Aku pun langsung menghubungi nomor orang yang menyuruhku. Tidak butuh waktu lama sampai ia mengangkatnya.
"Nona Wilson, aku tidak sangka kau akan menyelesaikan misinya secepat ini." Jawab seorang pria yang menyuruhku kemarin.
"Aku ingin menemuimu." Kataku tanpa basa-basi. Aku benar-benar ingin menemuinya dan mengetahui siapakah pria ini.
"Tenang saja, bayaranmu akan sampai segera." Katanya menjawab.
"Aku tidak menanyai bayaran. Aku ingin mengetahui mengapa Leah adalah targetku." Kataku padanya di telepon.
"Nona Wilson. Apakah misimu sudah selesai?" Tanyanya yang terdengar ragu.
"Aku tidak membunuhnya. Aku tidak mungkin akan menerima misimu jika aku tahu bahwa targetnya adalah Leah." Kataku dengan emosi. "Sekarang katakan di mana lokasimu, aku ingin menemuimu." Lanjutku.
"Um... kau ingin menemuiku? Dengan senang hati akan kuizinkan, Nona Wilson. Akan aku kirim lokasiku." Ujarnya. Ia langsung mematikan panggilan teleponnya.
Mengapa semudah itu ia mengiyakanku untuk bertemu dengannya? Ponselku pun bergetar dan nomor dari pria tadi mengirimkanku alamatnya.
55 Hyperion Heights Apartment Floor 18
Aku pun tanpa berpikir panjang langsung mencari alamat tersebut di GPS kemudian menyalakan mobil curian ini dengan cara tadi. Aku langsung menancapkan gas dan berangkat. Dengan perasaan campur aduk aku bergegas dan akhirnya aku pun sampai.
Aku turun dari mobil, membawa senjata-senjataku dan membanting pintu mobil menutupnya. Aku berjalan dengan cepat dan pasti ke dalam apartemen. Aku memasuki lift dan menekan tombol 18. Karena hari sudah sangat malam, tidak ada siapa pun bersamaku di lift.
Ting
Pintu lift terbuka dan aku langsung melangkahkan kaki keluar. Aku menyusuri koridor dengan desain modern ini dan mencari unit nomor 55. Dan aku pun sampai di depan pintunya. Aku mengambil napas panjang kemudian mengetuk pintunya yang mewah.
Beberapa saat kemudian seorang pria paruh baya membuka pintu dan melihatku. Ia tersenyum dan langsung mengizinkanku masuk. Aku mencengkeram tongkat vibraniumku di dalam sweater dengan kencang untuk berjaga-jaga se-andainya ada sesuatu yang membahayakan.
"Silakan duduk Nona Wilson. Ingin minum apa?" Katanya sambil tersenyum. Aku hanya diam memerhatikannya berjalan ke arah kabinet dapur. "Tidak perlu ragu. Minuman yang akan kutawarkan pasti aman." Lanjutnya.
"Tidak usah. Aku hanya ingin bicara." Elakku masih menatapnya waspada. Ia terkekeh dan berjalan ke arahku. Ia duduk di sofa hadapanku dan mempersilakan kembali aku untuk duduk. Aku pun duduk di hadapannya.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya pria itu padaku.
"Siapa dirimu? Dari mana kau bisa mengetahui diriku? Dan mengapa kau ingin Leah mati?" Tanyaku padanya.
"Pertama-tama, aku ingin dirimu untuk rileks. Aku dapat melihatmu sangat tegang sambil memegang erat senjatamu di dalam jaket itu." Katanya menunjuk ke tanganku di dalam kantung jaket. Aku pun langsung melepas tongkatku dan mengeluarkan tanganku untuk mengikuti maunya. Aku duduk dengan tegak sambil menatapnya serius.
"Oke, sekarang jawab pertanyaanku tadi." Sahutku menatap matanya.
"[Y/N] Wilson. Mantan seorang pembunuh bayaran. Oh, bukan mantan. Maksudku seorang pembunuh bayaran yang tidak dapat menyelesaikan tugasnya karena targetnya adalah kekasih dari partner kerjanya." Katanya yang malah membahas diriku. Aku langsung berdiri dan menghampirinya, menyulutkan lehernya menggunakan tongkatku untuk mengancamnya.
"Kau tidak menjawab pertanyaanku." Bentakku karena aku sudah cukup mendengar basa-basinya. Pria itu mendongak untuk menjauhkan tongkatku dari lehernya. "Dan kau tidak ingin aku menusuk lehermu dengan memutar tongkat ini." Lanjutku mengancamnya.
"Oke. Oke, Nona Wilson. Aku tidak akan menjawabnya dengan keadaan seperti ini." Katanya memegang tongkatku. Aku langsung menarik tongkatku dan kembali duduk di hadapannya. "Namaku Johann Fennhoff. Aku adalah seorang psikiater, aku seorang dokter." Jawabnya.
"Fennhoff?" Tanyaku teringat dengan salah satu anak didikku di Sword yang waktu itu pingsan melawan Teresa. Kau ada hubungan dengan Mark Fennhoff?" lanjutku bertanya.
"Mark adalah putraku." Jawabnya sambil tersenyum. Pantas saja pria ini mengetahui tentang diriku. Sword pernah menyuruhku dan Bucky mengisi lembar pernyataan semua perbuatan yang kami lakukan. Bucky dengan program Winter Soldiernya dan aku dengan pekerjaan pembunuh bayaranku tertulis pada sebuah file di Sword. Mark pasti membacanya. Tapi bagaimana ia tahu bahwa aku sedang dalam kondisi seperti ini dan bertekad kembali menjadi pembunuh bayaran?
"Dan mengapa kau ingin membunuh Leah?" tanyaku lagi karena itu adalah satu-satunya pertanyaan yang belum terjawab darinya.
"Untuk menjawab itu, aku ingin kau fokus padaku. Fokus pada suaraku." Jawabnya. Perkataannya membuatku memerhatikan dirinya lebih dalam. Aku menatap matanya dan fokus pada suaranya. "Fokus pada suaraku. Kau adalah [Y/N] Wilson. Fokus pada itu. Kau adalah seorang pembunuh bayaran. Fokus pada pembunuh bayaran." Ucapnya dan membuat pikiranku agak kacau, aku berusaha tidak fokus tapi tidak bisa.
"Hentikan." Geramku berusaha memberontak.
"Fokus padaku. Kau tidak akan menyakitiku dan kau akan menganggapku sebagai seorang teman. Fokus pada itu." Katanya dengan suara jam berdetik dengan keras mengiringi suaranya. "Sekarang kembali fokus pada dirimu, kau seorang pembunuh bayaran. Kau akan melawan siapa pun yang menghalangimu. Kau tidak akan peduli walaupun orang yang menghalangimu adalah orang yang kau kenal, kau akan melawannya karena tujuanmu adalah membunuh Leah. Hanya Leah. Dan terserah padamu ingin membunuh siapa pun, kecuali James Bucky Barnes. Kembali fokus padaku, kau akan menuruti segala perintahku tanpa melawanku. Dan kau, tidak akan berteman dengan siapa pun, kecuali diriku. Fokus." Katanya dengan suara yang sangat tenang.
"Hei Johann. Aku akan menemui Leah, aku akan melakukannya" Kataku.
Author's Note:
Johann Fennhoff (Doctor Faustus) adalah seorang psikiatris/dokter yang memiliki kemampuan menghipnotis siapapun dengan kata-kata "Fokus".Character Reference of Fennhoff:
Agent Carter (series)
Marvel Comic (One of The White Wolf enemies)Jangan lupa di vote ya kawan-kawan biar gak sepi-sepi amat ini. Di komen juga gitu biar rame kayak fanfict sebelah :')
KAMU SEDANG MEMBACA
White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)
FanfictionSEQUEL DARI CAPTAIN AMERICA: ANOTHER WOLD SINOPSIS: Setelah perjuangan hebat untuk menerima dirinya sendiri, Bucky Barnes mulai menjalani kehidupan normal. Akan tetapi perpisahan yang terjadi karena "permasalahan multiverse" antara Bucky dan [Y/N]...