Luka

747 73 9
                                    

Hari ditanggal dua puluh Juni, menjadi hari berbahagianya keluarga Lee. Seharian pada hari ini, Nakamoto Yuta, tetangga lama mereka enam tahun lalu dan juga sahabat kecil Taeyong, mengunjungi Korea setelah berdiam enam tahun di Jepang.

Pada sebuah sore tanpa langit mendung itu, Yuta masih saja membuat keluarga Lee bahagia karena kedatangannya. Bibi dan paman lebih bahagia ketika melihat anak-anak mereka bahagia bercengkrama heboh bersama Yuta. Kecualikan Lee Jeno, karena pria itu baru saja bertemu Na Mi Cha di depan toko perabotan elektronik.

Sedari tadi pagi hingga sore ini, Yuta selalu bersama mereka. Tadi, ia ikut jogging bersama Taeyong dan Mark. Kemudian dari siang sampai sore, ia diajak anak-anak keluarga Lee main ular tangga, nonton horor, dan makan ramyeon.

Kegiatan mereka main ular tangga disore ini harus berhenti usai Yuta mendapat telpon dari ibunya untuk segera pulang ke hotel, tempat keluarganya menginap.

"Keluarga kamu nggak nginep di rumah kami aja?" Saran Taeyong setelah Yuta selesai menjelaskan alasan ia harus pulang.

"Nih, biskuit sama kopinya." Bibi mendadak datang dan menaruh toples biskuit juga beberapa gelas kopi ke atas lantai. "Rumah ini memang kecil sama sempit dan banyak penghuninya. Tapi anggota keluarga kalian cuma tiga, jadi masih cukup kok." Ujar bibi pada pemuda Jepang itu.

"Walau rumah kami kecil, tapi keluarga Lee siap melayani keluarga kakak lebih baik dari pelayanan hotel kok." Ujar Mark, diakhiri kekehan.

Mendapat kebaikan yang begitu tulus dari keluarga sahabatnya, Yuta tersentuh. Pria berambut legam itu mengulas senyum.

"Mama aku mendadak sakit, nggak bisa terlalu berpergian. Ayah yang jaga di hotel. Jadi, karena itu keluarga aku nggak nginep di sini." Jelas Yuta, "Eeeuuum, aku harus pulang. Besok mampir ke sini lagi kok. Oh ya, aku nggak terlalu tau jalan dari sini ke jalan raya. Bisa kamu tunjukin?" Tanyanya menatap Lee Taeyong, pria yang duduk di sebelah kanannya.

"Keluarga kamu nginep di hotel mana? Aku kepengin ketemu mama sama ayah kamu." Ujar Taeyong.

"Bibi juga mau ikut. Bibi mau jenguk mama kamu, Yut. Nggak ganggu waktu istirahatnya kan?"

"Nggak kok, bi. Berarti kalian sama aku sekalian ke hotel bareng nih?" Yuta ingin memastikan.

"Iya lah." Jawab Taeyong. "Ikut nggak, Mark?" Ujarnya, menatap Mark yang duduk berhadapan dengannya.

"Nggak dulu, kak. Aku mau nunggu Jeno, gatau kapan tuh bocah pulang."

Tanpa mereka sadari, bibi sudah berlalu ke kamarnya hendak berganti pakaian.

"Kata kamu setiap si Jeno libur kerja, dia sering diem di depan toko perabotan elektronik. Nah, dia ngapain?"

Taeyong menggendikan bahunya sebagai respon dari pertanyaan Yuta dan tatapan pria itu yang mengarah padanya. Kemudian, Yuta beralih memandang Mark yang dari gelagatnya siap bercerita.

"Itu tempat pertama kali dia ketemu sama cinta pertamanya. Si Karina. Si Karina ini udah lama kuliah di luar negeri. Setau aku, andai Karina pulang ke Korea, mereka udah janjian bakal ketemuan di depan toko elektronik. Tapi, karena gatau kenapa tiba-tiba nggak ada kabar apapun lagi dari Karina. Jadi, Jeno atau aku gatau kapan Karina ke Korea. Alhasil, sodaraku itu selalu nunggu di sono. Berharap bisa segera ketemu sama Karina." Mark bercerita. Yuta yang menyimak, menunjukan ekspresi tersentuh.

"So sweet." Sahutnya bertepuk tangan pelan. "Terus, sampe sekarang belom ada kabar dari cinta pertamanya Jeno?" Ia mencomot biskuit, kemudian mencelupkannya ke kopi dan memakannya.

"Belom." Mark tersenyum kecut. "Aku harap si Jeno bisa muf on. Kasian dia kalo begini terus di setiap hari libur."

"Si Karina bosen kali sama Jeno. Jeno kan buta." Celetuk Taeyong melakukan hal sama seperti Yuta, mencelupkan biskuit ke kopi sebelum memakannya.

Open Your Eyes Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang