19. Akira yang Meresahkan (18+)

236 23 4
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Rhein duduk diam di sebuah taman dan Ariga duduk di sampingnya. Pemuda itu mulai mengomel tidak karuan. Dia seperti menyalahkan Rhein. Namun, gadis itu tetap diam membisu. Entah dia merasa menyesal telah mengusir hantu Akira atau karena kencan dia yang gagal gara-gara ulah Akira.

Ariga masih terus mengomel disepanjang jalan, hingga pada akhirnya Rhein masuk ke sebuah kedai. Gadis itu benar-benar hilang kendali, dia memesan bir langsung empat botol.

Rhein langsung meminum bir itu dari botolnya. Pada awalnya Ariga mencegah Rhein, akan tetapi tiba-tiba pemuda itu membiarkan Rhein terus meneguknya.

Ini kali pertama Rhein meminum bir. Belum ada seperempatnya, Rhein sudah mabuk. Walaupun tidak mabuk berat, tapi itu sudah membuat Rhein sempoyongan.

Entah apa yang dipikirkan oleh Ariga. Dia terlihat sangat senang dengan keadaan Rhein saat itu. Ariga merasa telah memenangkan sebuah lomba.

"Rhein, ayo kita pulang," ajak Ariga. Rhein mengangguk. Dia begitu kesulitan berjalan karena mabuk.

Berkali-kali Rhein terjatuh, membuat Ariga harus menggendong Rhein. Kesempatan itu dipakai oleh Ariga untuk melancarkan aksinya yang sudah dia rancang. Akan tetapi, justru rencana itu dibuat sangat mulus oleh Rhein sendiri. Dengan dia mabuk, otomatis akan sangat gampang bagi Ariga untuk melakukannya. Ariga menggendong tubuh Rhein sampai di rumahnya.

"Rhein, di mana kamarmu?" tanya Ariga. Namun, yang ditanya sama sekali tidak merespons.

"Kepalaku pusing. Aku ingin tidur," rancau Rhein. Ariga bingung di mana letak kamar Rhein. Rumah sebesar itu dan banyak sekali pintu. Ariga pun memilih asal salah satu kamar yang akan dia gunakan untuk melancarkan aksinya.

Ternyata kamar yang dipilih oleh Ariga adalah kamar orang tua Rhein. Ariga masuk ke dalam kamar tersebut dan merebahkan tubuh Rhein.

"Aku pastikan tidak ada yang akan menolong mu." Ariga menatap tubuh Rhein penuh dengan nafsu. Dia tersenyum, lalu menaiki ranjang, dan merangkak di atas tubuh Rhein.

Namun, bersamaan dengan itu, kesadaran Rhein sudah kembali. Rhein terlihat kaget, ketika mendapatkan dirinya ada di dalam sebuah kamar dan serta posisi Ariga yang ada di atas tubuhnya.

"Ka-kau mau apa!"

"Ah, kau sudah sadar rupanya." Ariga mulai membelai wajah Rhein yang mulai terlihat ketakutan.

"Minggir!" Rhein berusaha mendorong tubuh Ariga.

"Diam!" bentak Ariga. "Jika kau tidak bisa diam. Aku akan berbuat kasar padamu."

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang