29. Hilang ingatan, Cincin

56 8 15
                                    

Kesadaranku perlahan terisi, membangunkanku dari tidur panjang ini. Kurasakan sejumlah energi negatif merasuk ke dalam tanah dan mengisi kekuatanku. Aku tidak tahu kekuatan ini asalnya dari mana dan aku tidak peduli akan hal itu. Yang penting, sekarang aku harus bangkit dari bawah tanah. Keluar dari dunia gelap di bawah tanah.

Dengan sekuat tenaga, kugerakkan tanganku untuk menggali naik sembari menggoyangkan badan layaknya seekor cacing. Perlahan, tubuhku terangkat, sampai akhirnya tanganku yang menggali naik merasakan ruang gerak bebas. Aku berhasil. Dengan kuat, aku segera menarik diriku untuk keluar untuk melihat dunia.

"Apa ada yang membangkitkanku dari kubur?" gumamku pelan.

Kupindai sekitar dan tidak menemukan siapapun di reruntuhan tak berpenghuni ini. Hanya aku, di sini sendirian.

Aku mencoba mengingat-ingat kejadian samar yang terjadi sebelum aku terkubur. Tidak butuh waktu lama, ingatan yang pertama kali muncul adalah Eiras. Seingatku, aku berjalan pulang ke Bermuda bersama sahabatku. Sebaiknya, aku segera mencarinya sembari mengumpulkan ingatan-ingatanku yang lain.

Aku sama sekali tidak ingat kenapa aku bisa tertimbun tanah. Aku juga tidak tahu kenapa ada banyak luka di badanku serta kenapa pakaianku bisa koyak. Apa mungkin karena kecelakaan?

"Ah... tidak penting! Sekarang aku harus menyembuhkan diri dulu lalu mencari Eiras," gumamku.

Aku mencoba menyembuhkan diriku seperti biasa, dengan kekuatan cahaya. Akan tetapi, upayaku tidak berhasil. Entah kenapa aku merasakan ada perubahan aliran mana dalam tubuhku. Aku juga tidak tahu kenapa aku tidak bisa memakai kekuatan yang biasa kupakai untuk menyembuhkan diriku saat terluka. Anen.

Mungkin aku bisa memakai ramuan penyembuh yang kusimpan di kantong jubahku. Aku segera mencari dan mencari, namun tidak menemukan apapun selain tanah.

"Brengsek! Aku pasti dirampok. Sialan kalian, ya!" umpatku lantang.

Pertama, kekuatanku tidak bisa dipakai. Kedua, aku dirampok. Memang sial sekali aku hari ini. "Kenapa aku sesial ini SETAN!" umpatku lagi mengingat aku kehilangan barang-barang berhargaku.

Ah, kalau begitu, nanti saja menyembuhkan lukannya. Lagipula, lukaku tidak begitu banyak dan aku masih bisa bergerak. Sepertinya aku harus mencari Eiras dulu, siapa tahu dia masih punya ramuan penyembuh. Tapi, di mana ya dia?

Aku pun mulai mencarinya di reruntuhan ini. Sembari meneriakkan namanya, aku mengelilingi reruntuhan ini. Memasuki sejumlah bangunan, masuk ke selokan, sampai ke tiap sudut tempat inu. Bahkan, aku sampai mengangkat sejumlah puing, siapa tahu dia pingsan terkubur puing-puing, kan? Namun, aku sama sekali tidak menemukannya.

"Ayolah Eiras, ini tidak lucu. Cepatlah keluar dasar tukang pamer, aku butuh ramuan penyembuhmu," ucapku menyindirnya. Hening, tidak ada jawaban apapun. Hanya terdengar suara embusan angin dan suara langkahku. Ini mulai menyeramkan." Ayolah Eiras, nanti kalau sudah sampai Bermuda, kutraktir makan nih. Tapi, tidak lebih dari 65 koin perak," ucapku membujuknya. Lagi-lagi hanya keheningan yang terdengar.

Ah iya, aku dan Eiras kan selalu bersama. Apa jangan-jangan dia juga dirampok. Atau jangan-jangan dia dibawa pergi dan disandra? Tapi, itu mustahil. Eiras adalah pemimpin pasukan pelindung saat kami masih tinggal di Bulan. Sahabatku sangat kuat, jadi mustahil dia disandra.

Dia sangat kuat, jadi mustahil disandra. Kalaupun dia sembunyi, pasti aku dapat mendengar suara langkahnya di tempat sesunyi ini. Lagipula, saat aku khawatir dan mencarinya dengan gusar, dia biasa muncul tiba-tiba dan mengagetkanku. Namun, sejak aku bangun bahkan batang hidunya tidak tampak. Apa jangan-jangan dia meninggalkanku untuk pergi ke bermuda sendirian dan menyandra semua isi kantongku? Tidak mungkin dia setega itu padaku. Lagipula, dia sering membuatku tersesat saat dia mengajakku jalan-jalan, baik saat masih di Bulam maupun di Bermuda. Dia pasti tersesat jika pergi sendirian.

Nightwalker (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang