Helikopter pun mendarat pada sebuah landasan yang berada di atas gedung tersebut. Kami semua pun turun dan helikopter tersebut dan kami memasuki gedung tersebut dari lantai paling atas. Aku dan Bucky pun berpisah dengan petugas yang tadi mengantarkan kami.
Bucky memimpin jalan dan aku mengikutinya. Baru beberapa langkah berjalan, aku sudah dapat mengonfirmasi bahwa tempat ini memiliki keamanan yang sangat ketat. Terdapat kamera pengawas di setiap sudut, pintu besi ganda dengan kunci biometrik, serta beberapa petugas di setiap ruangan.
Setiap kami menghadap sebuah pintu, petugas keamanan memeriksa tubuh kami untuk mengecek apakah kami membawa sesuatu yang mencurigakan. Aku ulangi, di setiap ruangan, kami selalu di periksa. Setelah melewati sebuah lorong yang agak panjang, kami pun bertemu dengan seorang petugas perempuan yang menghadang kami di tengah pintu.
"Sersan Barnes. Sesuai protokol, kau hanya punya waktu 30 menit untuk menemui tahanan." Ujar perempuan tersebut dengan hormat kepada Bucky.
"Aku hanya butuh 10 menit." Jawab Bucky.
"Dan untuk mengonfirmasi, apakah ia juga perlu masuk ke dalam?" Lanjutnya bertanya sambil menunjukku.
"Ya. Ia akan masuk bersamaku." Jawab Bucky kembali.
Petugas tersebut mengangguk dan memberikan sebuah kartu akses berwarna biru tua kepada Bucky. Aku dan Bucky pun masuk ke pintu tersebut dengan kartu yang Bucky bawa. Bucky menuntunku memasuki sebuah elevator. Ia menekan tombol angka -21 menggunakan kartu akses dan elevator pun turun ke bawah.
Pintu elevator terbuka dan kami pun keluar dari elevator tersebut. Aku melihat begitu banyak ruangan sel isolasi dengan pintu yang sangat tebal. 2185, 2186 dan kami berhenti di pintu nomor 2187.
Bucky menggunakan kartu aksesnya untuk membuka pintu besi tersebut dan kami masuk. Ternyata pintu ini tidak langsung menghubungkan kami kepada tahanan, terdapat pembatas lain yang menghalangi. Aku melihat seseorang di balik jeruji besi yang sedang duduk melihat ke arahku dan Bucky.
"Rupanya ada yang tidak bisa melupakanku." Kata pria tersebut dengan tangan dilipat.
"Aku tidak butuh basa-basi. Mengapa kau memerintahkan orangmu untuk membunuh Flag Smasher?" Tanya Bucky dengan serius.
"Aku menganggap itu sebagai tuduhan serius." Jawab pria itu sambil memiringkan kepalanya.
"Ini bukan tuduhan main-main. Aku sudah bersikap lembut kepadamu, Zemo. Sekarang katakan atau aku yang akan membongkarnya ke hakim." Ancam Bucky dengan bentakan yang sedikit mengejutkanku.
"Kau tidak punya bukti kalau aku yang membunuh anggota Flag Smasher." Jawab Zemo sambil tersenyum licik.
"[Y/N]. Bisakah kau berjaga di pintu luar sebentar?" Pinta Bucky kepadaku.
"Sekarang kau akan memanfaatkan partnermu untuk membantumu menyiksa tahanan?" Ledek Zemo kepada Bucky. Bucky menoleh ke arahku dengan tatapan serius. Aku pun keluar dan menunggu di samping pintu.
Tidak jelas apa yang mereka bicarakan, tetapi aku mendengar hantaman keras besi terdengar dari dalam sana. Aku hanya diam dan tetap berjaga sesuai perintah Bucky. Entah menjaganya dari apa, aku rasa dari petugas yang akan masuk. Setelah beberapa saat menunggu di luar, Bucky pun menghampiriku dengan raut wajah kesal.
"Kau berhasil mendapatkan informasi yang kau butuhkan darinya?" Tanyaku kepada Bucky. Aku memang tidak tahu mengenai urusan antara Bucky dan Zemo, tapi aku tahu ini ada sangkut pautnya dengan berita yang aku baca kemarin. Mengenai mobil anggota Flag Smasher yang meledak tanpa tersangka sebelum dibawa ke penjara ini sebulan lalu.
Bucky menggelengkan kepalanya sambil menatapku serius. "Setidaknya ia mendapatkan darah di hidungnya." Jawab Bucky. Aku pun memiringkan kepalaku untuk melihat ke dalam pintu. Zemo duduk di atas kasur sambil mengusap darah yang keluar dari hidungnya. Rupanya suara benturan besi tersebut berasal dari Bucky yang menghajar Zemo.
"Kau bilang aku dapat membantu. Biarkan aku yang bertanya." Pintaku kepada Bucky.
"Tapi kau tidak tahu apa yang terjadi." Kata Bucky meragukanku.
"Jelaskan saja padaku siapa itu Flag Smasher." Pintaku pada Bucky untuk menjelaskan agar aku dapat mengorek informasi kepada Zemo lebih jelas.
"Sebuah kelompok yang ingin menyatukan dunia dan mereka memiliki banyak pengikut di seluruh dunia. Beberapa di antaranya telah disuntikkan serum super sepertiku dan Steve. Tetapi Zemo sudah menghabisi seluruh manusia super soldier itu, hanya tersisa anggota yang tidak memiliki kekuatan super." Jawab Bucky.
"Baik." Jawabku singkat pada Bucky. Bucky menaikkan kedua pundaknya dan mengizinkanku untuk berbicara kepada Zemo. Bucky sudah terlalu kesal dengan Zemo, jadi ia menunggu di luar sementara aku kembali masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)
FanfictionSEQUEL DARI CAPTAIN AMERICA: ANOTHER WOLD SINOPSIS: Setelah perjuangan hebat untuk menerima dirinya sendiri, Bucky Barnes mulai menjalani kehidupan normal. Akan tetapi perpisahan yang terjadi karena "permasalahan multiverse" antara Bucky dan [Y/N]...