•
•
•
"Hahh akhirnya ya setelah sibuk sibuk kita bisa perawatan perawatan manja." Jennie melenguh panjang, membiarkan tubuhnya dihinggapi oleh uap-uap panas karena mereka sekarang ada di sauna.
"Eh by the way bilangin makasih gue ya buat suami lo udah bayarin gue juga. Sering sering kalo bisa." Kata Jennie ditambah cengiran diakhirnya.
Irene menanggapi dengan decihan kecil.
Mereka berdua sedang berada disalah satu salon badan, ya tentu Irene yang ngajakin karena emang bogum nyuruh seperti yang kalian tau.
Bogum emang orang yang sangat memperhatikan penampilan bukan cuman buat dirinya sendiri tapi juga termasuk Irene dan Karina juga bukan hanya sekedar penampilan luar tapi juga dalam alias kesehatan.
Irene pada dasarnya merupakan orang yang perfect dalam segala sisi tapi Bogum membuatnya jauh lebih perfect lagi, tidak perduli situasinya sedang bagaimana tetap yang numero uno for bogum is self quality. Oleh karena itu seiring jalannya waktu Irene mau tidak mau terbiasa dengan gaya hidup suaminya.
"Rene lo sebenernya aktif ga sih di grup dosen?".
Irene yang berada diambang ketiduran mengangguk. "Aktif." Jawabnya singkat.
"Terus kenapa kemarin ga nongol hah?! Kemarin kan ada rapat daring, lo dicariin tau."
Wanita mungil itu membuka mata lalu membenarkan posisi duduknya menggunakan ekspresi datar bercampur panik. "Hah? Kok lo ga nelfon gue sih?".
Jennie memutar bola matanya malas. "Gue udah berkali-kali ya rene."
Pada kenyataannya emang Jennie udah berkali-kali eh ngga deng dua kali doang ngehubungin Irene tapi ga diangkat-angkat jadi yaudah akhirnya Jennie absenin Irene.
"Rapatnya penting emang?".
"Menurut lo?".
Dengan polos Irene mengangguk dibalas decihan sinis oleh Jennie.
"Kemarin ngebahas tentang dosen yang bakalan jadi pendamping kompetisi lukis."
Irene menghela nafasnyasnya dan raut wajahnya kembali berubah menjadi tenang. "Ahh itu doang."
Jennie menyentil dahi Irene. "Doang palalo, namanya rapat ya lo kudu dateng. Lagian ga biasanya banget lo ninggalin rapat.''
"Sakit jen." Keluh Irene sambil mengusap keningnya. "Siapa suruh, mendadak ya mana gue tau."
"Terus siapa yang jadi pendampingnya?" Tanya Irene lagi.
"Belom diputusin sih tapi kayanya Jisoo yang bakal berangkat soalnya dia doang yang harusnya bisa."
Irene magut-magut, tidak perduli apapun keputusannya lagian emang dia juga ga minat jadi pendamping kompetisi-kompetisi atau sebagainya karena dia pikir pasti ngebosenin.
"Lo ga mau emang rene?"
Pas banget Jennie nanya begitu dan tentu aja jawaban Irene— "Ngga."
"Padahal lumayan tau ke bandung."
Irene hanya menggidikan bahunya acuh dan Jennie gak lagi ngebahas itu bergantian sekarang Irene yang bertanya. "Jen lo tau cewe rambut blonde yang biasa sama Seulgi gak?".
Jennie terlihat sedang berfikir keras hingga menciptakan lipatan didahinya. "Cewe rambut blonde.. ahh," Jennie menjentikan jarinya. "Wendy?".
"Y-ya Wendy."
KAMU SEDANG MEMBACA
| Seulgi And Azka |
أدب الهواةSeulgi bersama adik kesayangannya yang dikelilingi oleh empat aunty cantiknya.