Kami semua pun bersiap. Aku akan berangkat bersama Bucky dan ayahku akan menyusul. Aku turun ke bawah bersama Bucky menuju garasi. Ia memanaskan motornya dan aku naik di belakangnya. Bucky menunduk sambil mengegas motornya yang mengeluarkan suara agak bising.
Bucky tidak perlu melihat kartu nama Fennhoff, karena aku masih hafal jalannya menuju tempat Fennhoff. Dan kartu nama itu diberikan kepada ayahku untuknya menyusul.
Sesampainya di apartemen Fennhoff. Kami berdua naik ke lift dengan keadaan gugup. Jujur aku memang gugup karena takut jika Bucky berhasil dipengaruhi oleh Fennhoff. Saat menahan kekuatannya saja Bucky sudah sulit dikalahkan, apalagi jika ia tidak menahannya.
Kami pun berpisah, aku menunjukkan ruangan apartemen Fennhoff. Dan aku pergi ke tangga darurat untuk menunggunya di sana. Aku memasang In Earku yang terkoneksi dengan milik Bucky. Aku duduk di tangga agar dapat lebih berkonsentrasi.
Suara ketukan pintu terdengar dari In Ear, aku rasa Bucky baru saja mengetuk pintu Fennhoff.
"Hai tuan Barnes. Atau harus kupanggil Sersan Barnes?" sapa Fennhoff kepada Bucky.
"James saja." Jawab Bucky dengan suara datar.
"Silakan masuk." Kata Fennhoff. "Duduklah." Lanjutnya. Aku dapat mendengar Bucky menghela napas panjang. "Jadi, bagaimana kabarmu?" Tambah Fennhoff.
"Aku baik. Kurasa." Jawab Bucky singkat. Percakapan Bucky terdengar canggung, karena semua ini hanyalah akting baginya.
"Apakah kau sudah mulai merelakan kepergian orang yang kau sayangi?" Tanya Fennhoff.
"Tentu saja tidak. Kau harusnya lebih tahu." Jawab Bucky.
"Maafkan aku. Kita lanjutkan mengenai ketakutanmu, oke? Mengenai masa lalumu yang kau takuti terulang kembali, bisa kau jelaskan lebih spesifik?" Tanya Fennhoff kepada Bucky. Ayahku pun tiba-tiba datang karena aku sudah memberi tahu posisiku yang sedang berada di tangga darurat. Ayahku langsung duduk di sampingku dan memasang In Earnya.
"Aku tidak ingin terlalu membicarakannya. Kau tahu, Raynor jarang memberikanku pertanyaan sesulit ini. Bisakah kau langsung memberi saran atau semacamnya." Ujar Bucky memancing Fennhoff agar lebih cepat to the point.
"Baiklah. Kau bisa fokus pada suaraku?" Tanya Fennhoff. Oke, ini saatnya.
"Bucky. Fennhoff akan memulai. Dengarkan saja perkataanku, dan biarkan ayahku yang mencatat apa yang Fennhoff katakan. Kau mengerti?" Kataku pada Bucky.
"Baik James. Sekarang fokus pada suaraku. Aku akan membuatmu tenang." / "Bucky, dengarkan saja suaraku. Aku akan bercerita mengenai masa lalu kita." Kata Fennhoff dan aku bersamaan. Aku sengaja mengatakannya bersamaan agar Bucky tidak dapat fokus pada suara Fennhoff.
"Fokus kepada masa lalumu. James Bucky Barnes. Agen kesayangan milik Hydra yang sangat berharga. Fokus pada itu. Kau adalah Winter Soldier." / "Kau ingat saat kau membantuku dan Steve di ruangan Zola? Saat itu kau diam-diam sudah sadar, tapi kau malah membantu kami."
"Aku ingin sisi Winter Soldiermu kembali. Fokus pada itu." / "Kau menyelamatkan aku dan Steve. Walaupun kau harus mengorbankan dirimu."
Aku mendengar suara geraman Bucky. Rupanya agak sulit mengalahkan suara Fennhoff yang begitu menghipnotis.
"Tidak peduli dengan program Winter Soldier yang telah terhapus, tetapi saat aku mengucapkan kesepuluh kata yang membuat Winter Soldiermu aktif. Kau akan melakukan misi yang aku berikan. Fokus pada itu." / "Dan aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi di masa depan. Dengan lengan yang berbeda. Tetapi karakter yang tetap sama saat kita pertama bertemu."
"Zhelaniye. Semnadtsat." Ucap Fenhoff. Aku mendengar Bucky semakin menggeram.
"Tidak. [Y/N]. Tolong aku." Gumam Bucky yang terdengar ketakutan.
"Bucky! Fokus pada suaraku! Kau tidak akan terpengaruh!" kataku yang mulai agak panik.
"Tidak. Kumohon." Kata Bucky.
"Pech. Rzhaviy. Rasvet." / "Bucky. Dengarkan. Aku mencintaimu."
"Devyat. Dobroserdechniy. Vozvrasheniye. Adin. Tovarniy vagon." / "James Bucky Barnes. Aku mencintaimu. Kau ingat malam sebelum kita melawan Dormammu? Itu adalah malam terbaikku. Aku selalu mencintaimu." Kataku semakin panik, tapi aku memang tulus mengatakannya.
"Soldier?" tanya Fennhoff. Aku sangat khawatir apakah Bucky berhasil atau ia malah terhipnotis dan kembali menjadi Winter Soldier.
"Apa misinya?" Suara Bucky terdengar kaku.
"Aku ingin kau menyusup ke dalam Stark Industries. Aku ingin kau mencuri semua data pada database Stark. Setelah itu aku ingin kau meledakkan seluruh tempat itu." Kata Fennhoff.
"Bucky kau disana?" Tanyaku pada Bucky untuk mengecek keadaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)
FanfictionSEQUEL DARI CAPTAIN AMERICA: ANOTHER WOLD SINOPSIS: Setelah perjuangan hebat untuk menerima dirinya sendiri, Bucky Barnes mulai menjalani kehidupan normal. Akan tetapi perpisahan yang terjadi karena "permasalahan multiverse" antara Bucky dan [Y/N]...