Epiphany

369 60 2
                                    

Kalian liat tanda bintang di sebelah kiri di layar hp kalian, sentuh oke! Jaga kesehatan selalu yaa!!!~Lee Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian liat tanda bintang di sebelah kiri di layar hp kalian, sentuh oke! Jaga kesehatan selalu yaa!!!
~Lee Jeno






Usai hanya dapat terbaring lemah di kasur selama tiga hari, Mi Cha yang batuk pileknya belum pulih berkunjung ke rumah keluarga Lee. Seorang diri.

Jaemin dan Yoona tidak mengetahui kepergian gadis itu karena sedang berada di toko bunga milik Yoona.

"Misi! Paketnya, om. Uhuk... Uhuk..."

Di depan pintu rumah, Mi Cha yang tadinya ingin berseru heboh, malah berujung batuk karena tenggorokannya masih gatal.

Pintu rumah sederhana itu dibuka dari dalam. Senyum gadis berambut lurus sepundak itu mengembang kala sosok tampan Mark kepalanya menyembul dibalik pintu yang setengah terbuka.

"Yo, matcha!" Sapa Mark riang.

Mi Cha merotasikan bola mata, "Namaku Mi Cha. Kalo matcha tuh yang ijo-ijo."

"Apa tuh yang ijo-ijo? Lumut kah? Atau rumput? Atau semangka? Ahh, gue mendadak kangen ama semangka!"

"Pabo bener sia! Kan kata Kak Chanyeol matcha itu daun teh!"

"Oke oke." Mark tergelak. "Ayo masuk. By the way I lagi not wear baju."

Mi Cha memelotot, "Naked dong???" Kemudian shyok.

"You're right, girl. But I wear celana kok."

Ketika Mark berlalu, baru lah Mi Cha berani masuk ke dalam rumah. Apa kata dunia jika seorang gadis baik-baik seperti dirinya memasuki rumah yang di dalamnya hanya ada pria muda yang tidak memakai baju. Apa tuduhan masyarakat nanti?

"So, what your goal come here?" Tanya Mark, usai kembali dengan berpakaian yang benar dan duduk di sofa tunggal di ruang tamu.

Mi Cha menghembuskan napas kasar, "Aku mau bahas Kak Jeno."

Wajah sumringah Mark lesap setelah nama Jeno terlontar. Mi Cha yang menyadari perubahan Mark mendadak merinding. Ia meneguk ludah susah payah.

"Kak,"

Mark menanggapinya dengan berdecak kesal. Pria Kanada itu membuang muka, seketika wajahnya dingin, Mi Cha tidak mengenal Mark yang ini. Setahunya Mark Lee itu seorang pria periang dan hangat.

"Aku turut berduka cita sama kematian bibi. Aku sedih banget sama kehilangan kalian." Mi Cha menghela napas pendek.

Mark melirik tajam saat suara pelan dan lembut gadis itu menguar.

"Tapi..." Ujar Mi Cha meragu, pasalnya ia merinding dengan raut wajah tidak bersahabat pria berkaus oblong hitam ini. "Kak Jeno nggak bersalah dalam hal ini. Ibu kakak meninggal saat bersama Kak Jeno, nggak adil kalo diklaim Kak Jeno sebagai penyebab kematiannya."

Open Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang