"Hidup ini indah kalo liat pujaan hati. Seolah karena itu waktu terasa berlalu cepat."
Gadis berambut lurus sepundak yang masih melekat seragam sekolah ditubuh mungilnya, sore itu sedang mengikuti langkah Jeno yang baru keluar dari agen. Ia baru saja bergumam. Tadi, saat bergumam, masih berjalan pelan, ia merentangkan kedua tangannya. Wajahnya yang matanya terpejam, mendongak ke atas.
Beruntung kelakuan aneh gadis tersebut hanya disaksikan langit jingga yang cantik. Di jalan yang sedang kedua insan itu lalui, tidak ada manusia lagi selain Na Mi Cha dan Lee Jeno.
Mendadak mata Mi Cha memicing. Dari jarak tiga meter, ia tak sengaja melihat tali sepatu putih Jeno yang lepas. Khawatir tali sepatu yang bergerak bebas saat Jeno berjalan membuat Jeno tersandung, maka Mi Cha pun mempercepat jalannya.
Langkah Jeno spontan berhenti saat pria berjaket jeans tersebut merasakan kehadiran seseorang yang menghadang jalannya.
Mencium aroma parfum khas anak kecil, bisa membuatnya tahu siapa yang berdiri di hadapannya sekarang.
"Lo lagi?!" Jeno geram. "Masalah idup lo sama gue apa sih!" Kemudian mengangkat tongkat yang ia pegang dan memukul keras kaki kiri Mi Cha.
Sontak, Mi Cha mengaduh sakit sambil memegangi kaki kirinya. "Kak Jeno kasar." Ketus Mi Cha cemberut, sedetik kemudian rautnya berubah cerah. "Tapi, aku suka." Lanjutnya, menyengir lebar di hadapan Jeno.
"Lo tuh-"
"Jangan bergerak!" Seru Mi Cha lantang. "Tali sepatu kakak lepas, aku mau iketin biar kakak nggak jatoh." Bisiknya tak terdengar Jeno.
"Hah? Ngomong apa lo barusan?"
Tidak mempedulikan kebingungan Jeno, Mi Cha berjongkok. Tangan mungilnya meraih tali sepatu kanan Jeno yang lepas.
Kala itu langit senja menyaksikan. Pohon-pohon rimbun di pinggir jalan yang bergoyang tertiup angin pun menyaksikan. Semilir angin yang menerpa wajah kedua insan di sana, seolah tak mengganggu aktivitas Mi Cha.
Namun, karena lama-kelamaan merasa risih dan terancam, Jeno menendang wajah Mi Cha. Menendangnya cukup keras sampai gadis tersebut memundurkan tubuhnya.
Akibat shyok, Mi Cha yang baru selesai mengikat tali sepatu Jeno, terduduk dengan raut terkejut di jalan.
Barusan tendangan Jeno tepat sasaran menghantam hidungnya. Mi Cha terperangah saat merasakan ada sesuatu mengalir keluar dari lubang hidungnya.
"Darah?!" Pekik Mi Cha dengan suara tertahan, usai menyentuh hidungnya. "Anjir! Baru kali ini gue ditendang sampe berdarah kaya gini." Gumamnya memelotot, memperhatikan cairan merah dijari telunjuknya.
"Wey, Jen!"
Dari kejauhan, Lucas yang berdiri tegap berseru lantang. Pria berkemeja kotak-kotak hijau itu, terlihat setengah marah.
Kemudian, baik Jeno maupun Mi Cha menoleh ke sana kemari hanya untuk menebak keberadaan pemilik suara tersebut.
"Eh, Kak Lucas?" Gumam Mi Cha mendapati sosok jangkung Lucas berlari mendekati.
Detik berikutnya, gadis bermarga Na tersebut berdiri. Sempat menepuk-nepuk bagian belakang roknya yang kotor. Dilirik lah oleh dirinya wajah Jeno yang tertera raut bingung.
"Kak Lucas ada di sini." Cicit Mi Cha.
"Oh, gitu." Respon si pria pelan. "Kok gue kaya nyium bau darah ya?"
Mi Cha memelotot, kemudian sedikit menjauhi Jeno sambil menangkup hidung dengan kedua tangan. "Ada tikus bunuh diri. Dia jatoh dari pohon, terus mayatnya tergeletak di tanah. Kepala tikusnya bocor. Keburu mati sebelum dibawa ke rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Open Your Eyes
FanfictionDia buta, pemarah, dan kasar. Namanya Lee Jeno. Seorang pemuda yang tidak sempurna. Hidupnya jauh dari kata bahagia setelah Lee Taeyong memintanya mendonorkan mata untuk Lee Haechan. Lalu bagaimana seorang Lee Jeno menjalani hidupnya yang kelam? Bi...