15. Kecurigaan Akira

91 24 6
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Sebulan sudah Rhein bekerja di minimarket. Hari itu waktunya Rhein menerima upah gajinya selama satu bulan bekerja dan Akira pun belum sempat meminta pada Rhein soal hal itu, karena setiap Rhein pulang kerja dia sudah terlihat sangat kelelahan.

Senyuman itu tidak pernah memudar di wajah Rhein saat menerima upah pertamanya. Wajah cantik Rhein begitu sumringah. Tidak henti-hentinya dia bersenandung kecil saat pulang ke rumah pada malam itu.

Akhir-akhir ini Rhein selalu pulang menjelang malam. Biasanya dia sampai di rumah sekitar jam sepuluh atau sebelas malam. Rhein berangkat dan pulang kerja dengan berjalan kaki.

Malam itu dia pulang agak awal. Sekitar jam tujuh, Rhein sudah diizinkan untuk pulang. Tidak lupa dia memberi kudapan dan beberapa sosis. Bagaimanapun juga, sesibuk apapun Rhein, dia selalu ingat pada Akira.

"Akira 'kan suka makan sosis dan daging sapi. Aku akan membelikan sosis dan daging untuk dia." Rhein tersenyum menatap deretan kudapan yang ada di depannya.

"Ada yang bisa Saya bantu, Nona?" kata si penjual kudapan itu dengan ramah dan senyum manisnya.

"Aku ingin dua buah sosis jumbo, daging sapi, dan odengnya sepuluh tusuk," jelas Rhein.

"Baik Nona, silakan tunggu sebentar." Penjual itu langsung membungkus kan pesanan Rhein dan menyerahkan bungkusan itu kepada Rhein. Setelah Rhein membayar semuanya, dia bergegas pulang.

Sambil berjalan, Rhein mengangkat bungkusan yang ada di tangan kirinya.

"Akira pasti menyukainya. Aku tahu akhir-akhir ini aku sangat sibuk, dia pasti merasa jika aku cuek padanya." Rhein menghentikan langkahnya. "Tunggu dulu. Bagaimana jika nanti dia mengira kalau sosis ini adalah suapan untuk dirinya, karena aku terlalu sibuk dan cuek?" Rhein bertanya pada dirinya sendiri. "Ah, masa bodoh." Rhein kembali melangkahkan kakinya. Gadis cantik itu tidak sadar jika dirinya dibuntuti oleh seseorang.

Ada seseorang membuntuti Rhein dengan dengan jarak yang lumayan jauh sehingga hal itu tidak membuat Rhein curiga. Sesampainya di rumah, seperti biasa yang Rhein lakukan adalah berteriak memanggil nama Akira.

"Akira ... Akira ... Akira!" Rhein berkali-kali memanggil namanya. Namun, batang hidung hantu ganteng itu tidak tampak. Padahal biasanya jika Rhein berteriak, Akira pasti langsung muncul dan membuat Rhein terkejut karena selalu tiba-tiba muncul begitu saja di depan Rhein.

"Ke mana dia? Apa dia merajuk karena akhir-akhir ini aku cueki?" Rhein kembali lagi berteriak memanggil nama Akira.

Rhein menaiki anak tangga menuju lantai dua. Di sana pun dia tidak mendapatkan ada penampakan dari hantu Akira. Rhein berjalan menuju ke arah loteng. Hasilnya pun nihil, Akira tidak ada. Gadis itu kembali lagi turun ke lantai dua.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang