Chapter 39

6.6K 909 35
                                    

Jennie POV

Mr. Sung memberi Lisa izin untuk bekerja dari rumah setidaknya selama 2 minggu. Besok dia harus kembali ke kantor. Aku berencana untuk membuat hidangan untuk kami karena Mommy akan berada di Daegu.

Aku bangun pagi-pagi sama seperti Juno. Kemudian dia mulai menangis. Lisa secara otomatis menarik dirinya dari sofa dengan mata tertutup. Sebelum dia bisa berjalan, aku memegang bahunya agar tetap berdiri.

"Dada, aku akan menanganinya." Aku mencium keningnya dan dia berbaring lagi.

Aku berjalan menuju putri kami yang sekarang sedang meratap.

Dia terdengar sepertiku. Aku menggelengkan kepalaku sambil tersenyum.

"Kerja bagus, crying baby. Kamu mendapatkannya dari Mommy-mu. Kemarilah."

Aku menggendongnya dalam pelukanku.

"Kamu lapar Juno?"

Dia masih menangis saat dia meminum susunya. Aku hanya menatapnya sampai dia selesai. Tidak pernah membayangkan menjadi seorang ibu akan segembira ini.

"Mommy tidak pernah menyangka bahwa Dada-mu akan sangat mencintai manusia lain selain aku. Karena Dada-mu adalah monkey." Bisikku pada Juno yang kini hanya menatapku.

"Aku sangat mencintaimu dan Dada-mu. Tapi jangan beritahu Dada dulu biar dia menderita." Aku terkekeh dan bibir Juno membentuk senyuman.

"Awww." Aku menggigit bibirku, dia lucu sekali! Ya ampun Lisa tidak melihat.

"Kamu tersenyum ketika aku menyuruhmu membiarkan Dada menderita?" Ya Tuhan,  bibirnya tersenyum lagi!

Aku menahan diri untuk tidak tertawa keras.

Juno pasti akan menjadi Jennie Kim di masa depan.

"Aw my baby." Aku mencium pipinya dengan lembut.

Aku menggelengkan kepalaku sambil tertawa melihat Lisa.

"Kamu sekarang punya dua Jennie Kim."

-----

Aku merasakan sesuatu bergerak di sampingku.

Aku tidur lagi sebentar setelah selesai memasak. Aku menunggu Juno tidur dulu sebelum memejamkan mata.

Aku melihat Lisa memeriksa pantat Juno.

"Hei, apakah dia poop? Selamat pagi." Aku memeluk punggung Lisa.

"Hahaha. Kata poop sebelum selamat pagi bukanlah kombinasi yang buruk sama sekali." Lisa menghadapku dan mencium hidungku.

"Perubahan tidak bisa dihindari." Aku memberitahunya.

"Tapi cintaku pada kalian berdua tidak akan pernah berubah." Dia tersenyum.

Aku memejamkan mata untuk menahan diri agar tidak tertawa.

"Hahaha kamu bisa tersenyum, Mommy." Dia menggelitikku.

"Masih Lisa Manoban si mulut manis." Aku akhirnya tersenyum. "Ayo bangun! Ayo makan."

Lisa masih tidak membiarkanku pergi dan dia cemberut.

"Tanyakan pada Juno apa jawabanku." Lalu aku ingat senyumnya tadi.

"Dia tahu?" Lisa mengernyitkan alisnya.

"Ya, kami berbicara dari hati ke hati." Aku pindah untuk memeriksa Juno apakah dia sudah bangun.

"Hei, baby waktu untuk menunjukkan pada Dada apa yang kamu tunjukkan padaku sebelumnya." Aku menggendong putriku yang terjaga.

"Apa itu little Lisa?" Lisa memainkan tangan Juno.

"Bisakah kamu menjauh sedikit? Aku perlu memberitahunya sesuatu." Aku menggigit bibirku agar tidak tertawa. Aku akan mengujinya lagi apa yang aku lakukan sebelumnya. "Awas minggir."

Lisa masih bingung berdiri di sampingku. Dia mundur 3 langkah.

Aku memunggungi Lisa dan berbisik pada Juno.

"Ini akan menjadi rahasia kita, Jennie Kim kecil." Putriku sekarang mengoceh, "Oh ya, hanya Mommy dan Juno tidak ada Dada."

"Jennie?" Lisa Manoban yang tidak sabar.

"Kami sedang bicara. Diam!" Aku menjawab.

"Lihat bahwa Dadamu sangat usil. Hmmm mari kita buat dia menderita." Aku tertawa terbahak-bahak saat dia tersenyum sambil memejamkan mata!

"Apa yang terjadi??" Lisa buru-buru mendekati kami.

"Ya Tuhan!! Hahaha!!! Apa dia tersenyum!!" Lisa tidak bisa menahan kebahagiaannya.

"Hahaha dia mencoba ekspresi wajah?" Lisa masih tersenyum lebar menatap Juno sementara aku merah karena tertawa.

"Apakah itu yang dia lakukan sebelumnya?" Dia bertanya kepadaku.

Aku mengangguk.

"Bagaimana kamu melakukannya! Hei, lebih baik kamu memberitahuku!" Dia menangkup wajahku karena wajah Juno sekarang kembali kosong.

"Cari tahu." Aku menjulurkan lidah dan membawa Juno ke dapur.

-----

Kami baru saja makan siang dan sekarang berada di ruang tamu menonton Mind Hunter.

Lisa masih berusaha membuat putrinya tersenyum dan selalu gagal. Aku menertawakannya karena dia terus bertanya bagaimana aku melakukannya.

"Aku tidak akan pernah memberitahumu, monkey."

-----

"Apakah Somi masih ada di kantormu?" Aku bertanya pada Lisa yang baru saja menyerah dan sekarang menidurkan Juno.

"Ya, dia menggunakan kantorku sebagai miliknya sejak aku cuti. Kenapa?" Dia masih sibuk menepuk pantat Juno.

"Hmmm. Jadi kalian akan berada di ruangan yang sama lagi sambil memijat leher satu sama lain?" Mataku di TV, Lisa berhenti dan menatapku.

"Jennie, aku sudah memberitahumu." Lisa mendekatiku dan memelukku. "Tidak ada Somi, ingat?"

"Aku tidak di kantor untuk menyaksikan aksi itu." Mataku masih tertuju pada televisi.

"Apakah kamu ingin aku meletakkan monitor bayi di kantorku?" Lisa menyeringai.

Aku memutar mataku padanya. Aku tahu bahwa Somi akan menyerangnya lagi begitu dia masuk kantor.

Dan aku benci itu!

"Jika kamu khawatir, aku akan memberi tahu Somi bahwa aku sudah memiliki anak perempuan dan saat ini aku sedang berusaha mendapatkan hati Mommy-nya." Lisa meringkuk di leherku.

"Mulut manismu tidak akan berhasil kali ini." Aku memelototinya.

"Hei, percayalah padaku. Apa aku pernah berselingkuh darimu?" Dia bertanya kepadaku.

Tidak. Dia tidak pernah melakukannya.

"Entahlah. Mungkin kamu hanya pandai bersembunyi."

Lisa cemberut dan mencium pipiku, "Aku tidak akan pernah melakukan itu."

"Kamu percaya padaku?" Lisa mencium rahangku.

"Aku akan berpikir tentang hal ini." Kataku tergoda untuk mencium Lisa.

"Kamu tidak perlu berpikir, percaya saja padaku. Oke?"

Dia menatap jauh ke dalam mataku. Aku mengangguk dan dia perlahan menempelkan bibirnya ke bibirku.




.
.
ThirtyNine.
To be continued

Baby Mommy || JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang