9. Ciuman

234 38 14
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Suasana duka masih menyelimuti hati Rhein. Gadis yang masih berusia 17 tahun harus menerima kenyataan bahwa ke dua orang tuanya telah meninggal. Rhein masih merasakan bahwa itu semua hanyalah mimpi. Namun, pada kenyataannya memang itulah yang benar-benar terjadi dan dia harus mengikhlaskannya.

Satu bulan sudah berlalu. Rhein mulai bangkit, dan berbenah diri dari kesedihan karena ditinggal kedua orang tuanya. Dia kembali untuk bersekolah lagi. Namun, ada sesuatu yang masih menjadi beban di hatinya. Apakah itu?

Pagi itu Rhein sudah bersiap diri untuk berangkat ke sekolah. Sesaat matanya menyapu seluruh ruangan rumahnya. Dia mencari sosok seorang hantu ganteng yang biasanya selalu ada di sekitarnya. Namun, pagi itu Rhein tidak melihat sosok hantu ganteng tersebut.

"Ke mana hantu itu?" gerutunya.

Tangannya sibuk mengoles selai pada roti tawar, lalu menggigitnya. Bola mata hitam nan indah itu masih terus menyapu seluruh ruangan. Sesaat setelah itu Rhein mengangkat bahunya.

"Sudahlah. Mungkin dia lelah." Rhein meraih segelas susu hangatnya, lalu diminumnya sampai habis. Kemudian gadis cantik tersebut meraih tas yang ada di atas meja dan memakai tas tersebut di tubuhnya. Kakinya bergerak menuju pintu utama. Sesaat sebelum membuka pintu utama, manik mata gadis tersebut kembali mengedar ke penjuru ruangan. Rhein menarik napas dan mengembuskan nya, lalu melangkah melewati pintu dan menutup rapat pintu utama.

Rhein melangkahkan kakinya menuju garansi, dia meraih stang motor-maticnya dan mengendarai dengan pelan-pelan menuju sekolahnya. Akan tetapi, pikiran Rhein masih terus mempertanyakan keberadaan sosok hantu Akira pagi itu.

Ke mana hantu itu? Tidak seperti biasanya dia seperti ini? Kenapa akhir-akhir ini dia jarang menggangguku? 'batinnya dalam hati sambil melangkah masuk ke dalam kelas.

Apakah Rhein mulai merindukan kejahilan hantu Akira?

Di tempat lain, di waktu yang sama. Tampak meringkuk tubuh putih pucat di sebuah karpet bulu nan halus. Kedua tangannya memegangi kepalanya sendiri, dia meringis seperti menahan sakit yang teramat sangat pada kepalanya.

"Aaagghh!" teriaknya sambil mengguling-gulingkan badannya tidak karuan. "Kenapa denganku? Kenapa setiap kali aku berusaha untuk mengingatnya, kepalaku tiba-tiba sakit sekali," pekiknya masih memegang kepalanya.

Bayangan itu kembali muncul melintas dipikirannya, tapi Akira sama sekali tidak bisa mengingat kejadian itu. Justru setiap bayangan itu melintas, mendadak dia merasakan sakit yang teramat sangat di kepalanya.

"Apa aku ini tidak boleh mengingatnya? Lalu kenapa aku hanya mengingat namaku saja?" Akira kembali memegangi kepalanya.

"Aaagghh. Aku harus bisa mengingat kejadian itu, agar aku tahu siapa diriku yang sebenarnya." Karena merasakan sakit yang luar biasa, hingga membuat Akira tidak sadarkan diri.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang