S&A | Chapter 2

3K 362 39
                                    














Kelas siang ini cukup membosankan, Ekonomi. Ya jelas aja jenuh yang dibahas gak jauh jauh pasti tentang uang. Seulgi suka uang, siapa sih manusia millenial ditahun 2021 yang ga suka uang? I dont think theres a single person.

Tapi Seulgi suka uang dalam bentukan nyata bukan hanya pembicaraan semata apalagi bagaimana cara mendapatkannya.

Mungkin akan senang kalau yang membahasnya adalah orang yang memiliki jabatan tinggi atau setidaknya beruntung dalam mencari job yang membuat uang pasti akan mudah diraih.

Dan yang pasti bukan, Seulgi.

Hanya satu yang membuat Seulgi merasa tidak bosan dan justru merasa high dikeadaan hening senyap seperti ini, Jisoo. Selaku dosen ekonomi.

"Seul."

"Seulgi.''

Dia berkedip cepat kembali terjatuh kedalam lubang kenyataan membanting kecil pulpen yang sejak tadi dia mainkan lalu menoleh kearah teman yang memanggilnya di belakang. "A-ah ya?''.

"Ini oper ke depan."

"Oh ya ya," Seulgi mengambil alih kertas putih berisi quiz yang diberikan oleh teman bulenya alias Wendy yang kemudian dia berikan lagi kepada teman didepan kursinya.

"Lo kenapa gi?".

Seulgi berdehem canggung membenarkan duduknya. "Gapapa."

Wendy memutar bola matanya malas, padahal gelagat aneh Seulgi menunjukan jelas kalo ada sesuatu yang salah. Dia menendang kursi belakang Seulgi membuat pemiliknya agak terhentak dan terhuyung. "Boong lo jelek ege."

Mata monolid milik Seulgi memicing menuju Wendy ywng ditanggapi oleh ketawaan kecil. "Sialan lo, gue gapapa."

"Cuma agak kepikiran aja sama azka."

Wendy membulatkan bibirnya kecil seraya magut magut mengerti. "Ah azka baru masuk sekolah ya hari ini?".

Bergantian saat ini Seulgi yang mengiyakan pertanyaan Wendy, Cewe bule itu tiba tiba sedikit memajukan bibirnya.

"Gue kesiangan tadi padahal gue udah janji."

Ya, Seulgi tau itu. Tadi pagi saat dia mau nganterin azka kesekolah barunya ke sekolah dasar sempet nelfon Wendy yang sama sekali ga dapet balesan padahal dia janji sebelumnya bakalan ikut mereka tapi sayangnya semesta seolah ga mengizinkan sebab matahari lebih cepat terbit dari biasanya. Khusus untuk wendy tentu aja.

"Yaelah gapapa wen, sekolahnya juga deket rumah. Bisa kapan kapan lagi juga.''

"Tapi azka marah sama gue ga?".

Dengan cepat pemilik monolid itu bergeleng. "Cuman agak kecewa aja tapi tar juga baikan dia mah."

"Kalo gitu nanti gue ke rumah lo deh ya?".

Seulgi malah terkikik atas pertanyaan yang diajuin Wendy. "Sejak kapan lo kerumah gue izin dulu?".

Ketika percakapan mereka berlangsung Wendy menyadari wajah Seulgi yang berubah menegang dalam sekejap tepat seusai bu Jisoo melintasi kursi mereka berdua.

Suasana kelas yang sejak tadi bising semakin bising saat Jisoo memberitahu bahwa kelas hari ini berakhir sampai sini. Satu persatu penghuni kelas mulai keluar,

Wendy bergegas memasukan barang-barangnya kedalam totebag nya. "Gi masih ada kelas?".

Seulgi yang sedang berdiri menunggu teman bulenya menggeleng. "Udah kelar." Dia menyelipkan jari jemarinya kedalam saku jaket.

| Seulgi And Azka |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang