51. Pertarungan Akhir 1

35 5 31
                                    

Setelah terpelanting jauh dan kepalanya tertancap di pasir, tanpa membuang waktu, aku langsung menerjangnya lagi. Jarak kami terpangkas. Saat sudah cukup dekat, secara tiba-tiba Mal'Ganis bangkit dengan cepat dan mulai melayang di udara. Ia pun diselimuti kekuatan gelap dalam sebuah bola hitam, dan aku tidak bisa menyerangnya.

Langit yang tadinya berwarna biru gelap seketika berubah merah. Kekuatan jahat yang terasa begitu pekat berkumpul padanya. Dari sini, aku hanya bisa mengawasi dengan saksama, mengamatinya berubah. Akan kutunggu hingga bola hitam yang melingkupi tubuhnya lenyap, lalu menyerangnya secara tiba-tiba.

Di balik kegelapan yang melingkupinya, terlihat badannya yang mulai dilapisi oleh zirah. Matanya memancarkan cahaya kemerahan yang diselimuti asap hitam. Sementara itu, pedang besarnya pun juga diliputi oleh kekuatan hitam.

Saat bola hitam yang menyelimutinya mulai kehilangan kekuatan, aku segera meluncur ke arahnya yang masih terbang di udara. Saat jarak antara kami kian terpangkas, pelindung yang menyelimutinya pun hilang. Tanpa basa-basi, kuayunkan pedangku sekuat tenaga ke arah kepalanya. Namun, lagi-lagi ia menahan seranganku itu dengan pedangnya.

Pedang kami saling menghantam. Tercipta sebuah gelombang energi kuat pada tumbukan itu. Kami pun terdorong mundur karenanya. Kaki kami pun mendarat di atas pasir secara bersamaan, meski jarakku dengannya terpaut jauh.

Aku tidak bisa menunggu lebih lama. Akan kugunakan kekuatan kelereng hitam yang ada di sabukku ini. Namun, saat aku mencoba menarik kekuatannya, itu sama sekali tidak bekerja. Di saat bersamaan, sebuah kata-kata terlintas di pikiranku, seolah-olah kelereng ini mengajakku berbicara.

"Aku butuh energi! Aku lapar!"

Pada saat bersamaan, bola-bola energi hitam diluncurkan Mal'Ganis ke arahku.

"Dasar kurang ajar! Berani sekali kau menyerang saat aku masih bicara. Sekarang, pergilah ke Neraka!" ujarnya.

Aku berlari ke arah Mal'Ganis dengan cepat sambil menangkis beberapa serangan jarak jauhnya dan menghindari yang lain. Setelah dirasa cukup dekat, aku mengambil ancang-ancang singkat, lalu memelesat maju seketika, menerobos bola-bola hitam yang ia arahkan kepadaku. Bola-bola itu hancur saat kuhantam tanpa membuatku terluka. Karena terkejut, ia tidak sempat mengelak. Alhasil, ia menggunakan kedua tangannya yang dipalangkan untuk menahan seranganku.

"ARGH!!" erangnya kesakitan.

Akibat seranganku barusan, Mal'Ganis terdorong mundur cukup jauh, sedangkan kedua tangannya terdapat luka sayatan yang cukup dalam. Saking dalamnya, aku dapat melihat tulang tangannya, sementara darah juga memancar deras dari sana. Karena tangannya terluka, ia jadi kesulitan memegang pedang, sehingga lebih memilih menjaga jarak denganku sambil menyerang dari jarak jauh. Dia sengaja menunggu lukanya sembuh, namun aku tidak membiarkannya begitu saja.

Pasukan mumi dengan perban hitam muncul dari dalam pasir dan berlari ke arahku. Rantai-rantai obsidian bermunculan dari tiap "lubang hitam" yang muncul di atas pasir. Beberapa cakram dan bola hitam dilemparkannya ke arahku.

"MATI KAU!" serunya.

Saat rantai-rantai, pasukan mumi, dan serangan jarak jauh Mal'Ganis datang ke arahku, aku segera mengambil ancang-ancang singkat. Kumundurkan kaki kiriku satu langkah ke belakang sambil memposisikan pedang besarku di bagian kiri tubuhku dengan tetap memegangnya menggunakan tangan kanan. Kualirkan banyak energiku ke pedangku, membuatnya menyala lebih terang. Saat para mumi itu melompat ke arahku, dan jarak rantai, bola hitam, dan cakram hitam yang diluncurkannya cukup dekat, kutebaskan pedangku dengan kuat.

Sebuah gelombang penghancur dahsyat pun tercipta. Suara gemuruh hebat pun terdengar. Gelombang kebiruan itu yang mulai menghancurkan apapun yang dialuinya. Cakram dan bola hitam buatannya meledak. Mumi yang dibangkitkannya hancur, menyebabkan hujan darah untuk sesaat. Rantai-rantai yang dia buat pun juga hancur begitu saja. Semua serangan Mal'Ganis kuhancurkan dalam sekali tebasan.

Nightwalker (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang