13. Minimarket

98 27 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Yang ada dalam pikiran Rhein saat ini adalah mencari kerja untuk menyambung hidupnya. Sejak kematian kedua orang tuanya, Rhein harus berjuang sendiri. Setelah lulus sekolah, Rhein tidak ingin berdiam diri. Dia tidak mungkin terus-menerus mengandalkan tabungan. Kini, dia memutar otak untuk mencari pekerjaan. Apapun itu pekerjaan, dia akan menerimanya. Berapa pun upahnya, Rhein akan menerimanya. Asalkan itu bisa untuk membeli beras atau yang lainnya.

Rhein mulai merasakan beratnya hidup yang harus dia jalani. Dulu setiap kali Rhein menginginkan sesuatu, tidak butuh waktu lama untuk membelinya. Baik sang Ayah atau Ibunya selalu memanjakan Rhein. Sekarang keadaan berbeda, setiap Rhein menginginkan sesuatu, dia harus bersusah payah dulu.

Kini, Rhein telah mendapatkan pekerjaan. Memang bukan pekerjaan dengan upah yang besar. Akan tetapi, Rhein sudah sangat bersyukur akan hal itu. Dia sangat senang dengan pekerjaannya.

Selesai Rhein interview, binar mata bahagia terpancar di wajahnya. Dia berjalan sambil senyam-senyum.

"Benar apa yang dikatakan Akira. Hidup ini adalah anugerah." Rhein melangkahkan kakinya dengan mantap. Hatinya memang sedang tumbuh banyak serangkaian bunga-bunga. Bagaimana tidak, mulai besok dia sudah harus berangkat kerja. Tentu saja Rhein sangat antusias menanggapinya.

Berbeda dengan Akira yang sedang menunggu kepulangan Rhein. Seperti biasa, dia menunggu di kamar Rhein. Tubuhnya bagaikan kapas melayang-layang di langit kamar. Dia tidur terlentang di awang-awang dengan kedua tangannya berapa di bawah kepala dan kali menyilang. Begitu tenang dengan kedua mata terpejam.

"Akiraaa ... Akiraaa!"

Sebuah teriakan menggelegar ke penjuru ruangan rumah. Akira membuka mata, dan menyunggingkan sebuah senyuman. Akira berharap, Rhein pulang membawa kabar baik.

"Akiraa, kau di mana? Aku sudah mendapatkan pekerjaan!" teriak Rhein sambil menapaki anak tangga.

"Memanggilku?" Akira tiba-tiba muncul di depan Rhein.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang