22. Akira Menghilang

102 18 4
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Terima kasih untuk readers ku, termasuk silent readers. Terima kasih yang sudah memberikan vote dan meramaikan komen. Maaf belum bisa membalas komen kalian. Selamat membaca chapter 22.

**

Akira meringkuk di atas ranjang. Rhein baru saja selesai membersihkan diri melangkah mendekati Akira. Gadis itu duduk di lantai, menapakkan kedua tangannya di atas ranjang, lalu meletakkan kepalanya di atasnya. Dengan posisi seperti itu, Rhein begitu sangat dekat dengan wajah Akira. Rhein sangat menikmati wajah tampan Akira. Walaupun putih pucat, Akira masih terlihat tampan. Ketika Rhein sedang menikmati anugerah keindahan itu, tiba-tiba Akira membuka matanya.

"Sedang apa kau ini? Apa yang kau lihat?" tanyanya heran melihat posisi wajah Rhein begitu dekat dengan wajahnya.

Hana diam saja dan masih menikmati ketampanan serta mata indah milik Akira.

"Kenapa kau diam?"

"Ah, tidak." Rhein membalikkan badannya dan duduk menyandar di ranjang. Seperti orang sedang bermain sulap, Akira mendadak muncul dengan posisi duduk di samping Rhein.

"Kau kenapa? Ada masalah?" tanyanya pada Rhein.

"Tidak," jawab Rhein singkat menoleh menatap Akira.

Lama sekali Rhein menatap wajah Akira dari samping. Entah kenapa tiba-tiba Rhein menyandarkan kepalanya di bahu Akira.

"Eh ...." Akira kaget.

"Biarkan aku dalam posisi seperti ini dulu. Hanya untuk beberapa menit ke depan," ucap Rhein, lalu memejamkan matanya.

Akira terhenyak sesaat mendengarkan kalimat yang baru saja diucapkan oleh Rhein. Akira diam dan melirik Rhein. Tiba-tiba Akira merasakan sesuatu yang aneh ketika menatap wajah Rhein dengan radius yang sangat dekat.

Perasaan apa ini? Kenapa begitu aneh? Apakah aku benar-benar sudah mulai menyukainya?

Batin Akira mulai bergejolak. Tangan kirinya terangkat dan menempelkannya pada surai hitam milik Rhein. Membelainya begitu lembut dan penuh kasih sayang. Akira mulai membayangkan sesuatu yang nantinya tidak bisa dia tolak.

Bagaimana jika suatu saat aku menghilang? Siapa yang akan menjaga Rhein?

Lagi ... dan lagi, semua berkecamuk menjadi satu dalam benak Akira. Secara bersamaan bayangan-bayangan masa lalu mulai bergentayangan dalam pikiran Akira. Bayangan itu buyar ketika sayup-sayup Akira mendengarkan kicauan Hana.

"Akira... Akira ... kau tidak akan pergi meninggalkanku 'kan?"

"Mengigau kah?" Akira memegang kening Rhein. "Kenapa hangat seperti ini?" Akira langsung memindahkan Rhein ke atas ranjang.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang