[Y/N]'s POV
Aku membuka mataku perlahan dan merasakan penglihatanku berputar. Aku mencoba fokus pada apa yang kulihat dan seketika dunia yang berputar ini menjadi fokus saat aku melihat wajah seorang yang aku kenal. Aku melihat Bucky di sampingku yang sedang menatapku. Aku pun langsung sadar dengan apa yang sudah terjadi.
"Oh. Syukurlah." Kata seorang pria yang sangat aku hafal suaranya. Aku melihat ke arah kananku dan di situlah ayahku. Aku langsung memeluk ayahku karena untuk pertama kalinya, aku merasa kematian benar-benar dekat pada diriku. "Kau baik-baik saja?" Tanya ayahku padaku.
"Ya." Jawabku singkat dalam pelukan ayahku. Aku pun melepas pelukanku dan melihat ke arah Bucky. Aku pun teringat dengan kejadian semalam karena semua luka yang dimiliki oleh Bucky.
"Apakah kau sudah mengenaliku?" Tanya Bucky yang terlihat ragu.
"Ya. Maafkan aku soal Leah." Kataku yang masih dingin dengan Bucky. "Apakah ia baik-baik saja?" Tanyaku pada Bucky menatapnya dengan agak sinis.
"Ya, ayahmu membawanya pergi ke rumah keluarganya." Jawab Bucky yang mulai menyadari kalau aku masih belum bisa memaafkannya. Aku pun mengangguk bersyukur ternyata Leah tidak apa-apa. Ya mungkin aku memberinya sedikit trauma.
"Sam?" Kataku saat melihat Sam baru masuk ke ruangan ini.
"Selamat datang kembali." Kata Sam sambil tersenyum.
"Bisakah kau jelaskan apa yang terjadi padamu?" Tanya ayahku padaku.
"Aku akan jelaskan semuanya, tapi aku benar-benar butuh makanan saat ini." Kataku yang sudah mulai merasakan perutku kelaparan.
Aku makan dengan sangat lahap sup yang ayahku belikan sambil memproses kejadian yang semalam terjadi pada diriku. Memang agak tidak nyaman makan dengan tiga orang yang sedang menatapku seperti ini, tapi aku sudah sangat lapar. Dengan cepat aku menghabiskan makananku.
"Oke, aku akan jelaskan semuanya. Jadi... aku mendapatkan misi dari seseorang. Awalnya aku tidak tahu siapa orang itu dan aku tidak tahu siapa targetku. Aku hanya dikirimi sebuah paket dengan senjata dan tablet yang berisi lokasi GPS dari targetku. Jadi saat aku mendatangi rumah targetku... aku melihat fotomu di rumahnya." Kataku sambil melihat ke arah Bucky saat menyebut tentang fotonya.
"Lalu?" Tanya ayahku.
"Kemudian aku melihat ternyata itu... Leah. Aku langsung membatalkan misiku dan menghubungi orang yang memberikan aku misi itu. Aku menemuinya dan ternyata ia adlaah ayah dari Mark Fennhoff." Kataku menjelaskan.
"Mark Fennhoff dari Sword?" Tanya Bucky dengan wajah serius.
"Ya. Ayahnya adalah seorang psikiater. Aku tidak tahu bagaimana Mark dan ayahnya mengetahui tentang kondisiku saat itu dan... mungkin kalian tidak akan percaya, tetapi pria ini menghipnotisku. Ia menghipnotisku untuk membunuh Leah. Dan saat semalam aku kabur ke tempatnya, ia menghipnotisku kembali, aku rasa ia yang membunuhku." Ujarku mencoba meyakinkan mereka.
"Aku percaya. Kau memang terlihat seperti psikopat semalam." Kata Bucky kepadaku.
"Dan mengapa psikiater itu menginginkan kematian Leah?" Tanya Sam mengerutkan dahinya. Aku pun menggelengkan kepalaku tidak tahu.
"Apakah ada yang ia bicarakan tentang Leah?" Tanya Bucky. Aku tetap menggelengkan kepalaku, karena memang itu yang aku ingat. "Atau apa yang kau ingat sebelum ia membunuhmu?" Tanya Bucky kembali.
"Um... Ia mengatakan... ia ingin mengubah rencananya. Oh, ia mengatakan itu saat aku bilang kepadanya kalau... kau mencintaiku." Kataku yang tiba-tiba ingat dengan perkataan itu. Bucky agak terkejut. Melihat lukanya kembali, aku pun kembali ingat dengan perkataan Johann. "Satu lagi. Fennhoff menghipnotisku untuk tidak membunuh James Bucky Barnes. Maka dari itu semalam aku berhenti menyerangmu dan kabur." Lanjutku.
Bucky berdiri dari duduknya dan berjalan mondar-mandir mencoba berpikir apa yang kemungkinan terjadi. Sam dan Ayahku juga diam tak berkutik ikut menganalisis kemungkinan apa yang terjadi.
"Aku tahu kemana ini arahnya." Celetuk Bucky yang tiba-tiba berhenti dari mondar-mandirnya. Bucky segera mengambil sebuah tablet di lacinya dan menyalakan tablet tersebut. Ia terlihat sangat fokus untuk mencari sebuah informasi dari tablet tersebut. "Siapa nama depannya?" Tanya Bucky.
"Johann. Johann Fennhoff." Jawabku pada Bucky. Bucky menulis nama tersebut dan mencari informasi dari itu.
"Bagaimana ia masih hidup? Ia lahir tahun 1882." Gumam Bucky bertanya-tanya. Mendengar hal itu pun aku penasaran dan mendekati Bucky untuk melihat tabletnya.
"Hydra?" tanyaku pada Bucky. Bucky menggelengkan kepalanya, ternyata bukan Hydra. "Lihat, ia sudah ditangkap oleh Peggy Carter." Kataku menunjuk ke sebuah informasi pada tablet Bucky.
"Perjanjian penukaran senjata mekanik dan biologis oleh Hydra dan Leviathan. Tentu saja. Ia dan Zola pernah bekerja sama. Aku menduga kalau Zola memberikan sebuah serum atau semacamnya yang membuat Johann berumur panjang." Ujar Bucky.
"Dari mana tabletmu mendapatkan semua informasi ini?" Tanyaku.
"Tablet ini dulunya milik Hydra. Kau tahulah, aku mencuri banyak aset milik Hydra saat mereka hancur." Jawab Bucky.
"Jadi Leviathan merupakan bagian dari Hydra?" tanya Sam. Ia sepertinya agak mengerti perihal masalah Hydra.
"Tidak, tetapi mereka bekerja sama. Leviathan adalah organisasi yang cenderung bergerak dalam bidang teknologi dan sains." Jawab Bucky. Rupanya ia tahu banyak mengenai hal ini. Aku rasa karena ia pernah menjadi bagian besar dari Hydra.
"Jadi haruskah kita menghubungi Shield untuk menyelidiki Fennhoff?" Tanyaku.
"Kau serius?" Ujar Bucky melihat ke arahku. Aku memang serius.
"Shield sudah ditutup paksa oleh pemerintah. Mereka sudah tidak berorganisasi lagi semenjak perjanjian Sokovia oleh PBB." Jawab Sam. Oh, aku memang tidak tahu mengenai hal ini.
"Maka dari itu ada Sword. Mereka semacam menggantikan peran Shield." Lanjut Bucky.
"Oke, oke. Aku mengerti. Jadi apa rencananya? Captain?" Kataku pada Sam. Karena di dunia ini biasanya aku hanya mengikuti apa yang Steve katakan sebagai Captain. Oh, aku merindukannya.
"Jangan berharap banyak dengan Captain ini. Ia tidak terlalu banyak memikirkan rencana." Sahut Bucky.
"Kau serius, Buck?" kata Sam dengan raut wajah datar. "Baiklah. Aku akan mencari tahu tentang Leviathan. Sebelum kalian bertindak apa pun, aku harus memastikan bahwa tidak ada ancaman lain yang akan membahayakan." Lanjut Sam.
Aku melirik ke arah Bucky yang terlihat gusar. Aku rasa ia se pemikiran denganku, tadinya aku ingin langsung bertindak untuk menginterogasi Johann. Tapi Sam ada benarnya, mungkin saja Johann memiliki backup dari organisasi Leviathan atau semacamnya.
Author's Note:
Leviathan adalah agen spionase dan sains milik Soviet (Russia).
And yes, S.H.I.E.L.D sudah tidak beroperasi, kalopun emang beroperasi, itu "diam2" kayaknya deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)
FanfictionSEQUEL DARI CAPTAIN AMERICA: ANOTHER WOLD SINOPSIS: Setelah perjuangan hebat untuk menerima dirinya sendiri, Bucky Barnes mulai menjalani kehidupan normal. Akan tetapi perpisahan yang terjadi karena "permasalahan multiverse" antara Bucky dan [Y/N]...