Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
"Kedua orang tuamumengalamikecelakaan. Mobil yang merekatumpangitergelincir."
Bagaikan tersambar petir di pagi hari. Saat Rhein harus mendapatkan dua orang polisi yang berdiri didepan pintu rumah dan memberikan kabar buruk pada Rhein.
Rhein terlihat sangat kacau hari itu. Dalam pikirannya, dia hanya ingin segera melihat keadaan kedua orang tuanya.
Bolos sekolah? Ya, hari itu juga Rhein absen tidak masuk sekolah. Tidak peduli dengan pakaian yang dia kenakan, dia langsung ikut pergi bersama dengan kedua polisi yang datang ke rumahnya.
Akira mengingat kejadian semalam saat melihat dua orang yang berdiri di depan pagar rumah Rhein. Dua orang yang tampak tidak jelas dalam penglihatan Akira dari kamar Rhein di lantai dua. Hantu Akira kembali bergidik ngeri ketika mengingat, hanya dengan sekejap saja dua orang yang berdiri di depan pagar rumah Rhein langsung menghilang.
Sudah bisa ditebak kebiasaan si hantu Akira yang ganteng selalu mengekori Rhein kemana pun gadis itu pergi. Tampak Akira duduk di sebelah Rhein di bangku penumpang mobil polisi. Mobil itu melaju ke arah rumah sakit di pusat kota.
Mobil berhenti di depan rumah sakit. Segera Rhein keluar dan berlari masuk ke dalam.
"Eh, Nona tunggu!" teriak salah satu polisi.
Rhein tidak menghiraukan teriakan polisi tersebut. Gadis itu terus berlari masuk dan berhenti tepat di frontdeskreceptionist.
"Ada yang bisa Saya bantu, Nona?"
Rhein masih menunduk, tangannya berpegangan pada sebuah meja. Dia masih mengatur napasnya. Selang beberapa menit setelah itu, dua polisi yang datang bersama dengan Rhein mendekati gadis itu.
"Maaf suster, kami datang lagi ingin mengetahui keadaan korban kecelakaan kemarin."
"Oh, pasien atas nama Daniel dan Ryumi, benar kan?"
"Iya. Apa sudah boleh di jenguk?" tanya Rhein. "Saya anaknya."
"Mohon maaf nona, pasien masih berada di ruang IGD. Nanti setelah dipindahkan ke ruang perawatan, nona boleh menjenguknya. Namun, keadaannya sangat parah. Jika mereka berdua bisa melewati masa kritis, mungkin mereka berdua bisa selamat. Akan tetapi, jika tidak———" Salah seorang perawat menggelengkan kepalanya.
Rhein terlihat sedih dan terpukul dengan jawaban dari perawat itu. Namun, bagaimana pun juga dia harus tetap berada di rumah sakit untuk melihat hasil perkembangan dari keadaan kedua orang tuanya.
