Part 13: Mexican Food Truck

385 81 3
                                    

Keesokkan harinya aku terbangun lagi di kamar tidur Bucky. Aku pun keluar dari kamar tersebut dan melihat Bucky masih tidur di sofa ruang tengah. Aku pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Setelah itu aku pun memutuskan memasak sesuatu untuk sarapan.

Aku melangkahkan kaki mendekati kulkas dan membukanya. Aku memundurkan wajahku terkejut karena tidak ada makanan di dalam sini. Dan yang berada di dalam kulkas adalah beberapa senjata dan bahan peledak. Kulkasnya pun mati. Untuk apa ia menyimpan ini semua di dalam kulkas, aku heran.

Aku menutup kulkas dan rupanya suara dari pintu kulkas membuat Bucky terbangun. Aku menoleh ke belakang dan melihat Bucky sedang mengedipkan matanya beberapa kali untuk membuatnya lebih tersadar.

"Kau mencari makanan di sana?" Tanya Bucky padaku.

"Untuk apa kau menyimpan semua ini di dalam kulkas yang mati?" Heranku pada Bucky. Bucky pun bangun dari tidurnya dan duduk. Melihat sisi yang kosong di sofa tersebut, aku pun menghampiri Bucky dan duduk di sampingnya.

"Karena... aku tidak punya lemari." Jawab Bucky dengan mudah.

"Semenjak kedatanganku 8 bulan lalu. Tidak ada barang apa pun di sini. Mengapa kau tidak membeli furnitur. Setidaknya, lemari." Kataku protes.

"Aku tidak membutuhkan banyak furnitur." Jawabnya lagi sambil tersenyum.

"Yasudah, aku akan keluar membeli sesuatu untuk di masak." Kataku pada Bucky sambil aku bangkit berdiri. Bucky menahan tanganku dan menarikku. Tarikkannya membuatku jatuh dan kembali duduk di sofa.

"Kita makan di luar saja. Tunggu." Kata Bucky yang kemudian bangkit berdiri. Ia pun pergi ke kamar mandi sepertinya untuk bersiap-siap.

Aku pun menunggu Bucky beberapa menit. Setelah Bucky selesai, aku dan Bucky keluar dari apartemennya dan berjalan tempat makan untuk kami sarapan. Aku benar-benar kelaparan.

"Kau suka chinese food?" Tanyaku sambil menunjuk sebuah restoran. Bucky pun menoleh ke arah restoran yang aku tunjuk di samping bar.

"Uh... tidak... um... aku sedang ingin makan makanan meksiko." Jawabnya dan langsung menarik tanganku.

Bucky membawaku ke sebuah food truck yang menjual makanan meksiko. Aku dan Bucky pun mengantre untuk memesan makanan. Setelah giliran kami, aku pun memesan burrito yang sama dengan Bucky. Setelah mendapat makanan kami, kami pun duduk di sebuah meja dan kursi kayu yang berada di dekat food truck tersebut.

Kami memakan makanan kami sambil melihat lingkungan New York. Melihat beberapa skater yang sedang berlatih serta melakukan beberapa trik.

"Apa kau selalu memakai sarung tangan saat di luar?" Tanyaku saat makananku habis.

"Kau pikir nyaman saat orang-orang melihat tanganku yang keren ini?" Ujarnya padaku.

Aku mengerutkan dahiku sambil mengangguk. "Benar juga." Sahutku. "Um... Jadi apa yang biasanya kau lakukan jika tidak ada pertarungan untuk dilawan?" Tanyaku.

"Kau mempercayaiku?" tanya Bucky balik.

"Tentu saja. Apa maksudmu?" Kataku. Bucky mulai mengubah raut wajahnya menjadi serius tetapi agak memelas. Ia menunduk dan memainkan jarinya. Aku melihat dengan jelas ia menarik napas panjang sebelum kembali melihat ke arahku. Ia mendongakkan wajahnya dan menatap mataku dalam.

"Kau tahu? Selama ini aku berjuang untuk memaafkan diriku perihal program winter soldier. Aku berusaha untuk menebus kesalahanku dengan memberi pelajaran kepada mereka yang memberiku misi kejam itu. Bahkan aku memiliki daftar nama mereka. Tapi tidak untuk sekarang, dengan bantuan Sam aku berhasil meyakinkan diriku untuk berbuat yang benar." Katanya sambil sedikit tersenyum saat menyebut nama Sam. "Dan untuk menjawab pertanyaanmu. Itulah yang aku lakukan saat tidak ada pertarungan. Aku mencoba membantu mereka dan keluarga korbanku. Tapi sekarang aku sudah tidak tahu akan melakukan apa." Tambahnya.

"Aku bersyukur kau sudah berhasil melalui semua itu. Aku ikut senang mendengarnya." Kataku.  "Aku tahu apa yang bisa kita lakukan, Buck." Kataku yang tiba-tiba mendapat sebuah ide. Aku menyandarkan badanku pada kursi kayu yang aku duduki sambil menyilangkan tanganku di dada.

Bucky mengerutkan dahinya sambil tersenyum penasaran, "apa?".

"Aku selalu ingin menjadi pelatih." Kataku sambil tersenyum.

"Pelatih? Apa yang bisa kau latih?" Tanya Bucky meledek.

"Ya... bela diri dan semacamnya. Aku tahu memang agak susah mencari sebuah kelas yang akan menerima kita sebagai pelatih. Tapi menurutku itu agak seru." Jawabku.

"Menurutku... itu..." katanya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, "ide bagus."

Percakapan tersebut membuat diriku bersemangat. Karena dengan kedatanganku ke dunia ini yang tanpa rencana, membuat diriku agak kurang bergairah. Maksudku, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan di dunia ini. Dengan tubuh abadiku, aku harus melakukan sesuatu yang bermanfaat.

"Sebenarnya aku memiliki sebuah tawaran kerja seperti itu, dan aku pernah menolaknya." Kata Bucky. Aku mengangkat kedua alisku karena penasaran dan berharap Bucky menjelaskan lebih lanjut. Bucky memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan sebelum menjawab. "Sword. Mereka pernah memintaku untuk melatih anggota dan agen baru. Aku menolaknya karena... aku takut terlalu keras melatih... dan takut kemampuan yang aku ajarkan menjadi boomerang dan membuat mereka menyalahgunakannya."

"Hei, selain melatih fisik mereka. Aku tahu kau mampu melatih pribadi dan karakter mereka. Lihatlah dirimu, kau berhasil kembali menjadi James Buchanan Barnes." Kataku menyemangatinya. Bucky tersenyum lembut karena ucapanku.

"Ya saat mereka merekrutku, aku masih belum seperti ini, bahkan aku masih di awasi oleh pemerintah saat itu." Katanya.

"Omong-omong, apa itu Sword?" Tanyaku karena ini pertama kalinya aku mendengar itu.

"Seperti Shield. Hanya saja berbeda divisi, Sword cenderung lebih menangani ancaman luar angkasa." Jawabnya padaku.

Hari ini dihabiskan oleh aku dan Bucky menjelajah kota New York, bersantai sambil mengobrol. Obrolan kami berganti-ganti. Mulai dari kehidupannya di tahun 40-an, duniaku yang penuh dengan manusia mutan, Steve, bahkan kejadian yang pernah dialami oleh Avengers beberapa tahun silam. Bucky bercerita panjang lebar dan aku berasa sedang menyaksikan sebuah film. 

White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang