Chapter 113

2.6K 566 97
                                    

Jennie POV

"Hai, Jennie."

Aku sibuk bekerja di kantor Granny selama aku di sini. Juno, Leon, dan Leno sering bersamaku dan mereka hanya akan bermain-main.

Aku mendengar ketukan dan ini dia lagi. Wajahnya muncul di pintu.

"Hei." Aku menunjukkan senyum paksa dan melihat sekilas anak-anak yang berhenti bermain dan mata mereka semua tertuju ke pintu.

"Apakah aku mengganggumu?" Jiyong bertanya padaku dan masuk ke dalam kantorku.

"Tidak, tidak juga. Apa yang membawamu ke sini?" Aku memberi tahu pria yang gigih itu yang di inginkan nenekku untuk berkencan denganku. Tidak mempertimbangkan bahwa aku sudah menikah dan sudah memiliki tiga balita. Dan orang ini bahkan terus mengejarku setelah aku memblokirnya ratusan kali sejak aku di sini.

"Apakah tidak apa-apa, jika aku ingin mengantarmu dan anak-anak ke rumahmu?" Dia tersenyum kepadaku. Dan karena itu, anak-anak segera mendapatkan isyarat, Leon cemberut dan menangis.

"Muuuuuuuum!" Leon menangis tersedu-sedu.

"Oh, maaf. Mommy ada di sini, baby." Aku mengangkat Leon yang terlatih dalam hal membuat pria menjauh dari Ibunya.

Aku menoleh ke Jiyong lagi.

"Aku tidak bisa. Kami tidak bisa. Lisa akan menelepon kami dan aku bisa pulang sendiri." Aku mengusap punggung Leon sebelum dia mulai merengek lagi.

"Bisakah kau melewatinya sekali ini saja? Aku belum benar-benar berbicara denganmu sejak kau di sini." Dia mengerutkan wajahnya.

Orang ini tidak tahu apa itu rasa hormat.

Kemudian Leno menghampiriku dan menarik ujung bajuku. Menyilangkan tangannya pada Jiyong.

"Mum, Dada!" Putra Lalisa Manoban yang terlatih penuh lainnya berbicara.

"Ya, baby. Dada akan menelepon kita."

"Maaf, tidak bisa melewatkan hari ini. Lihat, ini ulang tahun si kembar." Aku sedikit mengacak-acak rambut Leno dan dia memeluk kakiku.

"Besok? Akhir pekan? Kita bisa membawa mereka ke suatu tempat untuk anak-anak agar mereka bisa bermain dan kita bisa merayakannya." Tolong hentikan.

Ping!

"Biarkan aku memeriksanya, pasti Lisa-ku." Aku menekankan kata-kata itu dan aku berbalik, membawa Leno dan Leon ke kursiku.

Aku mengambil ponselku dan ternyata itu Lisa.

Mengirim kejutan untuk anak kembar kita. Maskot sedang dalam perjalanan untuk nanti! Sangat merindukan kalian berempat. Love you, Mommy!

"Mum, Da?" Leon masih berlinang air mata.

"Ya, baby itu Dada. Berhentilah menangis sekarang, hmmm." Aku mengusap wajah bungsuku dan memberinya kecupan.

"Dada puhweeese!" Leno menarikku dan meringkuk di dekat kami.

"Dada akan menelepon nanti dan memberikan kejutan untuk kalian berdua." Si kembar langsung tersenyum satu sama lain.

Jiyong berdeham. "Jadi besok?"

Aku tersenyum sambil menarik napas dalam-dalam. Dia masih di sini.

"Lain kali? Maaf, aku punya tiga anak. Lisa tidak ada jadi, tidak. Tidak bisa pergi dengan seseorang tanpa dia. Dia akan berada di sini minggu depan." Kuharap dia akan mengerti kali ini.

"Aku bisa menggantikan istrimu untuk menjaga anak-anakmu." Dia berjalan mendekatiku.

Sungguh? Astaga. Leon semakin menangis dan Leno memelukku erat.

Baby Mommy || JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang