18. Dunia tersembunyi

73 18 82
                                    

Semua binatang dan tumbuhan yang pernah kubaca di buku sewaktu singgah di Bermuda ada di sini. Alam dan peradaban Endarkelf membaur satu sama lain. Iblis, manusia, dan endarkelf secara ajaib bisa hidup akur. Kok bisa ya? Bukannya harusnya manusia dan iblis bermusuhan? Tanpa sadar, mulutku menganga lebar saat mataku menyaksikan semua keindahan dunia di depanku.

"Kau pasti bertanya-tanya, kan? Kenapa binatang dan tumbuhan yang harusnya musnah bisa ada di sini? Dan juga kenapa manusia dan iblis bisa hidup akur bersama kami?" ujarnya menyadarkanku.

"Tapi, sebelum itu kau harus membersihkan diri terlebih dahulu. Orang-orang di sini tidak nyaman mencium bau bangkai dan darah," sambungnya sembari menutup hidung dengan tangannya.

Kami berjalan menyusuri jalanan diantara bangunan megah peradaban Endarkelf dan pepohonan besar. Peradaban yang sangat menyatu dengan alam, persis seperti di dalam sejarah. Kecuali satu, tidak ada langit. Yang terlihat hanyalah langit-langit rata berbentuk kubah dengan warna abu-abu, seolah dunia ini ada di dalam sebuah bola raksasa. Cahaya lembut terpancar dari langit-langitnya.

Saat berjalan, kami berpapasan dengan bangsa iblis berkepala kambing yang sedang berbincang dengan manusia. Kebetulan, aku tanpa sengaja mendengar perbincangan mereka yang tampak akrab sembari memakan apel.

"Jadi, begitu ceritanya. Gara-gara Mal'Ganis membuangku, aku sampai di sini dan hidup dengan kalian, Manusia dan Endarkelf. Kalau kau?"

"Aku hanya seorang anak pemuja setan yang kehilangan keluargaku karena penyergapan pasukan order. Ini semua karena orang tuaku yang sangat tergila-gila dengan sihir dan kekuatan super. Yaa ... hasilnya sekelompok pasukan pengebom menghancurkan desaku."

"Apa pemimpin pasukan pengembomnya seorang pria dengan busur emas dan lusinan bekas luka di wajahnya?"

"Ya, kau kenal siapa dia?"

"Hah ... dia dan pasukannya juga yang meledakkan pasukanku yang hendak berangkat. Bahkan, nagaku dihancurkan berkeping-keping. Sialan Borin itu, membuat Mal'Ganis membuangku." Iblis itu tampak menggerutu.

Tanpa sadar, entah kenapa aku malah berbalik dan mengikuti kedua pria beda jenis tersebut dari belakang. Membuat mereka menyadari keberadaanku dan langsung berbalik. Begitupun Selena yang dengan sigap menggandeng tanganku dan mencoba membawaku untuk pergi.

"Ahahaha, maaf. Dia orangnya memang begini." Selena tampak menahan malu.

"Tunggu sebentar, bukankah kau elf bulan?" ucap iblis yang tadi berbincang dengan seorang manusia. Suasana pun menegang.

"Eh, benar juga ya. Kulit biru cerah dan telinga lancip itu, sudah pasti elf bulan. Bagaimana bisa kau sampai di sini? Bukankah kau harusnya bersama Order?" selidik pria di depanku dengan tatapan curiga.

"Sudah-sudah, bukankah kita bisa bicarakan baik-baik? Lagipula, dia datang bersama Endarkelf," iblis itu mencoba mencairkan suasana.

Sementara itu, Selena mengajak kedua pria itu bersama kami dan menjelaskan semuanya kepada mereka, dengan sedikit bumbu kebohongan.

●●●

"Jadi begitu rupanya? Sudah kuduga. Kau menjadi buah bibir diantara kami bangsa iblis selama ratusan tahun. Tidak kusangka aku dapat bertemu denganmu tidak sebagai musuh, melainkan teman." Iblis itu berujar.

"Jika mendengar dari kisah Selena, sepertinya keberadaanmu adalah 'ancaman' bagi Order. Benar begitu kan kawan?" tanya pria itu pada iblis di sampingnya.

"Benar! Raja iblis ingin kau menjadi tumbal untuknya. Jadi, begitu tahu kau ada di Bermuda, dia terus menyusun rencana untuk menangkapmu. Mungkin itu yang membuat Order sadar keberadaanmu adalah ancaman, lalu membuangmu," jawabnya padaku, meski pertanyaan tidak berasal dariku. Bagus, dia percaya dengan cerita Selena yang mana Order membuangku.

Nightwalker (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang