White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)

Part 9: A Story About Civil War

Seorang pelayan wanita pun datang menghampiri kami membawakan nampan dengan piring makanan di atasnya. Pelayan itu tersenyum dan meletakkan dua buah piring berisikan roti, telur, dan daging asap. Ia juga memberikan dua gelas cangkir kopi ke atas meja kami. Setelah itu ia pergi meninggalkan kami.

"Makanlah. Aku ingin keluar sebentar mencari udara." Kata Sam padaku dan Bucky. Sam berdiri dan pergi keluar, aku rasa ia hanya ingin membuat aku dan Bucky makan dengan nyaman tanpa dilihat.

"Jangan bilang kau tidak menyukai makanan ini. Kedai makan ini hanya menyediakan sedikit menu sarapan." Kata Bucky saat melihatku belum mengambil sesuap makan pun.

"Tidak, Buck." Kataku sambil tertawa. "Aku akan makan apa pun." Lanjutku dan mulai memakan makanan yang Bucky pesankan untukku.

Saat makan, Bucky beberapa kali mengambil kesempatan untuk menceritakan padaku mengenai kejadian Flag Smasher bulan lalu. Ia juga menceritakan tentang Zemo dan John Walker kepadaku, membuatku semakin mengerti situasi yang terjadi di dunia ini.

Makanan kami hampir habis, dan Sam kembali mendatangi kami dengan membawa segelas kopi yang baru saja ia pesan untuk dirinya sendiri. Ia kembali duduk di hadapan kami.

Beep

Bunyi nada dering terdengar dan bersumber dari ponsel milik Bucky. Ia melihat ke arah layar ponselnya dan ia langsung berdiri.

"Sebentar." Katanya kepadaku dan Sam. Ia pun keluar untuk mengangkat telepon tersebut. Entah mengapa panggilan itu membuatnya terlihat sedikit gugup. Aku melihat ke arah kaca jendela dan melihat Bucky yang sedang menelepon di luar. Ia sesekali melihat ke arahku sambil menelepon, ia terlihat sangat serius.

Sam memiringkan badannya sehinggal kepalanya menghalangi pandanganku dari Bucky. Aku langsung menunduk malu karena ketahuan sedang memperhatikan Bucky dari tadi.

"Jadi bagaimana rasanya memiliki tanggung jawab sebesar itu." Kataku melihat ke arah Sam.

"Menjadi Captain America? Aku akui ini adalah status yang sangat berat. Tapi aku akan bekerja untuk Amerika dengan segala yang kubisa." Jawabnya. "Omong-omong, kau terlihat serasi dengannya." Katanya yang membuatku sedikit terkejut.

"Dengan siapa?" Tanyaku untuk meyakinkan.

"Dengan Zemo. Tentu saja, dengan Bucky." Sahutnya sambil tertawa. Aku pun sedikit terkekeh mendengarnya.

"Tidak ada apa-apa di antara kami." Jawabku berbohong. Bahkan aku datang ke dunia ini hanya untuk Bucky, walaupun aku tidak tahu akankah Bucky melakukan hal yang sama kepadaku.

"Oh ya, bolehkah aku bertanya mengenai Zemo? Tadi Bucky sempat bilang kepadaku kalau Zemo pernah membuatnya hampir terbunuh. Apa yang terjadi?" Tanyaku.

"Beberapa tahun silam. Zemo berusaha memecah belah Avengers hanya karena ia membenci kami. Ia menyalahkan Avengers atas kematian keluarganya dan ia membangkitkan Winter Soldier padahal saat itu Bucky sudah tersadar. Membuat Bucky tertuduh atas kematian Raja Wakanda. Dan ia berhasil membuat Avengers terpecah menjadi kubu Steve dan Tony Stark." Kata Sam menjelaskan secara singkat dan padat.

"Winter Soldier masih bisa aktif?" Tanyaku kembali.

"Aku rasa tidak. Programnya sudah dimatikan karena tangan silver Bucky sudah diganti oleh orang Wakanda. Jaga saja ia, Bucky sudah melalui terlalu banyak tantangan dan pertarungan. Ia layak untuk mendapat apa yang seharusnya ia rasakan. Kau tahu, betapa beratnya ia harus meninggalkan seluruh kehidupannya di tahun 40-an. Dan ia tersadar menjadi pembunuh di tahun ini. Hanya Steve yang ia kenal dan ternyata Steve juga sudah tidak ada di sini sekarang." Kata Sam yang kemudian menoleh ke belakang melihat ke arah Bucky di luar.

Aku dapat merasakan betapa tulusnya pertemanan antara Sam dan Bucky. Aku pun tersenyum mendengar ucapan Sam.