ini panjang banget cius.
•
•
•
Pagi ini berbeda.
Irene menyilangkan kedua tangan didepan perut, bibirnya ia gigit kecil melihat panorama dihadapannya dari jauh.
Kasur putih dengan selimut yang senada terbentang luas, semuanya lekas acak-aduk saat ini. ditiduri oleh sesosok adik dan kakak yang berposisi sangat romantis.
Irene berderap kecil, menghampiri Seulgi.
kaos navy manusia itu agak terangkat hingga meng-ekspos perut kencangnya.
itu sungguh menggiurkan bukan?
Irene menyusupkan jari jemarinya nakal kedalam kaos Seulgi lalu mengusap-ngusapnya halus.
"pagi."
secara perlahan kelopak monolid Seulgi terpaksa terbuka mendengar ada bisikan halus yang teralun indah ditelinga nya, ia meregangkan tubuhnya yang entah sejak kapan sudah meringkupi tubuh mungil adiknya yang masih terlelap pulas.
ketika sadar sepenuhnya, hal pertama yang ditangkap oleh mata minimalisnya adalah keberadaan wanita cantik duduk dibibir ranjang tepat disebelahnya.
senyuman dibibir kering milik seulgi terulas menghilangkan mata monolidnya.
"pagi," sapaan itu bahkan tidak terdengar yang kemudian membuat Irene tergelak gemas. wanita yang lebih tua mendekat, menghampiri bibir tipis merona itu untuk mencuri kecupan singkat.
"euhh.. ini apa maksudnya ya?" Seulgi mengeluh karena Irene sama sekali ga ngehentiin usapan diperutnya yang menggelikan.
"i told you seulgi. I can eat this bread for breakfast every morning."
Seulgi tergelak, membawa tangan nakal sang dosen keluar dari bajunya sebelum narik tubuh Irene pelan-pelan berbaring kembali menuju kasur.
Seulgi membenamkan wajahnya di dada Irene sementara tangannya melingkar erat dipinggang proporsional wanita itu. "well, too early to get your breakfast, mommy."
"Its time to cuddle." imbuh Seulgi. suara serak parau milik seulgi menggemaskan. membuat senyumnya gak bisa luntur sedikitpun..
"saya bisa denger jantung ibu, ibu grogi ya deket saya?"
senyumnya terurung dalam sekejap, Irene mencubit keras perut seulgi. "can you stopp calling me ibu?"
meski agak perih Seulgi ketawa setelahnya. "kenapa? kan emang Bu Irene perempuan. masa panggil pak Irene?".
"gak lucu."
Seulgi agak menengadah memastikan dan dosen, raut wajahnya masam. seulgi baru keinget akan satu hal, kemarin Irene masih dalam masa period.
Seulgi bangkit membebaskan pelukannya berganti mengukungi tubuh Irene menumpu pada lengannya sendiri. "okey maaf."
"maunya dipanggil apa hmm?"
"sayang? honey? baby? or mommy?" kata terakhir Seulgi ucapkan dengan intonasi yang lebih seduktif. dan Seulgi sadar Irene membeku bersamaan pipinya yang menjalar merah.
tapi tiba-tiba Irene meninju perut Seulgi sampai orang itu tersingkir dari atasnya. "ga ada kamu nyebelin."
"aww, jahat banget sih ibu tiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
| Seulgi And Azka |
FanfictionSeulgi bersama adik kesayangannya yang dikelilingi oleh empat aunty cantiknya.