Part 39: FBI

299 70 2
                                    

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar. Aku pun menghampiri pintu depan, suara ketukan itu agak membuatku curiga. Aku mengintip dari lubang pintu dan melihat beberapa orang dengan seragam pasukan dan seorang pria dengan jaket FBI. Aku langsung menoleh ke arah Peter.

"FBI." Kataku tanpa mengeluarkan suara. Bagaimana FBI bisa tahu kalau Peter ada di sini?

"Kau bisa menempel di dinding, kan?" Kata Bucky dengan suara pelan.

"Ya." Bisik Peter sambil mengangguk.

Bucky membuka jendelanya dan menyuruh Peter untuk keluar dari sana. Peter pun langsung mengikuti Bucky.

"Naiklah ke rooftop atas. Ayahku akan menjemputmu nanti." Kataku pelan.

Peter mengangguk dan ia langsung keluar dari jendela. Setelah itu, aku langsung membuka pintu.

"Mohon maaf, kami dari FBI. Dengan [Y/N] Wilson?" Kata pemimpin mereka, yaitu pria dengan jaket FBI. Aku pun mengangguk kepadanya saat ia mengeluarkan kartu FBI nya. "Anda tertuduh dalam kasus penculikan Morgan Stark." Katanya.

"Apa? Tidak mungkin." Kataku terkejut.

"Mohon maaf. Kau harus ikut kami." Kata pria itu. Dua orang petugas di belakangnya mengambil tanganku dan memborgol tanganku.

Aku menoleh ke belakang melihat Bucky dan ayahku yang sangat terkejut. Aku pun tidak tahu harus apa, jadi aku mengikuti mereka saja. Mereka membawaku ke dalam mobil Van dan aku dikelilingi banyak petugas yang lengkap dengan senjata otomatis. Sepanjang jalan aku hanya diam menatap petugas ini.

Kami pun sampai, petugas ini mengantarkanku ke sebuah ruang interogasi. Mereka menyuruhku untuk duduk dan meninggalkanku sendiri. Dengan tangan yang terborgol, aku hanya duduk menunggu apa yang akan datang.

Seseorang pria datang ke ruangan dan duduk di seberangku, ia tersenyum singkat kepadaku sebelum mengeluarkan kata-kata.

"Namaku Jimmy Woo. Aku ingin kau menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Siapa nama lengkapmu?" Tanyanya padaku.

"[Y/N] Carelyn Wilson." Jawabku.

"Apa pekerjaanmu?" Tanyanya lagi.

"Aku... tidak bekerja." Jawabku.

"Namamu terdaftar di Sword." Ujar pria itu.

"Oke, aku pernah bekerja di Sword sebagai pelatih Martial Art. Tapi sudah tidak." Jawabku.

"Apa yang kau lakukan pada tanggal 22 Juni?" Tanya Jimmy padaku.

"22 Juni? Mana aku tahu, tentu saja aku lupa." Jawabku.

"Oke, kalau begitu, kau hanya harus mengonfirmasi pernyataanku. Apa benar saat itu kau pergi ke Hyperion Heights menggunakan mobil curian?" Tanyanya.

"Um... ya." Jawabku.

"Apakah benar, sebelum kau pergi ke Hyperion Heights, kau mengendap masuk ke kediaman Leah dan memecahkan kaca rumahnya?" Tanya Jimmy kembali. Oh My God.

"Ya... Sebentar, darimana semua informasi itu?" Tanyaku.

"Ada seseorang yang melaporkannya. Serta bukti dari rekaman CCTV di lahan parkir dekat apartemenmu di Queens, CCTV dari tetangga Leah, dan juga CCTV dari lorong apartemen Hyperion Heights." Jawabnya. Aku pun terdiam karena ia juga tidak akan memberi tahu siapa yang melaporkannya. "Bisa kita lanjutkan?" Tanyanya. Aku pun mengangguk. "Baik. Jadi kau ke tempat kediaman Leah menggunakan mobil curian, kemudian pergi ke Hyperion Heights, lalu kau keluar dari sana. Dan kembali ke Hyperion Heights?" Tanyanya.

"Ya. Semua itu benar. Dan mengapa aku dituduh menculik Morgan Stark?" Tanyaku kesal.

"Setelah kau kembali ke Hyperion Heights, CCTV disana rusak, kami menduga kau atau temanmu meretasnya. Kemudian kau ke rumah Morgan Stark menculik anak itu sekitar pukul jam 4 pagi." Katanya.

"Saat aku kembali ke Hyperion Heights, Johann Fennhoff membunuhku." Kataku yang terdengar tidak masuk akal.

"Membunuhmu? Um, aku melihatmu masih hidup duduk di hadapanku." Ujarnya. Oke, aku tidak dapat menjelaskan padanya bahwa aku adalah seorang mutan dari universe lain. Jadi aku hanya diam.

"Um... Lalu bagaimana dengan Morgan? Apa kau punya bukti bahwa aku yang menculiknya?" Tanyaku.

"Setelah investigasi panjang, sidik jarimu dan sidik jari Mark Fennhoff berada di rumahnya." Katanya.

"Oke, kau tahu Johann Fennhoff? Ia menghipnotisku. Ia dan Mark Fennhoff yang menculik Morgan. Bahkan beberapa hari lalu saat apartemennya terbakar, aku di sana untuk menyelamatkannya. Tidak bisakah kau lihat saja rekaman CCTV nya bahwa aku berusaha menyelamatkan anak itu?" Kataku.

"Rekaman CCTV di lorong apartemen Hyperion Heights rusak di hari dimana apartemen itu terbakar." Katanya.

"Dengarkan perkataanmu sendiri. Pikirkan. Aku dijebak oleh seseorang." Jawabku.

"Mohon maaf nona Wilson. Tapi seluruh bukti yang ada menyatakan bahwa kau bekerja sama dengan Johann dan Mark Fennhoff dalam penculikan Morgan Stark. Dan kau juga tertuduh atas pencurian mobil, penyerangan di kediaman Leah, dan pembunuhan Johann Fennhoff." Katanya.

"Semua itu memang aku yang lakukan. Tapi aku tidak menculik Morgan. Dan kau tidak tahu Johann lah orang jahatnya. Aku terpaksa membunuhnya." Kataku.

"Well, Nona Wilson, kau sudah mengakui beberapa tindakan kriminalitasmu. Persidanganmu akan diadakan lusa, kau sudah memiliki pengacara? Atau ingin mendapatkan pengacara dari kami?" Tanya Jimmy padaku. Aku menghela napas panjang. Apa yang harus lakukan. Aku sedikit menggeram kesal.

"Terserah. Dari kalian saja." Jawabku.

Setelah interogasi menyebalkan ini, aku di bawa ke sebuah jeruji sel. Aku duduk sendiri di dalam sel tersebut dan aku menyandarkan kepalaku ke dinding. Ini kali keduanya aku di tahan di dunia ini, tapi sekarang aku tidak punya Peggy Carter yang bisa menyelamatkanku.

White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang