20. Let's Go Home

115 20 4
                                    

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Tiga hari sudah Leonard singgah di rumah Akio. Kini saatnya sudah tiba untuk Leonard membawa seseorang untuk pulang ke rumahnya. Semua sudah dipersiapkan oleh Akio, termasuk ramuan obat. Pria paruh baya tersebut berharap dia akan segera membaik.

"Aku rasa tidak ada masalah jika dia dibawa pulang."

"Terima kasih banyak, Paman. Aku benar-benar berhutang budi pada Paman."

"Tapi sebelum pulang, aku akan mengajakmu ke suatu tempat."

"Ke mana?" tanya Leonard.

"Kau pasti juga ingin membawa pulang abunya 'kan?" Paman Akio menatap Leonard.

"Ah, benar."

"Baiklah, kita berangkat sekarang," ajak Akio.

Keduanya berangkat menuju rumah abu, tempat di mana menyimpan abu jenazah setelah dikremasi. Kini mereka berdua berdiri di depan sebuah guci tanpa nama dan foto. Leonard menoleh menatap Paman Akio dan pria paruh baya itu mengangguk.

"Tidak ada foto dan tidak ada nama, karena Paman juga tidak tahu siapa namanya," jelas Akio.

"Tidak masalah. Saya sudah banyak berhutang budi pada Paman. Paman merawat beliau dan mengkremasi jenazahnya juga." Leonard menunduk hormat pada Akio.

"Sudah sewajarnya kita saling tolong menolong," ujar Akio mengambil guci tempat abu jenazah dan memberikannya pada Leonard.

"Terima kasih, Paman." Sekali lagi Leonard menundukkan kepalanya.

"Ayo kita pulang. Kau juga harus mempersiapkan diri." Keduanya lalu kembali pulang ke rumah setelah mengambil guci abu jenazah.

Sesampai di rumah, Leonard langsung mempersiapkan semuanya dan segera pulang ke rumah membawa pasien dan juga abu jenazah. Sebelum berangkat, Paman Akio benar-benar memberikan banyak bantuan untuk Leonard. Pria paruh baya tersebut memberikan sebuah tanaman obat untuk Leonard.

"Rawatlah tanaman obat ini, nanti kau bisa meramu minuman dari daun atau bunganya."

"Sekali lagi terima kasih, Paman." Leonard tidak bisa berkata apa-apa selain ucapan terima kasih kepada pria paruh baya tersebut.

"Jangan lupa, belikan dia kursi roda," saran Paman Akio. Leonard pun mengangguk.

Paman Akio membantu Leonard mengangkat tubuh seseorang ke dalam mobil. Setelah semua beres, Leonard berpamitan pada Paman Akio dan Bibi Hanami.

"Paman, Saya minta tolong. Jika suatu saat nanti ada orang asing bertanya pada Paman soal kejadian itu, Saya harap Paman bisa menjawabnya," pesan Leonard.

"Paman paham," jawabnya. "berhati-hatilah, Nak."

Leonard menyalakan mesin dan melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata untuk kembali ke Fukushima.

Hantu Ganteng (COMPLETED) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang