**
Leonard Arata telah sampai di sebuah rumah yang sangat sederhana. Rumah itu sangat terpencil dan berada di pelosok desa. Leonard datang ke desa itu memakai pakaian casual agar tidak begitu mencolok. Ketika mobil Leonard memasuki desa itu, semua warga begitu sangat takjub melihat desanya didatangi tamu orang kaya.
Warga berkerumun di depan rumah dimana Leonard telah berdiri di depan pintu rumah tersebut. Leonard tetap tenang dan ramah pada penduduk desa. Orang-orang berkerumun hanya untuk melihat Leonard. Padahal Leonard juga sama seperti mereka hanya orang biasa bukan seorang bintang film atau penyanyi, tapi kenapa mereka menatap Leonard dengan tatapan kagum.
Leonard mengetuk pintu beberapa kali, hingga pintu itu terbuka dan muncullah sosok seorang wanita paruh baya berumur sekitar 60 tahun. Wanita tua itu mengerutkan matanya dan langsung memakai kacamatanya.
Wanita tua itu merasa heran saat melihat ada yang bertamu ke rumahnya. Selama ini memang desa itu jarang di datangi orang luar.
"Maaf, Anda siapa?" tanyanya pada Leonard, lalu dia melihat halaman depannya sangat ramai, banyak warga yang berdiri di sekitar rumahnya. "A-ada apa ini? Kenapa kalian semua berdiri di depan rumahku?" ucapnya heran. Tidak lama setelah itu, muncullah pria paruh baya yang membawa sebuah keranjang dan menuntun sepeda. Dia pun merasa heran melihat warga sekitar berdiri di depan rumahnya. Lebih heran lagi ketika dia melihat ada mobil yang terparkir halaman rumahnya.
Pria paruh baya itu berdiri menatap seorang pemuda yang berada di samping istrinya. Leonard menyadari akan hal itu, dia lantas melangkah mendekati pria paruh baya yang kerap disapa Tuan Akio oleh warga sekitar. Leonard mendekatinya dan membungkuk memberi salam.
"Maaf, apa Anda Tuan Akio?" sapa Leonard. "Saya Leonard Arata." Leonard langsung mengulurkan tangan. Uluran tangannya langsung disambut oleh pria tua tersebut.
"Ah, cepat sekali Anda sampai di sini. Mari masuk dan bicara di dalam saja." Akio mempersilakan Leonard untuk masuk ke dalam rumahnya.
Akio memperkenalkan istrinya, Hanami pada Leonard. Mereka berdua duduk di lantai beralaskan sebuah karpet bundar yang lembut dan halus. Hanami menuangkan teh hangat ke dalam sebuah cangkir dan meletakkan cangkir itu di depan Akio serta Leonard.
"Silakan diminum. Maaf hanya air saja."
"Tidak masalah, Bi. Terima kasih," ucap Leonard ramah.
Hanami ikut duduk diantara Akio dan Leonard sambil menyimak percakapan antara suaminya dengan pemuda yang baru saja dia kenal. Sebelum Akio langsung ke pokok pembicaraan yang utama, pria tua itu berbasa-basi terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Ganteng (COMPLETED) √
Horror©HenZie An 2023 Akira Tan sosok pemuda yang mendahului takdirnya untuk mati. Arwahnya tidak diterima di alamnya dan dia masih berkeliaran di dunia hingga pada akhirnya Akira bertemu dengan Rhein. Ingatan hantu Akira sedikit hilang. Dengan adanya Rhe...