Jennie POV
"Jadi, giliranku yang bertanya. Apa kita merusak ranjang, baby?"
Lisa membangunkanku dengan ciuman di leherku dan membisikkan pertanyaannya dengan seksi.
"Kita masih punya waktu sembilan hari untuk mencoba, Hun. Jangan terburu-buru." Aku balas berbisik.
Lisa seperti yang dijanjikan bangun tadi malam setelah 3 jam tidur dan memulai misinya alasan mengapa kami ada di sini. Kami menahan erangan kami agar tidak mengganggu tidur Juno.
"Setidaknya kita perlu menitipkan Juno kepada Chu dan Chaeng beberapa malam ketika mereka tiba di sini di hari berikutnya. Jadi, kamu bisa dengan bebas mengungkapkan betapa hebatnya aku di tempat tidur." Lisa menaik turunkan alisnya ke arahku.
"Please, itu seperti kita melakukan BDSM tadi malam dengan menutupi dan menggigit mulut satu sama lain." Aku berbaring di dada Lisa sambil tertawa.
"Ngomong-ngomong, Chu baik-baik saja sekarang, kan? Maksudku sudah pulih?" Aku menyeringai pada Lisa dan seketika wajahnya mengerut mengingat kekalahan mereka.
*****
Lisa POV
Mereka selamanya akan menggosokkannya di wajah kami. Jennie selalu mengingatkanku bagaimana mereka mengalahkan kami dalam pertempuran airsoft gun.
Setelah insiden 'Theme Park', kami tidak pernah di izinkan untuk pergi minum-minum di luar tanpa istri kami. Jadi, Seulgi saat itu memikirkan sesuatu untuk pesta bujanganku yang tidak membutuhkan alkohol. Tapi karena alkoholik, mereka tidak bisa memikirkan apapun.
Saat itulah Chaeng menampakan diri.
Flashback
"Aku pikir istri kita hanya ingin kita melakukan scrapbooking dan makeover di pesta bujanganmu." Kata Wendy dengan malas ketika kami menunggu para wanita di coffee shop menyelesaikan belanja mereka.
Aku tersenyum sambil menyeruput es kopiku.
"Aku merindukan theme park." Seulgi menurunkan suaranya saat Chaeng mendekati meja.
"Aku mendengar nama belakangku. Ada apa dengan wajah itu, rencana yang di sembunyikan?" Dia menarik kursi dan duduk di samping Wendy.
Seulgi menatapku dengan gugup. Dia mungkin baru saja mendengar Park.
"Ahh Park Chaeyoung yeah... Hmmm, karena Chu belum datang, setidaknya bisakah kau memberi kami rekomendasi ahmm untuk pesta Manoban." Seulgi tersenyum.
"Kalian tahu cara bermain airsoft gun?" Tanya Chaeng.
"Yeah tentu saja!" Wendy menyeringai.
"Itu seperti paintball, kan? Hanya saja airsoftnya lebih sakit." Jawab Bam.
"Tepat. Lebih seru. Semakin sakit, semakin ingin membalas lawan." Chaeng sepertinya menikmati penjelasannya.
"Keren, terima kasih Chaeng. Tapi kami tidak tahu medan apa pun di sini yang menawarkan permainan itu." Seulgi sekarang tertarik.
"Aku tahu. Dan ingat kalian tidak bisa keluar tanpa kami jadi kami bergabung dengan kalian. Kami akan melawan kalian." Dia menyeringai lalu mengambil es kopiku dan menyesapnya.
Kami berempat saling berpandangan sambil tersenyum.
Hanya ada satu hal di pikiran kami. Balas dendam!
"Oh tidak, kau mungkin akan terluka." Wendy cemberut padanya.
"Kau bisa dengan bebas menyerang kami. Aku akan mengatur permainannya. Tapi tolong jangan beri tahu istriku dulu. Ayo beri dia kejutan juga. Toodles!" Chaeng pergi dengan kopiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Mommy || Jenlisa
RandomJenlisa Cerita ini adalah terjemahan dari "Baby Mommy" yang di tulis oleh @dorky_butt