Chapter 27

7.4K 990 12
                                    

Jennie POV

Kami berhenti di rumah Lisa dulu sebelum pergi ke pameran. Dia naik ke atas untuk bersiap.

"Hai, Pops!" Aku menyapa ayah Lisa, dia sedang menulis menu untuk bukunya.

"Hei Jennie sayang, selamat pagi. Halo, little bean." Pops memelukku dan mengusap perutku.

"Kalian berdua pergi berkencan atau berkencaannn?" Pops menaik turunkan alisnya.

Aku menertawakannya.

"Well, sir... Aku akan meminta putrimu untuk pergiiii keluar denganku." Aku mengatakan kepadanya.

"Kamu wanita yang sangat lembut. Aku menyukaimu. Oke. Jangan bawa putriku kembali ke masa lalu dan kamu bisa membawanya pulang. Buat banyak bayi." Pops tersenyum.

"Hahaha Pops!"

"Pelan-pelan saja, jangan terburu-buru. Saling memahami dulu."

Dia mengedipkan mata padaku dan mulai menulis lagi.

"Pops, terima kasih." Kataku dengan tulus.

"Terima dia sebagai gantinya." Dia menunjuk Lisa yang sedang menuruni tangga sambil mengenakan kaus kaki. Idiot. "Dia melakukan pekerjaan yang bagus untuk kalian berdua."

Aku tersenyum pada Pops dan memeluknya. Lisa dan Ayahnya sangat mirip.

-----

Kami berhenti di depan Subway tepat di samping venue. Lisa menaik turunkan alisnya ke arahku.

"Aku akan mentraktir, apa yang kamu inginkan?" Dia terdengar seperti preman dengan tusuk gigi. Aku menampar wajahnya.

"Hahaha. Tapi tidak ada kopi untukmu."

Lisa memesan makanan kami untuk dibawa ke pameran.

"Semua siap, ayo pergi!"

"Hei, kamu melupakan sesuatu." Lisa menatapku bingung.

Aku berdiri di sampingnya dan menyelipkan tanganku ke tangannya dan menjalin jari-jari kami. Wajahnya sangat lucu dia menahan diri untuk tersenyum kemudian memasang wajah dingin sebelum tersenyum akhirnya.

Kami berjalan-jalan di sekitar, tidak terburu-buru. Kami berhenti jika ada sesuatu yang menarik perhatian kami kemudian kami mengagumi setelahnya Lisa akan membuat lelucon konyol.

Sampai tiba saat kami mencapai lukisan telanjang di mana aku melihat Chu dan Chaeng berdiri kemarin. Ini adalah seorang gadis yang mengendarai wajah pasangannya. Woa.

Lisa hanya berdiri di sana terpesona. Pervert ini. Dia menyipitkan matanya seperti mengamati karya seni itu. Kemudian dia mengangguk dan menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri.

"Damn." Dia berkata sambil menggelengkan kepalanya.

Aku memukulnya karena dia kemudian menatapku sambil menyeringai padaku seperti orang gila.

"Hahaha apa?? Aku hanya mengagumi yang satu ini!" Dia menggaruk kepalanya.

"Kamu terlihat bodoh." Kataku sambil tertawa.

"Hahaha kamu lelah? Ayo, aku melihat tempat kita bisa duduk."

Kami duduk di bangku dengan lukisan besar di depan.

Hanya ada beberapa orang di pameran. Lisa menyiapkan makananku dan miliknya.

Kami makan dalam diam sambil menatap lukisan abstrak dengan semua nuansa biru.

"Safe and sound." Dia mengucapkan.

"Apa?" Aku bertanya padanya.

"Itu judul lukisannya, di sana." Dia menunjuk ke kartu kecil tepat di bawah bingkai.

Aku mengangguk.

"Hmmmm. Mendekatlah." Dia mengatakan kepadaku.

Aku duduk lebih dekat dengannya. Tidak ada ruang di antara kami. Dia mengeluarkan ponsel dan headsetnya.

"Untuk sepenuhnya menghargai yang satu ini. Mari kita putar musik. Aku menyukai lagu ini dan kebetulan judulnya sama dengan lukisan itu." Katanya sambil menggulir ponselnya dan mencolokkan headset.

"Siap?"

Aku mengangguk. Aku berterima kasih kepada Tuhan karena memilikimu, Lisa.

Dia menempelkan sisi satunya ke telingaku dan satu ke telinganya.

"Hahaha aku tahu ini! Yeah, kamu suka lagu ini!" Seruku.

"Haha jangan terlalu keras. Lihat ke sana sambil mendengarkan." Dia menginstruksikan.

Safe and Sound by Capital Cities mulai di putar.

Kemudian kami secara tidak sadar mulai mengayunkan kepala kami mengikuti irama. Kami saling memandang sambil tersenyum.

I could lift you up
I could show you what you want to see
And take you where you want to be

You could be my luck
Even if the sky is falling down
I know that we'll be safe and sound
We're safe and sound

Lisa mulai melakukan lip sync, lalu aku bergabung dengannya.

You could be my luck
Even in a hurricane offrowns
I know that we'll be safe and sound (safe andsound)
We're safe and sound (safe and sound)
We're safe and sound (Hold your ground)
We're safe and sound (safe and sound)

Kami tidak menyadari bahwa kami sekarang sedang menari sambil duduk. Tangan dan kepala kami melakukan gerakan kecil. Tawa kami diredam agar tidak menimbulkan keributan. Orang aneh ini menari sambil menggigit lidahnya.

Aku melingkarkan tanganku di sekelilingnya dan meringkuk di leher Lisa. Dia mengayunkanku dengan lembut.

Aku menatapnya.

Safe and sound, always been with you.

Dia meletakkan tangannya di pipiku dan tangan lainnya di pinggangku. Lipsync...

I could show you love
In a tidal wave of mystery
You'll still be standing next to me

Lalu dia tersenyum yang membuatku jatuh cinta lagi dan lagi.

Aku meletakkan tanganku di tengkuknya untuk menariknya lebih dekat. Jarak kami hanya beberapa inchi...

"Oh wooa." Lisa tersentak.

Kemudian aku juga merasakannya.

Lisa tersenyum lebar dan aku menangis bahagia.

"Hahaha hai little bean..." Lisa meletakkan wajahnya di perutku.

"Kamu menendang di perut Mommy, huh!" Lisa tersenyum seperti anak kecil.

"Hahaha dia menari dan bernyanyi juga. Aku yakin." Kataku sambil membelai wajahnya.

"Yeah, di sini. Hahaha! Kamu benar-benar seorang Manoban!" Little bean bergerak lagi.

Aku mencintai kalian berdua, Lisa.







.
.
TwentySeven.
To be continued





Baby Mommy || JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang