Part 42: Thunderbolts

305 63 16
                                    

Hari-hari pertama di penjara The Raft agak membuat diriku kecewa. Aku kecewa karena aku sudah bertindak bodoh. Seandainya aku tidak se-emosional saat mengetahui hubungan antara Bucky dan Leah. Tapi semakin hari berlalu, aku mulai dapat menenangkan diriku di balik sel ini. Walaupun tidak banyak yang dapat aku lakukan, tetapi mereka memberikan padaku sebuah papan catur yang agak menghiburku. Aku bermain catur dengan diriku sendiri. Aku menggunakan dua kepribadianku yang agak bertolak belakang. Sisi kejamku saat menjadi pembunuh bayaran, aku gunakan sebagai pemain catur berwarna hitam. Sementara sisi dari diriku setelah mengenal Bucky, aku gunakan sebagai pemain catur putih. Sering kali si catur hitam memenangkan pertandingan ini, walau seharusnya catur berwarna putih memiliki kesempatan menang lebih besar karena ia dapat membuka jalan permainan.

Sudah satu hampir satu bulan aku berada di dalam sel, aku tidak banyak berinteraksi dengan orang lain, kecuali dengan para petugas yang selalu memeriksa setiap 6 jam sekali dan saat mereka memberikan makanan untukku. Aku tidak terlalu mempermasalahkan itu, karena aku juga tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang yang tidak aku kenal.

Lampu selku tiba-tiba mati. Aku berdiri dari ranjangku dan melihat ke arah pintu, ternyata bukan selku saja yang mati. Seluruh lampu di penjara mati. Lampu emergency merah menyala dan terus berkedip.

"Sistem akan di mulai ulang dalam waktu 1 menit." Suara komputer terdengar melalui pengeras suara utama.

Dalam gelap dan terang yang terus bergantian karena lampu emergency yang terus berkedip, aku terkejut saat melihat sebuah sosok berdiri dari kejauhan. Figur badannya menunjukkan kalau ia adalah seorang laki-laki. Laki-laki itu berjalan terus mendekat dan sampailah ia di hadapanku.

"Zemo?" Tanyaku.

"Ingatanmu bagus, Nona Wilson." Ujarnya padaku sambil tersenyum.

"Bagaimana kau bisa di sini? Kau bisa keluar?" Tanyaku lagi dengan bingung. Zemo melirik ke belakangku dan melihat papan caturku. Ia kembali tersenyum padaku.

"Aku lihat beberapa minggu ini, kau tidak bisa mengalahkan sisi hitammu ya?" Ucap Zemo saat kembali melihatku.

"Kau lihat? Apa maksudmu?" Kataku.

"Begini, Nona Wilson—"

"[Y/N] saja." Potongku.

"Baik. Begini, [Y/N]. The Raft adalah penjara yang memiliki keamanan tertinggi di dunia. Tapi, pengelola The Raft bukanlah orang yang memiliki kuasa tertinggi. Tidak dibandingkan denganku. Katakanlah aku memiliki wewenang melebihi pengelola yang ada di sini, dan aku menawarkanmu sebuah bantuan." Ucap Zemo dengan serius.

"Aku tidak butuh bantuan apa pun." Sahutku.

"Oke. Aku menawarkanmu sebuah kesepakatan. Anggap saja kesepakatan ini setidaknya akan menyeimbangkan menang-kalah dari kedua sisi caturmu itu." Katanya menggunakan sebuah metafora.

"Jelaskan padaku." Kataku menyuruhnya lebih jelas.

"Well, sepertinya kau tertarik dengan penawaran ini. Mari ikut aku." Ujar Zemo. Seluruh lampu tiba-tiba menyala. Sistem sudah di pulihkan, dan jeruji selku terbuka dengan sendirinya.

Zemo meraih pundakku dan menuntunku untuk berjalan bersamanya. Ia membawaku menyusuri sebuah lorong dan kami menuruni tangga. Ia membawaku ke sebuah ruangan dengan tiga orang yang sudah berada di dalamnya. Mereka duduk di sebuah kursi yang mengelilingi sebuah meja bundar besar di tengahnya. Sampai aku terkejut melihat wajah yang tidak asing bagiku.

"Siapa mereka?" Bisikku pada Zemo.

"Silakan duduk, [Y/N]." Kata Zemo padaku. Aku pun duduk perlahan di salah satu kursi. Aku menatap wajah ketiga orang itu.

"Senang bertemu denganmu kembali, Wilson." Ujar John Walker sambil tersenyum padaku. Aku hanya diam menatapnya dengan serius.

"Kami adalah... Thunderbolts." Kata Zemo yang baru saja menjawab pertanyaanku tadi. Aku pun langsung terkekeh mendengar ucapan Zemo. 

"Apakah ini lelucon?" Celetukku.

"Kami ingin kau bergabung dengan kami. Kami melihat kemampuan berkelahimu yang luar biasa, kami juga mengetahui salah satu rahasiamu, kau tidak dapat mati, kan?" Kata Zemo sambil menyandarkan kedua tangannya di atas meja.

"Untuk apa aku bergabung dengan kalian? Aku hanya akan berada di sini selama empat tahun setengah, atau kurang." Jawabku.

"Banyak hal yang tidak kau ketahui, [Y/N]. Dunia ini tidak bisa aman hanya dengan mengandalkan Avengers." Ujar Zemo.

"Avengers mengalahkan Thanos dan mengembalikan kalian semua." Kataku mengelak.

"Perjanjian Sokovia masih berlaku. Avengers hanyalah tangan kanan pemerintah untuk melakukan pekerjaan kotor." Jawab Zemo.

"Aku tidak tahu apapun tentang perjanjian itu. Tapi anggota geng mu ini hanya akan membawa masalah. Lihatlah dimana kau berdiri, kau merekrut orang dari penjara kelas kakap." Kataku sekali lagi membantah.

"Aku tidak di penjara." Celetuk John padaku.

"Aku mengerti mengapa kau menganggap tim ini buruk. Tapi kau juga harus mengerti, Avengers hanya akan menangani masalah yang bersangkut paut dengan keamanan pemerintah. Lagi pula grup band mereka sudah lama bubar." Ujarnya.

"Karena kau yang memecah mereka." Balasku. Zemo pun sedikit tertawa dengan ucapanku. Ia menghampiriku lebih dekat dan duduk di kursi sampingku. Zemo menggenggam tangan kananku dengan kedua tangannya sambil menatap mataku.

"Itu adalah kesalahanku. Aku mengakui itu. Tapi tim ini, membutuhkan orang dengan kekuatan sepertimu. Kami membutuhkan dirimu untuk menyelamatkan orang-orang yang tidak dapat dilindungi oleh Avengers, bahkan pemerintah." Katanya dengan lembut.

"Menyelamatkan orang-orang? Seperti siapa?" Kataku.

"Seperti dirimu." Jawab salah satu orang lainnya yang duduk di hadapanku. Seorang wanita dengan kemeja berkelas dan memiliki cat biru di sehelai rambutnya. Wanita tersebut mengeluarkan sesuatu dari bawah meja dan meletakkannya di atas meja. Tongkat vibraniumku.

"Dari mana kau mendapatkan ini?" Tanyaku saat wanita tersebut mendorong tongkatku di atas meja.

"Aku mendapatkan benda itu dari temanku di CIA. Pemerintah berniat mengambil hak milik tongkatmu." Jawab wanita itu.

Baru saja aku memegang tongkatku. Zemo langsung mengambil tongkat tersebut dariku perlahan.

"Jadi. Bagaimana pendapatmu? Kau bergabung? Atau tidak?" Tanya Zemo.

Next part, tergantung jawaban dari komen kalian.
Apakah kalian mau join Thunderbolts atau tidak?

Author's Note:
Thunderbolts adalah kumpulan villain/anti hero/anti villain (tergantung siapa pemimpinnya) dari komik Marvel. Thunderbolts di komik sudah beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan. Beberapa anggota yang pernah ada di dalamnya: Baron/Helmut Zemo, Black Widow, Hawkeye, Winter Soldier, Deadpool, Red Hulk, dan lainnya.

White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang