Part 11: New Apartment

413 84 2
                                    

Aku pun hendak pergi ke kamar Bucky untuk menemuinya. Baru saja aku berdiri, Bucky keluar dari kamarnya.

"Buck." Kataku sambil menghampirinya. "Aku akan pergi." Lanjutku.

"Pergi ke mana?" Tanya Bucky agak bingung.

"Aku ingin melihat langsung apartemen ini." Kataku sambil memperlihatkan kepada Bucky foto dari apartemen yang tadi aku pilih.

"Tapi aku baru saja memintamu untuk tinggal di sini." Ujar Bucky semakin bingung.

"Tidak, Bukan untukku. Aku akan menyewa tempat ini untuk ayahku. Dan tempat ini dekat dengan rumah Peter Parker. Sekalian saja bertemu ayahku sebentar nanti." Jawabku. Bucky pun sedikit tertawa karena ucapanku.

"Kau terdengar seperti sedang mengusir ayahmu dari sini." Katanya. Bucky benar juga. Tapi aku tetap bersikeras untuk menyewa apartemen itu. "Um... Queens lumayan jauh dari sini. Aku akan mengantarmu kalau begitu" lanjutnya saat membaca informasi tentang apartemen itu.

"Tidak usah. Aku tahu rute perjalanan kereta dari Brooklyn ke Queens, kau tahu kan New York juga tempat tinggalku di duniaku." Kataku.

"Diam." Kata Bucky yang langsung mengambil jaketnya.

Aku masih berdiri di tempatku melihat Bucky memakai jaketnya. Aku benar-benar tidak ingin merepotkannya. Bucky pun tersadar kalau aku masih terdiam melihatnya. Bucky mendongakkan kepalanya ke atas dan berjalan ke belakangku. Ia meletakkan kedua tangannya di pundakku dan mendorongku untuk berjalan.

"Ayolah Deadpool Lady" Katanya. Aku pun terpaksa bergerak karena dorongan tangan Bucky di pundakku dari belakang. Aku tersenyum dengan cara Bucky yang memaksaku seperti ini.

Bucky masih meletakkan tangannya di pundakku dan mengarahkanku ke sofa untuk mengambil jaketku. Aku pun mengambil jaketku dan membawa jaket itu di tanganku. Bucky kembali mengarahkanku untuk berjalan ke arah pintu. "Buck." Keluhku kepada Bucky yang masih menuntunku seperti ini.

Ia malah mencengkeram leherku dari belakang. Aku mendongakkan kepalaku geli dan sedikit menggeliat ke samping untuk menjauhkan tangan Bucky dari leher dan pundakku. Ia tersenyum kemudian merangkulku dan kami pun turun ke garasi di bawah.

"Sepertinya aku akan membeli helm untukku." Kataku saat Bucky memberikan helmnya lagi untuk aku pakai.

"Ide bagus." Jawabnya sambil sedikit tersenyum. Aku pun memakai helm tersebut dan naik ke motor setelah Bucky. Aku meletakkan kedua tanganku di pinggang Bucky dan kami pun berangkat.

Kami menempuh perjalanan selama setengah jam lebih dan aku melihat dari GPS untuk mengetahui lokasi persis apartemen tersebut. Aku melihat sebuah bangunan 4 lantai persis seperti di internet. Aku pun yakin bahwa ini adalah tempatnya. Kami berhenti dan memarkirkan motor di pinggir jalan.

Aku melangkahkan kakiku naik ke beberapa anak tangga sampai aku masuk dan melihat seorang penjaga di balik meja front desk. Perempuan yang menjaga itu tersenyum kepadaku dan Bucky.

"Selamat sore, ada yang bisa kubantu?" Katanya menyapa.

"Uh... Aku melihat ini di internet, aku ingin menyewanya." Kataku tanpa basa-basi sambil memperlihatkan ponselku dengan informasi mengenai apartemen ini.

"Oh, tentu saja. Mari, aku antar untuk melihat-lihat." Katanya.

Perempuan itu mengantarkanku untuk melihat isi apartemen ini. Terdapat sembilan apartemen di gedung ini, dan hanya ada 3 yang kosong di lantai 3 dan lantai 4. Aku pun masuk ke dalam apartemen yang kosong tersebut dan melihat ruangan persis seperti di gambar.

Setelah memberikan tur singkat dan menjelaskan tentang apartemen di sini. Kami pun kembali ke bawah dan ia mengantarkan kami ke ruang kantor kecil. Perempuan tersebut melakukan panggilan telepon untuk mengurus penyewaan apartemenku. Aku memutuskan untuk mengambil apartemen di lantai 3.

"Aku ingin keluar sebentar, nanti aku kembali lagi." Kataku kepada perempuan tersebut. Perempuan itu tersenyum dan aku langsung menarik tangan Bucky untuk keluar.

"Kenapa?" Tanya Bucky saat kami berada di luar kantor.

"Betapa idiotnya aku. Aku tidak punya kartu ID di sini." Kataku sedikit panik. Bucky pun langsung tertawa sedikit.

"Tadi itulah yang aku pikirkan saat kau bilang ingin menyewa apartemen. Tapi aku diam saja menunggumu sadar." Katanya dengan sedikit meledek. Ia lagsung mengeluarkan dompet dari sakunya dan mengeluarkan kartu ID nya dari dompet. "Aku tahu kau membutuhkan ini, kan." Lanjutnya.

"Ya. Terima kasih banyak, Buck." Kataku padanya.

"Ini adalah salah satu alasanku mengantarmu, gadis idiot." Ledeknya. Aku membelalakkan mataku kepada Bucky. Tapi ternyata ucapan itu membuatku senang. Setidaknya kami kembali seperti dulu. Aku sangat merindukan ini.

Setelah mengurus seluruh data dan pembiayaan, perempuan tersebut mengatakan kalau apartemen baru akan bisa ditempati besok karena ada beberapa hal yang masih perlu diurus olehnya. 

White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang