26. Sang Penyelamat

85 19 2
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Rhein melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, dia begitu lemas dan tidak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. Rhein berusaha menahan tangis. Leonard yang melihatnya merasa sangat iba, setelah itu dia melirik Andrew yang sedang menerima telepon.

"Hey ... cepat kemasi barang-barang mu dan jangan mengambil apapun dari rumah ini selain barang mu!" teriak Andrew. Rhein hanya menghela napas.

"Ini sudah sangat keterlaluan!" ujar Leonard lirih menatap Andrew.

Beberapa saat setelah itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah Rhein. Andrew tersenyum sumringah, berlari mendekatinya, dan membukakan pintu mobil. Ternyata calon pembeli rumah sudah datang.

"Benar-benar orang yang sangat serakah," cibir Leonard.

Leonard mulai kesal ketika Andrew kembali lagi berteriak memanggil Rhein yang tidak kunjung muncul.

Rhein pun muncul dan menuruni anak tangga dengan menarik sebuah koper besar. Dia pun tanpa basa-basi melangkah melewati Andrew dan Leonard serta calon pembeli rumah tersebut.

Melihat hal itu, Andrew meradang. Pria itu menarik paksa koper yang sedang ditarik Rhein.

"Aku ingin memeriksa koper mu ini. Siapa tahu kau membawa sesuatu yang berharga dari rumahku ini." Andrew membuka paksa koper milik Rhein. Akan tetapi dengan cekatan Leonard mencegah aksi Andrew.

"Maaf Tuan Andrew, saya rasa Anda sudah benar-benar keterlaluan. Tidak sepantasnya Anda memperlakukan dia seperti seorang pencuri." Leonard merampas koper Rhein dari tangan Andrew.

"Pengacara Leonard!" teriak Andrew. Leonard membalas tatapan Andrew.

"Kenapa? Apa Anda ingin memecat Saya?" tantang Leonard. "Jika hal itu terjadi, Saya pastikan Anda tidak akan mendapatkan apa-apa!" ancam Leonard dengan sangat serius.

Leonard menarik koper itu dan melangkah mendekati Rhein. Leonard pun mengajak Rhein keluar dari rumah itu. Baru beberapa langkah keluar dari pintu, pria tua itu kembali berteriak.

"Leonard, kau mau pergi ke mana?" teriakan itu membuat Leonard menghentikan langkahnya, dia menoleh menatap Andrew.

"Urus saja sendiri soal rumah ini," ucap Leonard ketus.

Leonard berdiri tepat di sebelah mobilnya. Hana yang sedari tadi bingung, antara sedih, marah, dan kecewa. Rhein memberanikan diri meminta koper miliknya yang masih dipegang oleh Leonard.

"Ma-maaf Tuan. Tolong kembalikan koper itu."

"Oh, maaf." Leonard menatap Rhein yang murung. "Setelah ini kau akan tinggal di mana?" lanjut Leonard bertanya.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang