Ojek Payung

729 81 18
                                    

Masih berjongkok dan mengikat tali sepatunya yang tadi sengaja ia lepas, Mi Cha mendengar semua pembicaraan Haechan dan temannya itu.

Setelah mendengar pengakuan mengejutkan dari Haechan, Mi Cha menyimpulkan bahwa Haechan membayar Renjun untuk mendorong Jeno ke jalur melintasnya mobil hingga Jeno nyaris tertabrak kemarin.

Sungguh, gadis berambut lurus sepundak itu tidak pernah menyangka Haechan, saudara Jeno sendiri, akan melakukan hal jahat itu. Dalam sekejap saja, Mi Cha berhasil merasa sesak dan kesal sekaligus, tentu rasa terkejut dalam benaknya pun belum pudar sama sekali.

Usai dirasa informasi yang ia dengar cukup, Mi Cha berdiri. Gadis berseragam sekolah itu memutar tubuh dan kembali berjalan ke mejanya.

Tepat setelah Mi Cha duduk dikursinya, Ryunjin dan Minju baru keluar dari toilet wanita. Mereka melenggang menuju meja yang dihuni Mi Cha.

"Ryunjin, donat rasberrynya buat lo aja deh. Gue udah nggak mood mau makan." Ujar Mi Cha cemberut setelah Ryunjin dan Minju duduk dikursinya masing-masing.






===[]===






"Kak, makanan jatah aku kayanya nggak ada di meja makan, ya?"

Saat mendengar suara Jeno yang berdiri di samping sofa, Taeyong yang kala itu duduk dengan menekuk kedua lututnya di atas sofa menoleh ke adiknya itu. Mulutnya berisi penuh nasi dan potongan ayam yang sedang ia kunyah.

Kemudian, ia memandangi piring yang berisi nasi dan ayam KFC yang sekarang tengah ia nikmati.

Sebetulnya, itu jatah makan malam Jeno. Ketika Jeno berdiam terus di kamarnya, Taeyong kira Jeno sudah tidur tanpa sempat makan. Maka ia yang saat itu sedang lapar, tanpa mengecek terlebih dahulu kamar Jeno, Taeyong langsung meraih makanan jatah Jeno.

"Makanannya gue makan." Jawab Taeyong, kemudian menelan isi mulutnya yang telah hancur digigit.

Selama beberapa detik, Taeyong pandangi wajah murung Jeno yang tampak tercekat. Kemudian, mata Taeyong kembali terarah pada televisi yang sedang ditontonnya.

Helaan napas berat Jeno, dapat Taeyong dengar. Tidak merasa bersalah telah memakan jatah makan malam Jeno, Taeyong mengabaikan kehadiran Jeno yang masih berdiri kaku di tempatnya.

"Ada nasi basi yang udah berlendir di deket tempat sampah dapur. Kan lo lapar, mau gue ambilin buat lo?" Tawar Taeyong menyeringai.

Merasa sesak karena perkataan kakaknya, Jeno mendengus lemah.

"Lauknya, tulang ayam nih. Belom gue gerogotin." Lanjut Taeyong.

Dibalik wajah kesal Jeno yang saat ini terpasang, jujur Jeno merasa sedih mendapat sikap sarkas kakaknya. Tersenyum lemah lah ia, Taeyong yang melihatnya berdecak sebal.

"Sono pergi! Hush hush hush! Jangan ganggu gue!" Sungut Taeyong mengibaskan tangan kanannya yang berminyak ke arah Jeno.

"Aku bener-bener lapar banget, kak. Barangkali ada sisa dikit aja, aku mau makan kok." Ujar Jeno.

"Nggak ada! Nggak sudi gue ngasih apapun yang udah jadi milik gue ke orang cacat kaya lo!"

"Kakak masih inget? Kakak yang buat aku kaya gini."

"Ah elah! Bikin nafsu makan gue ilang aja lu mah! Parasit sialan! Tuh abisin!"

Taeyong yang terlanjur kesal, bangkit dari sofa. Ia menaruh piringnya ke atas sofa, kemudian berlalu menuju dapur untuk cuci tangan.

Dibalik senyum tipis yang terukir diwajah tampan Jeno, Jeno merasa senang walau dapat makanan sisa untuk mengusir laparnya.

Dalam keadaan tidak bisa melihat apa-apa, Jeno menjatuhkan bokong di atas sofa. Indra penciumannya yang tajam, membuat Jeno mengetahui letak piring yang ditinggalkan Taeyong, kakak tirinya.

Open Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang