulai menerima bahwa dia mungkin tidak akan terus seperti itu. Dia baik dengan anak-anak. Dan dia menginginkannya. Lupakan apa yang kami katakan sebelumnya. Itu tidak sopan. Dan kau tahu betapa kami mencintai Lisa sampai mati." Chu menjelaskan.
Sebagian dari diriku tahu bahwa itu salahku.
"Aku akan memikirkannya, Chu. Aku ingin menebusnya."
Aku meninggalkan dia yang terkejut.
-----
Aku hanya membolak-balikkan badan di tempat tidur berpikir bagaimana jika aku menyetujui tawaran itu.
Apa yang akan Lisa pikirkan? Aku single sama sepertinya. Akankah dia bisa mempercayaiku lagi?
Aku ingin anak juga. Aku ingin mempunyai anak bersama Lisa sejak saat itu. Tapi ini akan menjadi pengasuhan biasa jika kami berdua setuju. Tidak ada cinta. Hanya anak itu.
Bisakah aku menangani itu?
Aku tertidur memikirkan banyak hal bagaimana jika aku menerima tawaran itu dalam pikiranku.
.
.
Six.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Mommy || Jenlisa
RandomJenlisa Cerita ini adalah terjemahan dari "Baby Mommy" yang di tulis oleh @dorky_butt