Lisa POV
Kami berjalan ke ruangan. Jennie sekarang duduk di sampingku, menatap dan masih tidak berbicara.
"Minnie kau duduk di sebelah Wendy." Aku menunjuk kursi yang ada di depan kami. "Kau Kook, duduk di sana." Aku menunjuk ke barisan.
"Kenapa aku harus ada di sana?" Dia mengejek dan dengan arogan bertanya.
"Ada kursi kosong di sebelahmu. Aku bisa pergi ke sana jika kau membutuhkanku. Dan jangan tanya kenapa aku tidak bisa duduk di sampingmu karena Jennie dan aku selalu mengerjakan beberapa tugas." Itu membuatnya diam.
"Tugas apa yang--"
Aku memotong Jennie.
"Tugas, love. Tugas." Aku menyeringai padanya.
Yup, giliranku membuat tugas imajinasi, Jennie.
-----
Makan siang datang dan pria Kook itu masih belum selesai mengganggu hariku. Bajingan ini terus memanggilku setiap menit.
"Panggil aku saat kau akan mati." Aku berbisik di antara napasku yang dalam.
Jennie mendengar dan dia memukul kepalaku sambil tertawa.
Dia sekarang dalam perjalanan ke kursi Jennie. Sebelum dia mencapainya, aku menoleh ke Jennie.
"Love, Miss membutuhkanmu. Dia menghubungiku. Ketika kau kembali, kita akan makan siang, oke?"
Jennie menatapku dan akhirnya mengangguk dengan pipinya yang memerah dan pergi keluar.
Aku mengikutinya melalui mataku saat dia berjalan pergi. Luar biasa bagaimana dia mematuhiku tanpa perlu merusak gendang telingaku atau meninju wajahku dengan keras.
Oh, love.
Aku akan sangat senang untuk memanggilmu love setiap aku--
"Jennie mau kemana?"
Aku beralih menatap bajingan ini.
"Ya, Kook? Itu bukan urusanmu. Pergi dapatkan makan siangmu. Aku akan mengirim sesuatu untukmu untuk dikerjakan nanti."
"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padanya." Dia melakukan kontes menatap denganku.
"Merek makeup?" Aku menyeringai.
Kook tidak menanggapi hanya menjadi merah karena malu.
Wendy tertawa keras.
Kemudian Kook keluar.
"Aku sangat bangga padamu, Manoban."
--------------------
Jennie POV
Aku akan merobek Lalisa Manoban menjadi dua.
Aku benar-benar tidak tahu mengapa dia melakukan semua tindakan itu sebelumnya! Dan Miss bilang dia tidak meminta Lisa untuk memanggilku!
Aku memasuki ruangan dengan perasaan marah. Tebak apa? Lisa mengangguk terus-menerus dengan tangan terbuka lebar seperti preman, sementara Wendy... Tunggu, apa dia melakukan beatboxing??
"Manoban in the house y'all! Yow, yow. Drop the beat." Dia bertingkah seperti dia menjatuhkan mic-nya.
Aku menggebrak meja dengan keras membuat keduanya kaget. Sebelum Lisa bisa bereaksi, aku meraih dan mencengkeram telinganya erat-erat membuatnya berdiri dalam sekejap. Aku menariknya ke levelku karena dia tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Mommy || Jenlisa
RandomJenlisa Cerita ini adalah terjemahan dari "Baby Mommy" yang di tulis oleh @dorky_butt