18. Kencan Pertama di Bioskop

105 20 16
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Sore yang belum temaram, mentari masih menyisakan belaian sinarnya. Hangat keemasan setia menyusup celah-celah dedaunan. Cakrawala sore yang begitu sangat indah untuk dinikmati.

Kedatangan Ariga di rumah Rhein membawa cerita tersendiri untuk Rhein. Kali pertama ini, Rhein membawa pulang seseorang. Namun, berbanding terbalik dengan Akira. Hantu ganteng itu tampak sangat tidak menyukainya.

Akira terbang melayang mendekati Ariga yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Akira berhenti tepat di belakang Ariga, lalu dia menundukkan kepalanya, mengarahkan pada leher pemuda itu. Meniup pelan ke arah leher Ariga sehingga pemuda itu merasakan hawa dingin yang membuatnya merinding bulu roma. Akira melakukan hal itu berkali-kali.

Ariga merasakan hal yang aneh di rumah Rhein. Dia mulai resah gelisah, meraba tengkuknya.

"Kenapa bulu kuduk ku berdiri?" Ariga mulai menyapu sekeliling ruangan. Ruang tamu yang terlihat sangat sepi menambah kesan horor yang dirasakan oleh Ariga.

Tidak sampai disitu, Akira merasa sangat senang ketika melihat Ariga mulai ketakutan. Dia berniat ingin menakuti pemuda itu lagi.

Akira memainkan lampu yang ada di ruang tamu. Otomatis membuat Ariga semakin ketakutan. Namun, itu tak berlangsung lama. Akira menghentikan kegiatannya saat Rhein datang membawa teh hangat.

"Kau kenapa?" tanya Rhein saat melihat Ariga seperti orang bingung.

"Ti-tidak apa-apa. Aku merasa sedikit haus." Ariga meraih gelas yang Rhein bawa, dia pun segera meminumnya. Ariga tidak sadar jika teh itu masih sedikit panas.

"Eh, itu————"

"Ah—panas!" teriak Ariga.

"Aku baru ingin memberitahumu jika teh itu masih sedikit panas."

"Tidak apa," ujar Ariga nyengir. "Mungkin aku yang tidak sadar dan buru-buru meminumnya karena haus," elak Ariga berpura-pura memegang tenggorokannya.

"Maaf, aku hanya bisa menyuguhkan air saja."

"Tidak masalah hahaha ... air pun aku sudah bersyukur." Ariga tertawa sambil matanya masih jelalatan melihat sekeliling.

Mereka berdua tidak sadar jika Akira ada disekitar mereka dan sedang memperhatikan keduanya.

"Hana, soal kencan besok malam. Aku akan menjemputmu di sini," kata Ariga serius. Mata Akira membelalak sempurna mendengarkan ucapan pemuda itu.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang