• Selamat bermalam minggu Jones brother! •
“Shoot!”
“Tambahkan tekanan 200 joule,” Dokter pria itu tak henti menitahkan para suster untuk meningkatkan tegangannya seiring detakan jantung yang terefleksi dari monitor menurun dan suara dentingan mengintens.
“bertahan bertahan bertahan.”
“darurat dokter, jantung pasie menurun.”
ditengah keringet yang mengucur dan nafas yang tergesa dokter itu berdoa dalam hati, dia menghembuskan nafas sejenak sebelum kembali berbicara, “last, naikan 330 Joule.”
dokter menggesekan dua pengecut jantung yang telah siap sehabis tegangannya dinaikan, dia menempelkan kedada wanita yang sekarang sedang berada diambang Kematian.
untuk terakhir kalinya dokter itu berteriak penuh harap, “shoot!”
nitt nitt nitt
“keadaan pasien membaik dokter, denyut jantungnya kembali normal.” ujar sang suster sesaat melihat grafik dimonitor meningkat sebagaimana mestinya.
dokter itu tersenyum simpul seiring helaan nafas berhembus, mengangguk hingga para tenaga medis lainnya segera merapihkan alat-alat genting yang baru aja mereka pakai seraya mengatur alat bantu untuk pasien.
setelah semuanya kembali pada semestinya, para petugas medis mengeluari ruangan itu satu persatu.
hingga yang tersisa dokter dan satu suster,
“d-dok...”
“dokter pasien tersadar,” suster itu terkejut dan segera menghampiri wanita yang masih berbaring dibangsal untuk diperiksa meski sang pasien justru menyangkal dan malah memberikan pertanyaan,
“d-dokter dimana anak saya?”
“s-saya mau ketemu c-chloe.” dia gak ngasih waktu buat dokter maupun suster ngerespon, dan tiba tiba wanita itu bangun dari bangsal tapi sesegera mungkin dilarang oleh sang suster.
suster itu memandang dokter seolah meminta izin yang kemudian ditanggapi dengan anggukan tanda persetujuan.
beberapa waktu suster itu keluar sebelum kembali lalu disusul oleh orang dewasa lainnya yang menggendong seorang bayi dengan tangan mungilnya yang tersangga oleh bantalan infus.
juga bersama bocah laki-laki yang gak sedikitpun ngelepas genggaman orang dewasa itu,
“c-chloe sayang, m-mam—” dia berhenti berucap ketika menyadari siapa yang membopong anak perempuannya saat ini,
orang dewasa disana tersenyum tipis yang sangat khas, meski matanya tertutup tapi dia tau mata itu juga ikut tersenyum. kemudian dia membawa satu tangan bayi yang bebas itu terangkat dan di guncang ke kanan dan kiri.
“hello mama Chloe is here and Im okey.”
“s-seulgi..”
“azka..”
“k-kamu, apa kabar?” satu pertanyaan sedikit ragu yang akhirnya terucapkan dari wanita yang lebih kecil setelah bermenit-menit keheningan menyelimuti suasana.
wanita itu enggan menoleh pada awalnya, tapi dengar suara kikikan kecil dari manusia sebelahnya reflek membuat dia agak mendengak kemudian pemandangan pertama yang dia dapatkan adalah, Seulgi sedang tersenyum tipis sampai membuat pipi bundar menggemaskannya tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
| Seulgi And Azka |
Fiksi PenggemarSeulgi bersama adik kesayangannya yang dikelilingi oleh empat aunty cantiknya.