Down

667 60 9
                                    

Neoreul saranghaji anhneun geu sarami gakkem bureopgido haesso
(Dia yang tak mencintaimu, terkadang aku iri padanya)
Oneul uneun neoui yeopeseo kkeonaen mal
(Kata-kata yang keluar dariku yang menangis di sampingmu)
Gyeou, gwaenchanha gwaenchanha da
(Hanya "tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja")
Sori eobsi i gyejeol teum sai seumyeodeun neo
(Kau memberi jarak ditengah musim ini tanpa suara)
Jamkkan swieogajin mayo
(Jangan istirahat)
Gyesok yeogie meomulleoyo
(Selalu tetap di sini)
-No Longer, NCT 127-













"Kak Jeno! Kak Jeno, oh my god! You're not okay!"

Gadis berambut lurus sepundak itu berlari menghampiri pujaan hatinya yang sedang berusaha berdiri. Pria yang wajahnya babak belur itu sudah berusaha mengumpulkan segenap tenaga yang ia miliki untuk bangkit, akan tetapi tubuh bongsornya yang kesakitan itu tidak menuruti keinginannya.

Baru berdiri beberapa detik, tubuh Jeno kembali terjatuh ke jalan.

"Kak Jen, aku bantuin bangun yuk!"

Mi Cha sekarang berdiri di hadapan Jeno, ia merunduk, kedua tangan kurusnya terulur menggenggam tangan Jeno, bermaksud membantu pria itu berdiri. Namun, gadis itu justru tersentak kala tangannya malah ditepis kasar oleh Jeno.

Raut kesakitan Jeno berbaur dengan raut dinginnya. Mi Cha menghembuskan napas pelan, dapat ia terka perasaan Jeno bahwa pria tersebut tidak ingin dianggap lemah. Padahal Mi Cha tidak menganggapnya demikian. Gadis yang kini wajahnya sendu itu hanya mengkhawatirkan Jeno.

"Lo gausah sok baik sama-- sama g-gue." Tegas Jeno diselingi ringisan, tangan kanannya yang terdapat lebam meremat perutnya. Jeno terlihat menahan sakit.

"Udah aku bilang, kakak nggak baik-baik aja!" Tekan Mi Cha, gadis berkemeja hitam oversize itu berjongkok, kemudian menyentuh punggung tangan kanan Jeno. "Kakak pasti cedera."

"Gausah sok tau!" Jeno membentak dan menepis tangan Mi Cha.

"Trauma tumpul abdomen." Ujar Mi Cha, dengan tenang ia menatap serius wajah penuh lebam Jeno. Detik ini, di sebelah gadis itu berdiri lah Ryunjin yang memperhatikan interaksi kedua insan itu.

"Trauma yang disebabkan salah satunya oleh pukulan pada perut. Limpa sama hati merupakan organ yang sering ngalamin cedera ini." Mi Cha hendak menyentuh lengan Jeno, bermaksud membantunya untuk berdiri. Namun takut mengusik Jeno, Mi Cha pun urung melakukannya. "Kakak harus kubawa ke rumah sakit."

"Gue nggak butuh bantuan lo!" Sungut Jeno, kedua telapak tangannya menekan jalan, ia masih berusaha berdiri.

"Kakak terluka!" Balas Mi Cha, setengah berteriak. Kentara sekali raut khawatir pada wajahnya.

"Gue mau lo pergi!"

"Tapi kakak berdarah!"

"Terus?"

"Aku yang ngerasa sakit." Suara Mi Cha memelan, disahut suara angin berhembus yang entah mengapa menjadi jelas terdengar. Bahkan suara napas ketiga insan di sana pun turut terdengar.

Open Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang