Part 22: Sacrifice

352 71 2
                                    

[Y/N] langsung membuka pintu kamar Bucky dan menoleh ke arah Leah. Ia menutup dan mengunci pintu kamar tersebut dan berjalan menghampiri Leah yang sedang duduk ketakutan di sudut ruangan kamar.

Bucky pun menggedor-gedor pintu dari luar.

"[Y/N]! Dengarkan aku! Apa pun yang terjadi pada kita, aku minta maaf." Teriak Bucky dari luar sambil menggedor-gedor pintu. Bucky mendengar suara isak tangis Leah yang tertahan dicampur ketakutan. Mendengar itu pun Bucky langsung menghubungi Wade untuk meminta bantuan. Bucky mengambil ponsel di saku celananya dan menelepon Wade, untung saja Wade tidak perlu waktu lama untuk mengangkat.

"Kau mengganggu tidurku." Jawab Wade di telepon yang baru saja bangun dari tidurnya. Wade berada tidak jauh dari Bucky, karena ia menyewa apartemen di satu gedung yang sama dengan Bucky selama seminggu ini.

"Ini penting. Kau harus ke tempatku sekarang. [Y/N] telah berupaya membunuh Leah di rumahnya, dan sekarang ia ada di sini untuk membunuhnya." Ujar Bucky dengan terburu-buru.

"Apa? Tidak mungkin ia seperti itu. Ya mungkin juga, sih." Kata Wade yang masih belum menganggap ini hal serius.

"Ia terlihat tidak seperti dirinya sendiri. Maksudku, aku tahu ia memang tega untuk membunuh orang, tapi tidak seperti ini. Kau harus cepat ke sini dan bantu aku." Kata Bucky. Mendengar nada bicara Bucky yang terdengar genting, Wade pun mematikan panggilan tersebut dan bergegas menghampirinya.

"[Y/N] aku minta maaf. Aku akan merelakan Bucky untukmu." Kata Leah sambil ketakutan.

"Untukku? Aku tidak peduli padanya. Aku hanya peduli padamu, gadis lugu." Ujar [Y/N] membidik Leah. Ia pun menghampiri Leah perlahan tapi pasti, tersenyum sambil menikmati rasa takut yang diberikan oleh Leah.

[Y/N] sudah menodongkan pistolnya tepat di dahi Leah yang berjarak 5 cm.

Sementara itu Bucky masih berusaha mendobrak pintu kamarnya sendiri dan hanya dengan beberapa kali tendangan, ia berhasil menghancurkan pintu tersebut. Melihat [Y/N] yang sudah menodongkan pistol di dahi Leah, Bucky langsung berlari dan lompat untuk menjatuhkan pistol tersebut.

Satu buah pistol yang [Y/N] pegang terjatuh, ia pun mengeluarkan pistol satunya lagi dan membidik Bucky, tetapi dengan mudah Bucky merampas dan meremukkan pistol tersebut. Melihat perbuatan Bucky, [Y/N] langsung emosi dan menyikut leher Bucky. Bucky tidak ingin melawannya karena Bucky tidak ingin menyakiti [Y/N].

[Y/N] memberikan tinjunya pada wajah Bucky dan membuat darah keluar dari mulut Bucky. Ia menendang Bucky dan membuatnya terpojok di sudut ruangan.

"Kau bukan misiku." Ujar [Y/N] kepada Bucky. Ia melirik ke arah Leah yang sedang ketakutan di sisi sudut ruangan lainnya.

[Y/N] pun berjalan menghampiri Leah tetapi Bucky langsung menahan tangan [Y/N]. [Y/N] berusaha untuk melepas cengkeraman tangan Bucky, dan Bucky pun langsung memojokkan tubuh [Y/N] ke dinding membuatnya tidak dapat kemana-mana.

Wade yang baru saja tiba langsung masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat apa yang terjadi.

"Wade. Amankan Leah ke tempat yang jauh. Dan buang ponsel Leah, [Y/N] melacaknya dari sana." Teriak Bucky.

Wade yang panik pun langsung saja mengikuti perintah Bucky. Ia membantu Leah berdiri dan membawanya pergi jauh. Sembari menunggu Wade membawa Leah pergi jauh, Bucky terus menahan [Y/N] yang memberontak. [Y/N] terus-terusan menyerang Bucky dan menendang Bucky. Tapi Bucky terus menahannya.

"Aku tidak akan melawanmu. Aku tahu ini bukan dirimu, aku pernah mengalaminya." Geram Bucky sambil menahan rasa sakit.

"Percayalah. Ini adalah aku." Jawab [Y/N] masih menyerang Bucky yang sudah babak belur.

"Tidak apa. Aku akan menghadapinya. Tidak apa." Ucap Bucky dengan sedikit merintih.

Dengan usaha yang sia-sia, [Y/N] pun berhenti menyerang Bucky yang terlalu kuat untuknya dan [Y/N] pun sudah diperintahkan untuk tidak membunuh Bucky.

Dengan lemas, [Y/N] diam dan Bucky masih menahannya.

"Lepaskan. Aku sudah tidak menyerangmu." Kata [Y/N] dengan wajah datar kepada Bucky.

"Tidak sampai ayahmu membawa Leah pergi jauh." Jawab Bucky. Bucky menatap mata [Y/N] dan menerka-nerka apa yang terjadi kepadanya. Apa yang membuatnya menjadi seperti ini.

Bucky mengambil lampu tidur di samping tempat tidurnya menggunakan tangan kirinya sambil menahan [Y/N] dengan tangan kanannya. Bucky melepas kabel lampu tidur tersebut dari sakelar listrik dan menahan kabel tersebut menggunakan giginya. Bucky berlutut menahan kaki [Y/N] dengan pahanya sambil mengikat tangan [Y/N]. [Y/N] hanya terdiam sambil tersenyum sinis melihat apa yang Bucky lakukan. Sesekali Bucky melirik ke arah [Y/N] sambil mengerutkan dahinya berharap semua ini hanyalah mimpi.

Tangan [Y/N] terikat kencang pada tempat tidur menggunakan kabel lampu milik Bucky. Melihat [Y/N] yang sudah tidak berkutik, Bucky langsung duduk di sampingnya dengan lemas. Beberapa cakaran pada lengan dan dadanya, lebam-lebam pada wajahnya, darah yang sempat mengalir pada mulut dan hidungnya ditambah bekas tusukan pedang pada telapak tangan kanan Bucky membuatnya tidak berdaya lagi.

Bucky bersandar pada dinding di samping [Y/N] sambil mengatur napasnya. Ia melirik ke arah [Y/N] yang hanya terdiam melihat lurus ke depan.

"Aku akan mencari cara." Ujar Bucky saat melihat ke arah [Y/N] yang terlihat berbeda. "Aku akan mencari cara." Katanya lagi menatap lurus ke depan.

"Kau sangat menyedihkan." Gumam [Y/N] meledek saat melirik Bucky.

"Terserah apa katamu. Aku mencintaimu." Kata Bucky. Ini adalah kali pertamanya Bucky mengatakan hal itu dan ia tidak berpikir panjang mengataknnya karena [Y/N] bukanlah dirinya sendiri saat ini.

"Mencintaiku?" Kekeh [Y/N] terhadap perkataan Bucky. "Kita bahkan bukan teman." Lanjutnya.

"Terserah kau saja." Jawab Bucky yang sudah agak kesal.

"Kau tahu kenapa kau menyedihkan?" Kata [Y/N] yang terus ingin membuat Bucky kesal.

"Tidak tahu dan tidak mau tahu." Jawab Bucky kesal. [Y/N] menyeringai sambil melirik ke arah Bucky.

"Kau menyedihkan karena... kabel lampumu tidak cukup kuat menahanku." Kata [Y/N].

"Apa?" Tanya Bucky bingung.

[Y/N] tersenyum dan langsung memberikan tinju terakhirnya kepada Bucky dan membuatnya tidak sadarkan diri.

[Y/N] langsung berdiri dan keluar dari apartemen Bucky. [Y/N] tahu ia sudah tidak bisa mengejar Leah lagi, jadi ia masuk ke mobilnya untuk kembali ke Apartemen Johann. 

White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang