Setelah itu aku keluar dari kamar Bucky dan ke ruang tengahnya, aku berniat untuk kembali ke apartemen ayahku. Aku melihat Bucky sedang berdiri di depan pintu keluar sambil menatapku.
"Aku akan kembali ke tempat ayahku." Kataku pada Bucky. Bucky yang menghalangi pintu itu pun langsung bergeser.
"Oke." Jawab Bucky sambil memiringkan kepalanya menyuruhku lewat. Bucky berdiri di samping pintu menungguku pergi. Aku pun berjalan mendekati pintu keluar dan saat meraih gagang pintunya. Pintunya terkunci. Aku kira pintunya agak macet, ternyata pintunya memang dikunci. Aku pun menoleh ke arah Bucky yang berada tepat di sampingku sedang melihatku.
"Pintunya terkunci." Kataku pada Bucky.
"Aku tahu." Jawab Bucky tanpa ekspresi. Ia langsung pergi ke dapurnya mengambil segelas air putih dan meminumnya. Aku hanya diam terpaku melihatnya.
"Tidak bisakah kau membuka kuncinya?" Kataku pada Bucky.
"Ambil sendiri di kamar." Jawab Bucky lagi dengan nada datar dan ia kembali menenggak minumannya.
Aku pun menghela napas dan berjalan kembali ke kamar Bucky. Aku masuk ke kamar Bucky dan mencari kuncinya. Aku mendekati meja nakas samping tempat tidurnya. Membuka lacinya, mencari dimana kuncinya. Aku tidak dapat menemukannya. Aku pun membalik badan dan Bucky sudah berdiri di pintu. Ia masuk ke dalam dan menutup pintu kamarnya.
"Kuncinya tidak ada." Kesalku kepada Bucky. Bucky mengangguk.
"Aku juga tahu itu." Jawabnya sambil berjalan perlahan ke arahku. Ia tidak melepas pandangannya dariku saat berjalan. Melihat sikapnya yang aneh seperti ini membuatku bingung dan hanya diam menatapnya.
Warning!!! 18+
Bucky berdiri tepat di depanku dengan jarak yang sangat dekat. Ia sedikit mencengkeram leherku dengan tangan vibraniumnya dan mendekatkan wajahnya dengan tatapan sinisnya. Kepalaku mendongak ke atas karena cengkeraman Bucky terasa agak kencang. Ia langsung mencium leherku yang terekspos karena dongakan kepalaku. Aku memejamkan mataku entah karena takut atau aku memang menginginkannya. Selagi ia masih mencium leherku, ia mengambil tanganku dan meletakkan tanganku di pundaknya. Ia sedikit mencekikku sambil masih mencium leherku, tangannya yang satu meraba punggungku. Aku mencengkeram pundak Bucky kencang menikmati apa yang ia lakukan.
Tangannya masuk perlahan ke dalam bajuku dan meraba kulit punggungku. Aku menarik tangan vibranium Bucky yang masih memegang leherku dan menjauhkannya. Ia langsung menatapku dan mencondongkan wajahnya, menabrakkan bibirnya kepada bibirku. Tidak perlu melakukannya dengan lembut, kami langsung berciuman dengan penuh gairah. Ia mendorongku sedikit ke tembok dan membuatku bersandar pada tembok selagi kedua tangannya meraba ke dalam bajuku. Satu tangannya turun ke kakiku dan mengangkat kakiku sehingga aku harus mengitari satu kakiku pada pinggangnya. Ia masih menahan kakiku dan menciumku dengan haus.
Ciuman yang bergairah membuatku menarik rambut Bucky dan sesekali aku kesulitan bernapas. "Lepas bajumu." Perintah Bucky saat aku sedang mengambil napas sejenak. Napasnya yang sudah tidak terkontrol terasa pada wajahku, membuatku menginginkannya lebih lagi. Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku menolak untuk melepas bajuku.
"Get your fucking clothes off." Pekiknya sambil mengerutkan dahinya. Melihat otot rahangnya yang mengeras karena kesal, aku pun menggigit bibir bawahku untuk membuatnya lebih gila dan toxic. "Hurry up, doll." Gumamnya.
Aku tersenyum sedikit dan langsung mengikuti perintahnya untuk membuka kaosku. Aku melempar kaosku entah kemana. "Sekarang celanamu." Pintanya lagi masih dengan tatapan yang sama. Sifat dominasinya yang semakin terlihat membuatku semakin menginginkannya. Aku membuka pengait celanaku dan turun ke bawah membuka celanaku. Aku melakukan gerakan berdiri perlahan, dan saat wajahku tepat berada di depan perutnya, aku sedikit membuka kaos milik Bucky dan menjilat otot perutnya yang keras. Lidahku menjelajahi badan Bucky dari perut sampai ke dadanya. Dan saat aku sudah berdiri sempurna, aku tersenyum masih sambil menjulurkan lidahku dan aku langsung menjilat rahang bawah Bucky. Merasakan sudut rahangnya yang tajam dan aku sampai pada telinganya. Aku memberikan sedikit hembusan napasku tepat di telinganya untuk menggodanya. Aku sedikit memajukan tubuh bagian bawahku untuk merasakan miliknya yang sudah mengeras. Aku tersenyum puas berhasil melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)
Hayran KurguSEQUEL DARI CAPTAIN AMERICA: ANOTHER WOLD SINOPSIS: Setelah perjuangan hebat untuk menerima dirinya sendiri, Bucky Barnes mulai menjalani kehidupan normal. Akan tetapi perpisahan yang terjadi karena "permasalahan multiverse" antara Bucky dan [Y/N]...