52. Pertarungan Akhir 2

41 7 32
                                    

(Lotus Pov)

Aku tidak ingat sudah berapa lama diriku tinggal di langit tertinggi ini. Seratus tahun? Seribu tahun? Entahlah. Yang kutahu, waktu di tempat ini tidak berjalan sama dengan waktu di dunia. Terkadang lambat, terkadang cepat.

Selama aku tinggal di sini, para malaikat silih berganti mengajariku berbagai pengetahuan langit yang kelak akan kugunakan. Selama itu pula, Gabriel --sang malaikat utama-- memberiku banyak bimbingan dan berkah dari surga. Hingga pada akhirnya, tibalah bagiku untuk kembali turun ke dunia.

Kelereng putih milikku telah diaktifkan sepenuhnya. Kini, benda itu tertanam di tengah dadaku, menyatu dengan tubuhku. Berkat itu, sekarang aku memiliki sepasang sayap yang terbuat dari cahaya, zirah yang terbuat dari logam (hallow) dan permata, serta rupa yang sempurna.

"Telah kami ajarkan sebagian pengetahuan langit pada engkau. Sekarang, sudah saatnya bagimu untuk kembali ke dunia, menjalankan tugas terakhirmu sebagai utusan."

Aku mengangguk pelan sebelum akhirnya ia (Gabriel) menangkupkan kedua tangan besarnya kepadaku. Dia melingkupiku dengan cahaya sebelum akhirnya meluncurkanku turun kembali ke dunia.

Aku pergi dari alam tertinggi, kembali turun ke Bumi. Aku melewati sebuah portal pembatas antar dua alam. Dari atas sini, dapat kulihat sosok manusia tidak berdaya, terkapar dengan perut tertusuk besi hitam. Meski penampilannya cukup berbeda, aku dapat mengenali kalau itu adalah Nero. Di depannya, dapat kulihat sekilas sosok iblis berbadan besar, Mal'Ganis. Sama seperti Nero, dia juga berubah (penampilan). Dari keadaan keduanya dan juga kondisi kacau di gurun ini, aku langsung dapat menyimpulkan kalau Nero telah dikalahkan.

Samar-samar dapat "kudengar" apa yang hatinya (Nero) rasakan, yaitu keputusasaan. Selama ini, dia selalu berjuang sendirian, sama sekali tidak mengharapkan bantuan datang. Namun kali ini, aku datang padanya sebagai harapan untuk mengisi jiwanya yang selama ini kosong.

Sebuah sinar kuat dari alam malaikat turun dengan begitu cepat, menghantam tempat di mana Mal'Ganis berdiri, membuatnya langsung melompat mundur. Segera setelah itu, kukepakkan sayapku sekali ke arah Nero, menyinarinya dengan cahaya penyembuhan. Tak lama setelahnya, portal penghubung antara alam malaikat dan dunia ini tertutup.

Aku turun tepat di hadapan Nero yang tampak terpana. Dia melihatku dengan tatapan tidak percaya, mengamati tiap jengkal diriku seolah berusaha mengenali.

"Nona, kumohon segeralah pergi dari sini. Tempat ini berbahaya!" pintanya. Ternyata benar, dia tidak mengenaliku

"Dirimu selalu menanggung semuanya sendirian, Nero. Sudah saatnya, engkau berubah. Mari, kita hadapi dia bersama," balasku, sembari mengulurkan tanganku ke arahnya sambil menyunggingkan senyuman.

Rasa khawatirnya sirna, tergantikan dengan kebahagiaan. Terlihat jelas dari matanya yang sedikit berkaca-kaca, bagaikan seorang putus asa yang telah mendapat jalan keluar.

"Lotus...." ucapnya.

Dia meraih uluran tanganku. Kutarik tanganku untuk membangunkannya. Bersamaan dengan itu, kubuat benang tak kasat mata yang menghubungkan jiwa kami. Dapat "kudengar" hatinya yang berterima kasih atas kedatanganku menolongnya.

"Di belakangnya!"

Setelah mendengar suara itu melintas di pikiranku, Nero langsung menyingkirkanku dari hadapannya. Segera setelahnya, dengan tangan kirinya, Nero menahan bola hitam yang ditembakkan Mal'Ganis ke arah kami, menepisnya ke arah lain. Segera setelahnya, dia menerjang langsung Mal'Ganis yang sedang terbang rendah.

Nightwalker (tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang