S&A | Chapter 4

1.9K 310 36
                                    













"Jen sst."

Jennie menoleh kearah Irene yang sejak tadi berusaha keras buat mencuri atensinya, dia bercuap tanpa suara. 'Apa sih?'.

Irene memberikan sobekan kertas kecil secara sembunyi-sembunyi membuat lipatan didahi Jennie tercetak jelas, padahal mereka berdua sebelahan tinggal ngomong aja bisa meski harus bisik-bisik. Tapi dari pada banyak bacot dia lebih milih baca apa yang tertulis disana.

Lo tau tentang degemnya jisoo gak?

Jennie keheranan atas pertanyaan temannya yang sama sekali gak berbobot ditengah perkumpulan para dosen saat ini, emang sih ga ngebahas hal yang penting penting banget buat mereka tapi tetep aja biasanya Irene selalu fokus dengerin apa yang dibahas.

Dan juga beberapa hari yang lalu saat dia ngobrolin degem, Irene boro boro perduli nganggap serius juga ngga.

Tapi sekarang ga ada angin ga ada hujan dia nanyain tentang degem? Degemnya jisoo lagi.

Cewe bermata bak kucing itu mengangguk menciptakan senyuman samar dibibir Irene tapi selang beberapa detik Jennie menggeleng membuat Irene mengurungkan senyumnya dan berwajah datar.

"Emang kenapa sih?" Tanya Jennie berbisik.

"Gue cuma pengen tau.''

Tiba-tiba getaran disaku rok Irene terasa, ternyata suaminya yang nelfon akhirnya dia mutusin buat izin keluar berhubung rapatnya juga udah mau selesai.

"Halo sayang aku ganggu ga?".

"Ngga ko, tadi aku emang lagi rapat tapi sekarang udah selesai."

"Syukur deh kalo gitu."

"Emangnya kenapa?"

Terdengar helaan napas lelah dari sebrang telfon dari situ aja Irene udah bisa nebak apa yang bakalan diutarakan Bogum,

"Aku pulangnya ditunda gapapa kan rene?".

Entah apa yang Irene pikirkan namun dia tidak sama sekali merasa kecewa tapi justru ada perasaan senang jauh dilubuk hatinya karna itu berarti Irene punya banyak waktu luang mencari tau tentang manusia bermonolid yang dia temuin sebelumnya.

"Tapi kalo kamu keb---"

"Ngga bukan gitu, yaudah kalo emang masih ada kerjaan dilanjutin aja. Tapi jangan lupa makan ya."

"Oke sayang kamu juga jangan lupa makan."

"Yaudah aku matiin ya telfonnya, titip salam buat karina. Anak itu susah banget dihubungin." Adunya kecewa membuat Irene terkekeh kecil mengingat kebiasaan Karina yang emang jarang megang hp.

"Iya nanti aku sampein."

"I love u and miss u so bad sayang."

"Yaa, love u too."

Tepat setelah Irene menjauhkan ponsel dari telinganya dia dikagetkan oleh seseorang dari belakangnya. "mas bogum ya? Ngajak vcs kah?".

Irene terlompat kecil berkat keterkejutannya. "Jen astaga."

"Nggak lah gila lo ya."

"Siapa tau aja, gue bisa jadi penonton."

Irene memutar bola matanya malas, mereka berdua jalan berdampingan tanpa tujuan. "Eh rene tadi lo nanya degemnya jisoo kan?".

| Seulgi And Azka |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang