24. Terapi Pasca Siuman

74 17 3
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Sejuknya udara pagi memberikan warna tersendiri untuk sosok pemuda yang sedang duduk bersandar di headboard. Matanya menatap keluar jendela yang tidak jauh dari ranjang tempat dia duduk. Dia begitu sangat menikmatinya, ditambah lagi dengan suara kicau burung yang saling bersautan. Sedikit dia menggerakkan tubuhnya bagian bawah, dia tampak meringis dan mengerang kesakitan.

Kenapa dengan tubuhku? Kenapa terasa kaku semua? batinnya.

Dari kejauhan Bibi Aina tersenyum menatapnya. Wanita paruh baya itu pun mendekatinya dengan membawa nampan berisi sarapan.

"Tuan Muda, sarapan sudah datang." Bibi Aina menghampirinya. Sontak pemuda itu pun langsung menoleh ke arah wanita tua itu. Bibi Aina menaruh sebuah meja kecil dihadapannya.

"Apa Tuan Muda merasakan sakit?" tanya Bibi Aina.

"Bagaimana Bibi bisa tahu?"

"Makanlah bubur ini terlebih dahulu. Setelah itu Bibi akan mengajak Tuan Muda jalan-jalan," ujar Bibi Aina menaruh semangkuk bubur hangat di atasnya.

"Terima kasih, Bi," balasnya tersenyum. "Aku pasti akan menghabiskan bubur ini tanpa sisa."

"Apa perlu Bibi suapi?" Bibi Aina menawarkan diri.

"Ti-tidak perlu, Bi. Tanganku tidak sakit." Akira tersipu malu.

Bibi Aina tersenyum pada Akira. "Jika membutuhkan sesuatu, Tuan Muda tinggal panggil Bibi."

Akira mengangguk. Bibi Aina keluar meninggalkan Akira. Pemuda itu memakan sesuap demi sesuap hingga akhirnya habis tanpa menyisakan sedikit pun.

Setelah membereskan semua bekas sarapan mantan anak asuhnya yang kini sudah tumbuh dewasa. Bibi Aina beralih mengajak Akira jalan-jalan menggunakan kursi roda.

Bibi Akira mengajak Akira berjalan-jalan mengelilingi taman yang ada di belakang rumah Leonard. Dengan telatennya Bibi Aina mendorong kursi roda itu dengan sangat hati-hati. Sesekali dia berhenti tepat di kumpulan bunga-bunga yang sedang bermekaran dan dihinggapi kupu-kupu.

"Bi, kenapa kakiku sangat sakit jika digerakkan?" tanyanya. Bibi Aina jongkok dan menjelaskan.

"Wajar saja jika kaki Tuan Muda kaku dan sakit saat digerakkan. Itu karena Tuan Muda tertidur cukup lama," tutur Bibi Aina menjelaskan pada Akira.

"Berapa lama kira-kira aku tertidur, Bi?" tanya Akira.

"Kurang lebih ada sekitar satu tahun." Bibi Aina memegang kaki kanan Akira.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang