17. Kesalahpahaman, teman baru

61 18 37
                                    

"Kau Lotus kan? Perkenalkan, namaku Selena. Aku adalah Endarkelf," ujarnya tenang memperkenalkan diri.

Endarkelf itu netral, tidak memihak Order maupun kegelapan. Hampir siapapun yang mengetahui tempat persembunyian mereka tidak akan pernah kembali. Satu-satunya agar mereka menerimamu adalah dengan menjadi "netral". Abel pernah bercerita padaku mengenai mereka.

Saat itu, Abel dan pasukannya kabur dari penyergapan pasukan iblis. Sayangnya, saat kabur masuk hutan, dia bertemu Endarkelf yang berpura-pura menunjukkan tempat bersembunyi. Beberapa pasukannya yang panik langsung percaya begitu saja dan masuk perangkap, meski Abel sudah memperingatkan untuk tidak percaya siapapun selain anggota tim. Dari situ, Abel kehilangan setengah anggotanya, sebelum bertemu dengan Medenia.

"Ikutlah denganku. Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang," ujarnya sembari mengulurkan tangan, membuatku tersadar dari lamunanku.

Dia memancingku untuk mendekat, membuat kewaspasaanku meningkat. Terlebih, aku memakai atribut Order, dan berhasil sampai ke salah satu persembunyian mereka-reruntuhan peradaban elf alam. Sudah pasti dia tahu kalau aku tidak netral.

Di sisi lain, Endarkelf di depanku sangat tenang, membuatku curiga kalau-kalau ada sesuatu yang dia sembunyikan. Kutajamkan pendengaranku untuk menangkap suara terkecil yang mungkin ada.

Aku mendengar suara langkah kaki yang tampak disamarkan, dari segala penjuru; memberiku inisiatif untuk melirik ke kanan dan ke kiri. Namun, yang terlihat hanyalah kegelapan. Cahaya orb milikku tidak mampu menjangkau mereka. Dari sini, aku sudah tahu bahwa dia tidak sendiri.

"Sepertinya sudah ketahuan ya? Apa boleh buat? Tembak!" Selena berteriak mengomando sambil menunjukku dengan sebelah tangan.

Saat itu kesigapanku meningkat. Aku segera melompat ke belakang, menghindari beberapa anak panah yang meluncur ke arahku, dan menancap disekitar tempatku tadi berpijak. Saat mendarat, kuangkat tinggi pedangku, kuarahkan ujungnya ke langit. Kupakai sejumlah mana untuk membuat pedangku meledakkan sinar yang begitu terang. Sinar terang membutakan sementara siapapun yang membidik dan melihat langsung ke arahku. Artinya, Selena dan teman-temannya tidak bisa melihatku.

Saat sinar terang membutakan Endarkelf di depanku, dia menutup mata dengan kedua tangannya. Tidak lama setelah menutup mata, sebuah segel merah transparan berbentuk balok tercipta dari tangannya, mengurung dirinya. Sekarang aku mengerti alasan dia mengulurkan tangannya padaku.

Sementara musuh-musuhku kehilangan penglihatan, aku segera berlari, sembari meninjau sekitar. Terlihat sejumlah Endarkelf lain, manusia, iblis, dan berbagai macam makhluk mengepungku dari atas atap tiap bangunan, membawa busur. Aku tidak bisa mendekati mereka satu-persatu dan membunuhnya. Dari yang sebelumnya saja, aku sadar bahwa bidikan mereka benar-benar akurat. Anak panah mereka juga seolah meluncur lebih cepat. Aku tidak bisa membunuh mereka semua di tempat terbuka jikalau penglihatan mereka kembali pulih.

Setelah berlari agak jauh, aku berbelok ke arah sebuah bangunan tertutup. Bersembunyi dari para penyerang jarak jauh. Karena mereka bisa menembakku dari jarak jauh begitu melihat lalu membidikku.

Aku memberanikan diri mengintip. Mendapati mereka berkumpul dalam tempat terbuka di bawah bola cahaya sihir milik mereka. Beberapa mencoba membebaskan rekan mereka yang terkurung di dalam segel karena kecerobohannya sendiri. Sisanya memantau sekitar dan bersiap menyerang dengan busur masing-masing. Mungkin, ini adalah kesempatanku untuk kabur dan kembali mengejar pria misterius yang membuatku jatuh ke jurang.

Aku segera berjalan diam-diam keluar bangunan ini lewat arah berlawanan dengan kumpulan tersebut. Setelah sampai di luar, aku berlari keluar dari reruntuhan ini. Namun, langkahku terhenti tatkala melihat seorang berlari mendekat ke arah kerumunan sambil menenteng sebuah pedang di kejauhan. Terlihat memandangku dengan tatapan kosong yang sebelumnya pernah kulihat. Dari situ, aku yakin itulah orang yang kucari, meski membawa pedang tidak sebesar sebelumnya dan jubahnya tidak bersinar. Aku sangat yakin, itu orang yang kucari.

Nightwalker (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang