Chapter 111

3.1K 518 20
                                    

Lisa POV

"Manoban, bisakah kau mengganti pampers Renee?"

Aku baru saja melangkah masuk dan Seulgi sekarang menyerahkan putrinya kepadaku. Sepertinya anak-anakku dan putri Seulgi memiliki kesamaan, ginormous poop.

"Dude, tolong jaga Jae sebentar? Chaeng dan aku perlu bicara."

Aku cukup yakin bahwa Chu dan Chaeng tidak berbicara. Mereka melakukan lebih dari itu, lebih banyak erangan dan saling memakan wajah satu sama lain pada hari Minggu siang.

"Manobaaan, lain kali pastikan Jowen, Wenjo dan Wendy II tidak berkelahi. Aunty macam apa kau ini?"

Aku menjaga anak-anaknya dan juga menjaga Jae. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar membantu istrinya di dapur atau hanya mengganggunya.

"Dude! Terima kasih sudah menjemput Pam untukku. Kau yang terbaik! Bisakah kau mengganti baju Bal? Dia muntah saat bersama Palisa tadi."

Setidaknya Bam mengucapkan terima kasih.

Hari ini adalah jadwal makan siang Mingguan kami, tanpa keluargaku. Yup, itulah yang Seulgi maksud dari masa lalu yang indah. Mereka menugaskanku untuk menjaga anak-anak mereka seperti dulu ketika aku masih lajang.

"Apakah Aunty Babe meninggalkanmu?" Aku merasa Jowen menarik bajuku dan bertanya padaku.

"Tidak, boy. Aunty Babe akan segera kembali."

Jowen menertawakanku. "Mamiwen bilang kamu akan menjadi lajang lagi tanpa istri dan sengsara."

Apa-apaan!

"Jowen, sudah kubilang untuk tidak mendengarkan Mamiwen sepanjang waktu! Aunty Babe masih istriku!" Aku terdengar seperti anak kecil yang kalah berdebat karena ejekan anak berusia 7 tahun.

"Ahhh, jangan menangis Manoban. Ini akan menyakitkan pada awalnya." Wendy mengusap punggungku.

"Menjadi lajang bukan hal yang memalukan, juga bukan masalah, kau jadi lebih mandiri. Tidak ada yang memberitahumu apa yang harus dilakukan, tidak ada yang menghentikanmu ketika kau ingin keluar, tidak ada tanggung jawab kecuali menjaga dirimu sendiri." Chu bergabung dengan Wendy.

"Fokus pada diri sendiri dulu. Pergi keluar, berkencan, dan nikmati. Hal-hal akan terjadi pada akhirnya tetapi pada pemikiran kedua kurasa tidak. Setidaknya kau masih bisa bersenang-senang." Seulgi menepuk punggungku.

"TUNGGU! AKU MASIH MENIKAH, BITCHES!" Mereka semua saling memandang bingung. Bam berjalan ke arahku dan meletakkan punggung tangannya di dahiku.

"Dia hangat." Dia memberi tahu Chu.

"Dia mengigau. Dia tidak tahu bahwa semua yang terjadi selama empat tahun terakhir ini hanyalah mimpi karena dia dalam keadaan koma." Chu menggelengkan kepalanya. "Kita harus mengembalikannya ke kesadarannya."

Apa-apaan???

"Apa yang kau katakan Chu ???"

"Sayang, ingat Jennie?" Seulgi menarik Irene ke sampingnya.

"Oh, mantan pacar Lisa? Ya, dia bahagia setelah menikah dan tinggal di New Zealand dengan pria yang sangat kaya. Dia baru saja melahirkan anak kembar."

"Benarkah?" Para bajingan ini membuatku menjadi pusat ejekan lagi.

"Itu halusinasi, Lisa. Berhati-hatilah itu biasanya tanda penyakit jangka panjang." Bahkan Chaeng menambahkan.

"Sorry, siapa nama istrimu?" Wendy sekarang bertanya padaku.

"HA. HA. HA. Sangat lucu."

Wendy hanya berdiri di sana dengan wajah datar. Aku melihat sekeliling dan mereka semua memiliki wajah serius menatapku. Seperti aku orang gila yang mengoceh.

Baby Mommy || JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang